Bryce Mitchell Jadi Sorotan Setelah Puji Hitler dan Ragukan Fakta Holocaust: Mengapa UFC Tidak Memecatnya?
- Rabu, 05 Februari 2025

JAKARTA - Dalam industri olahraga, kontroversi kadang kala melibatkan perilaku atau ucapan atlet yang bisa memberikan dampak besar pada reputasi mereka maupun organisasi yang menaungi. Baru-baru ini, Bryce Mitchell, seorang petarung yang memiliki reputasi mengesankan di Ultimate Fighting Championship (UFC), menuai kritik tajam setelah mengeluarkan komentar yang memuji Adolf Hitler serta meragukan kebenaran Holocaust dalam sebuah podcast.
Kontroversi Terkait Komentar Bryce Mitchell
Bryce Mitchell menjadi topik perbincangan hangat dalam lingkaran berita dan media sosial setelah pernyataan kontroversialnya tersebar luas. Mitchell, yang dikenal karena keterampilan bertarungnya dalam oktagon, membuat pernyataan yang mengagungkan Adolf Hitler, diktator Jerman yang terkenal karena kekejaman dan genosida selama Perang Dunia II. Tidak hanya itu, ia juga meragukan kebenaran sejarah mengenai Holocaust, peristiwa di mana enam juta orang Yahudi dibantai secara sistematis oleh rezim Nazi.
Reaksi keras datang dari berbagai pihak, termasuk organisasi Yahudi dan aktivis hak asasi manusia, yang mengecam pernyataan Mitchell sebagai bentuk penistaan terhadap sejarah dan penderitaan jutaan orang yang menjadi korban kebijakan brutal Nazi.
Pernyataan Dana White Menjadi Pusat Perhatian
Dalam menanggapi kontroversi tersebut, Presiden UFC Dana White segera memberikan komentarnya. White, yang dikenal karena pendekatannya yang langsung dan tegas, menggambarkan pernyataan Mitchell sebagai "sangat menjijikkan." Namun, terlepas dari komentar keras terhadap pernyataan itu, White memutuskan untuk tidak memecat Mitchell dari jabatannya di UFC.
"Fakta bahwa dia mencoba memusnahkan seluruh kelompok orang adalah hal yang menjijikkan bagi siapa pun untuk berbicara tentang Hitler," kata White, menyoroti pandangan umumnya terhadap tindakan Hitler selama abad ke-20.
Batasan Kebebasan Berekspresi di UFC
Salah satu alasan utama White untuk tidak mengambil tindakan lebih lanjut terhadap Mitchell adalah keyakinannya yang kuat pada prinsip kebebasan berbicara. White dengan konsisten menekankan bahwa meskipun ia tidak setuju dengan pandangan pribadi Mitchell, kebebasan berbicara adalah prinsip yang harus dilindungi dalam semua situasi.
"You tidak bisa hanya memilih dan memilih apa yang anda setujui dalam hal kebijakan berbicara," tegas White. Dia menambahkan bahwa sebagai seseorang yang lahir dan besar di Amerika Serikat, kebebasan berbicara adalah nilai inti yang ia junjung tinggi.
Meskipun kebebasan berbicara penting, komentar Mitchell telah memicu diskusi tentang batasan perilaku publik para atlet. Banyak yang berpendapat bahwa sebagai tokoh publik dengan banyak penggemar, para atlet perlu bertanggung jawab dan peka terhadap dampak kata-kata mereka.
Dampak dan Reaksi dari Komunitas UFC
Kontroversi ini menciptakan dilema bagi UFC, yang berusaha untuk menyeimbangkan antara menghormati kebebasan berbicara dan menjaga citranya sebagai organisasi profesional. Beberapa petarung dan komentator, termasuk mantan juara Michael Bisping, juga terlibat dalam diskusi mengenai implikasi dari kebijakan kebebasan berbicara yang longgar.
Masyarakat umum, khususnya para penggemar UFC, memiliki pandangan yang beragam tentang langkah UFC. Sebagian mendukung kebijakan White yang menghormati kebebasan berbicara sebagai hak dasar, sementara yang lain menganggap bahwa pernyataan semacam itu seharusnya tidak mendapat tempat dalam forum publik.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Manfaat Parkour Bagi Kesehatan Fisik dan Mental
- 09 September 2025
2.
Coba Bungee Jumping Lambat, Adrenalin Tetap Terasa
- 09 September 2025
3.
Bersepeda Menjadi Solusi Tubuh Sehat dan Bugar
- 09 September 2025
4.
Nikmati Laut, Rasakan Manfaat Diving Untuk Tubuh
- 09 September 2025
5.
Mengenal Taekwondo, Latihan Fisik dan Mental Optimal
- 09 September 2025