Bos Pertamina Tanggapi Viral Klaim Kerusakan Mobil akibat Pertamax, Pastikan Kualitas BBM
JAKARTA - Viral di media sosial tentang sejumlah pemilik kendaraan yang mengeluhkan kerusakan mobil mereka yang diduga disebabkan oleh bahan bakar Pertamax. Menanggapi keluhan yang telah menyita perhatian publik ini, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri, dengan cepat merespons dan memberikan klarifikasi terkait isu tersebut.
Video yang ramai dibicarakan tersebut memperlihatkan sejumlah mobil yang mendapatkan perawatan di bengkel Daihatsu Cibinong. Beberapa kendaraan tersebut terpaksa harus dikuras bensinnya karena mengalami masalah yang sama, diduga terkait dengan penggunaan Pertamax.
Pertamina tak tinggal diam dan segera melakukan uji sampel terhadap Pertamax yang dipakai di wilayah Cibinong. Simon Aloysius Mantiri menegaskan, uji tersebut melibatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga terkemuka seperti LAPI ITB dan Lemigas. Hasilnya menunjukkan bahwa Pertamax telah memenuhi semua spesifikasi teknis yang disyaratkan untuk bahan bakar.
"Dalam kaitannya dengan permasalahan yang viral kemarin, Pertamina telah melakukan uji sampel di beberapa SPBU di Cibinong dengan menggandeng LAPI ITB dan Lemigas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Pertamax lolos uji standar untuk digunakan sebagai bahan bakar," kata Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI pada Selasa, 3 Desember 2024.
Lebih lanjut, Simon menekankan bahwa meskipun uji sampel menunjukkan hasil positif, Pertamina tetap tidak akan puas dengan capaian tersebut. Ia berjanji untuk terus mendengarkan masukan dari masyarakat dalam rangka meningkatkan kinerja dan pelayanan.
"Meskipun uji sampel menunjukkan bahwa standar kami sudah sesuai, kami tetap tidak akan berpuas diri. Semua masukan dari masyarakat sangat berharga bagi kami untuk terus memperbaiki layanan dan kinerja," tambah Simon. "Kami memandang bahwa yang paling diuntungkan dari setiap pembenahan yang kami lakukan adalah masyarakat."
Dalam kesempatan tersebut, Simon juga menegaskan bahwa Pertamina akan menggandeng lebih banyak pihak untuk memastikan kualitas bahan bakar yang dipasarkan benar-benar aman dan sesuai standar, baik nasional maupun internasional. Ia berjanji untuk terus berbenah dan mencari solusi terbaik guna menjaga dan meningkatkan mutu produk Pertamina.
"Kami akan terus mencari solusi terbaik dan tidak berhenti pada pencapaian ini saja. Masalah ini bagi kami adalah masukan yang sangat berharga. Fakta dan hasil ilmiah yang berbicara, namun kami tetap akan terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas BBM kami," jelas Simon.
Pernyataan Simon ini didukung oleh Ahli Konversi Energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri. Menurut Tri, hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan dalam BBM jenis Pertamax bukanlah penyebab kerusakan pada mesin kendaraan yang diklaim oleh beberapa pengguna.
"Berdasarkan hasil analisis, senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar Pertamax yang dianalisis," ungkap Tri, membantah klaim yang menyebut Pertamax sebagai penyebab kerusakan mesin.
Dengan pernyataan dari pihak Pertamina dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli, diharapkan isu ini dapat terselesaikan dan kepercayaan publik terhadap produk Pertamina tetap terjaga. Pertamina berkomitmen untuk terus menciptakan inovasi dan memastikan produk-produknya aman serta berkualitas tinggi demi kepentingan masyarakat luas.
Masyarakat, di sisi lain, diimbau untuk tetap cermat dalam menyebarkan informasi dan mengacu pada sumber-sumber yang dapat dipercaya. Di era digital ini, akurasi informasi menjadi sangat penting untuk menghindari kabar yang menyesatkan dan berdampak negatif.
Dengan demikian, Pertamina menegaskan kembali komitmennya untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat dan menerapkan standar tinggi dalam setiap produknya, demi keamanan dan kepuasan konsumen.
Rekomendasi
.jpg)
