Indonesia Siap Menguasai 75% Rantai Pasok Nikel Dunia Peran Strategis dalam Industri Baterai EV

Indonesia Siap Menguasai 75% Rantai Pasok Nikel Dunia Peran Strategis dalam Industri Baterai EV

JAKARTA – Dalam sebuah pernyataan yang mengguncang industri global, Indonesia berpotensi menguasai 75% rantai pasok nikel dunia dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, yang menekankan pentingnya posisi strategis Indonesia dalam memasok nikel, terutama sebagai bahan baku utama untuk baterai kendaraan listrik (EV) di masa depan.

“Peran Indonesia dalam supply chain nikel sangat besar. Diprediksi akan mencapai 75%. Artinya, peran Indonesia sangat strategis dan signifikan dalam pengembangan nikel sebagai bahan baku untuk battery electric vehicle ke depannya,” ucap Hendi saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta pada Rabu, 4 Desember 2024.

Hendi menegaskan, dalam lima tahun ke depan, Indonesia berencana memperkuat pengolahan bahan baku untuk materi baterai EV. Proyek ambisius ini melibatkan pengolahan limonit dari hasil pertambangan nikel menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Langkah ini memungkinkan Indonesia untuk mengubah sumber daya nikel menjadi produk bernilai tinggi, seperti precursor, katoda, dan akhirnya sel baterai, yang sangat penting dalam produksi baterai EV yang efisien dan berkelanjutan.

“Dalam lima tahun ke depan kita akan mengembangkan bahan baku untuk EV battery material. Artinya, kita akan membuat battery chemical dari produk limonit hasil pertambangan nikel,” jelas Hendi sembari menegaskan optimisme masa depan industri baterai EV di Indonesia.


Sebagai bagian dari komitmen hilirisasi, MIND ID fokus mengolah nikel menjadi komponen esensial untuk baterai kendaraan listrik, seperti bahan kimia baterai dan precursor, yang diperlukan untuk memproduksi katoda, sel baterai, dan pada akhirnya baterai EV itu sendiri. MIND ID menjelaskan bahwa hilirisasi bukan sekadar memproduksi produk akhir, tetapi lebih kepada transformasi bahan mentah hasil pertambangan menjadi bahan baku berkualitas yang siap untuk industri.

Sebagai ilustrasi, sektor tembaga di Indonesia juga mengalami transformasi serupa. MIND ID kini memproduksi katoda tembaga yang menjadi bahan baku vital untuk berbagai industri manufaktur global. Di sektor bauksit, penambangan berlanjut dengan pengolahan bauksit menjadi alumina, digunakan dalam proses pembuatan aluminium di smelter, sebuah bukti nyata dari strategi hilirisasi.

“Kalau di masa lalu sebelum ada program hilirisasi kami hanya mengeksplor bahan mentah yang langsung ditambang. Tapi sesudah periode hilirisasi, kami masuk ke kegiatan mengolah bahan mentah hasil pertambangan tadi menjadi bahan baku untuk industri,” ungkap Hendi menyimpulkan dampak positif dari proses hilirisasi yang telah berjalan.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, memiliki posisi yang tidak tertandingi dalam pasar nikel global. Kontribusi ini memberikan kesempatan untuk mendominasi sektor baterai EV global, terutama dengan meningkatnya permintaan untuk kendaraan listrik yang berkelanjutan. Industri nikel Indonesia diprediksi tidak hanya akan meningkatkan pemasukan nasional tetapi juga memberi dampak positif terhadap ekonomi global dengan menyediakan solusi bahan baku bagi pabrikan baterai dunia.

Dengan langkah strategis ini, Indonesia berpotensi bukan hanya menjadi pemimpin di pasar nikel dunia, tetapi juga sebagai pemain kunci dalam penyediaan solusi energi berkelanjutan global. Ke depannya, langkah-langkah seperti yang ditempuh MIND ID akan menjadi contoh transformasi bagaimana sebuah negara dapat memanfaatkan sumber daya alam secara optimal untuk keuntungan ekonomi berjangka panjang, sekaligus berkontribusi terhadap kemajuan teknologi global yang hijau dan lebih bersih.

Secara keseluruhan, Indonesia berada pada posisi unik untuk mengubah wajah industri nikel global. Dengan strategi pengembangan dan hilirisasi yang jelas, serta dukungan infrastruktur dan kebijakan yang tepat, Indonesia tidak hanya akan menguasai rantai pasok nikel, tetapi juga memimpin dalam transisi dunia menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Peran strategis ini tidak hanya penting bagi Indonesia tetapi juga ekonomi global yang sedang bertransisi menuju dekarbonisasi.