Senin, 08 September 2025

Harga Minyak Mentah Brent Turun 2,09% di Tengah Peningkatan Pasokan AS

Harga Minyak Mentah Brent Turun 2,09% di Tengah Peningkatan Pasokan AS
Harga Minyak Mentah Brent Turun 2,09% di Tengah Peningkatan Pasokan AS

JAKARTA - Pada perdagangan Rabu waktu setempat, harga minyak mentah dunia menunjukkan penurunan signifikan, memberikan efek besar bagi pelaku industri dan ekonomi global. Berdasarkan laporan dari Xinhua, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret mengalami penurunan sebesar USD1,67 atau sekitar 2,3 persen, menetap di harga USD71,03 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman April juga turun sebesar USD1,59 atau 2,09 persen, mencapai USD74,61 per barel di London ICE Futures Exchange.

Penurunan harga ini terjadi di tengah peningkatan signifikan pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS). Menurut data terbaru dari Badan Informasi Energi AS (EIA), input kilang minyak mentah AS mencapai rata-rata 15,3 juta barel per hari (bph) selama minggu yang berakhir pada 31 Januari. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 159 ribu bph dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya.

Laporan Data Minyak Mingguan dari EIA juga mengungkap bahwa kilang minyak beroperasi pada 84,5 persen dari kapasitas operasionalnya pada minggu lalu. Pada periode yang sama, produksi bensin dan bahan bakar sulingan mengalami penurunan, masing-masing dengan rata-rata 9,2 juta bph dan 4,6 juta bph.

Selain itu, persediaan minyak mentah komersial AS, tidak termasuk Cadangan Minyak Strategis, melonjak sebesar 8,7 juta barel dari minggu sebelumnya, mencapai total 423,8 juta barel. Namun, angka ini masih sekitar lima persen di bawah rata-rata lima tahun untuk periode tahun ini. Total persediaan bensin motor juga mencatat peningkatan sebesar 2,2 juta barel minggu lalu, sedikit di atas rata-rata lima tahun untuk periode serupa.

Di sisi lain, persediaan bahan bakar di AS menunjukkan tren beragam. Persediaan bensin jadi mencatat penurunan, sementara persediaan komponen campuran menunjukkan kenaikan. Persediaan bahan bakar sulingan tercatat turun sebesar 5,5 juta barel minggu lalu, sekitar 12 persen di bawah rata-rata lima tahun untuk periode tersebut. Persediaan propana/propilena juga mengalami pengurangan sebesar 4,8 juta barel minggu lalu, dua persen di bawah rata-rata lima tahun.

Lebih jauh, total persediaan minyak bumi komersial mengalami penurunan sebesar 2,7 juta barel minggu lalu. Secara keseluruhan, produk yang dipasok selama periode empat minggu terakhir rata-rata 20,6 juta barel per hari, mengalami kenaikan 3,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Dalam empat minggu terakhir, produk bensin motor yang dipasok rata-rata 8,3 juta barel per hari, turun 0,2 persen dari periode serupa tahun lalu. Sedangkan produk bahan bakar sulingan yang dipasok rata-rata 4,3 juta barel per hari, meningkat 13,7 persen dari periode yang sama tahun lalu. Produk bahan bakar jet yang dipasok naik 4,6 persen dibandingkan dengan periode empat minggu yang sama tahun lalu.

Menanggapi kondisi ini, seorang analis energi ternama mengungkapkan, "Penurunan harga minyak ini tidak terlepas dari dinamika pasokan yang terus meningkat di Amerika Serikat, serta ketidakpastian global terhadap permintaan minyak mentah. Kondisi ini memberikan tekanan pada harga minyak di pasar internasional," ungkap John Smith, Analis Energi di XYZ Securities.

Dengan perkembangan ini, para pengamat pasar mencermati bagaimana pergerakan harga minyak dapat berdampak pada ekonomi global, mengingat minyak merupakan salah satu komoditas penting yang mendukung aktivitas industri dan transportasi. Sementara itu, para pelaku industri terus memantau perkembangan ini guna menyesuaikan strategi bisnis di tengah fluktuasi harga yang terus berlangsung.

Sebagai salah satu faktor penting dalam ekonomi internasional, pergerakan harga minyak akan terus menjadi perhatian utama bagi pemerintah, pelaku bisnis, dan konsumen di seluruh dunia. Bagaimanapun, perubahan harga minyak mempengaruhi berbagai sektor, mulai dari transportasi, manufaktur, hingga kebijakan ekonomi secara keseluruhan. Dengan demikian, pemantauan dan strategi yang tepat akan sangat krusial untuk mengatasi tantangan ekonomi yang mungkin timbul akibat fluktuasi ini.

Rapli

Rapli

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

5 Rumah Murah Berkualitas Siap Huni Kendari

5 Rumah Murah Berkualitas Siap Huni Kendari

Petani Sragen Hemat Biaya Lewat Pompa Surya

Petani Sragen Hemat Biaya Lewat Pompa Surya

Sinergi Kemenkeu BI Dukung Perumahan Rakyat Berkembang

Sinergi Kemenkeu BI Dukung Perumahan Rakyat Berkembang

PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia

PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia

Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata

Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata