PT Freeport Indonesia dan KLH Bersama Pulihkan Ekosistem Mangrove Melalui Program 'Mangrove for Life

PT Freeport Indonesia dan KLH Bersama Pulihkan Ekosistem Mangrove Melalui Program 'Mangrove for Life

TIMIKA – Upaya pemulihan ekosistem mangrove di Indonesia mendapatkan dukungan kuat dari PT Freeport Indonesia (PTFI) yang bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), melalui program ambisius 'Mangrove for Life'. Sebagai langkah awal, kegiatan penanaman mangrove seluas 25 hektare dilakukan di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada minggu ini.

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, hadir secara langsung Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq bersama Direktur & EVP Sustainable Development PTFI Claus Wamafma. Penanaman ini melibatkan banyak pihak termasuk pemerintahan daerah dan manajemen PTFI. "Indonesia memiliki hutan mangrove seluas 3,4 juta hektare, yang terbesar di dunia, dan 23 persen dari populasi globalnya ada di Indonesia. Mangrove sangat penting bagi kehidupan," tutur Hanif Faisol Nurofiq setelah penanaman mangrove.

Tanaman mangrove tidak hanya berperan sebagai penyaring sedimen alami dan polutan tetapi juga mampu menyimpan karbon dalam jumlah besar. Dengan kemampuannya ini, mangrove berperan signifikan dalam menjaga kualitas air dan pengurangan karbon dioksida di atmosfer, yang pada akhirnya membantu memitigasi perubahan iklim. Hanif menambahkan, "Restorasi mangrove harus dilakukan. Kita harus kerja keras. Saat ini Freeport Indonesia menanam 25 hektare (di Deli Serdang) dan kita juga akan mengajak semua pihak untuk berpartisipasi melakukan rehabilitasi maupun restorasi mangrove yang ada di Indonesia."

Claus Wamafma, Direktur & EVP Sustainable Development PTFI, menjelaskan bahwa program 'Mangrove for Life' menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan terhadap pelestarian lingkungan dan ekosistem pesisir. “Upaya ini sekaligus menjadi dukungan kami terhadap Program Nasional Percepatan Rehabilitasi Mangrove di Indonesia. Kami berharap melalui kerja sama dengan KLH, pemulihan ekosistem ini bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat pesisir," kata Claus.

Program 'Mangrove for Life' ini selaras dengan Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani PTFI bersama KLH dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) pada Juni 2023. Komitmen dalam nota tersebut bertujuan untuk mendukung Program Nasional Percepatan Rehabilitasi Mangrove dengan target seluas 2.000 hektare. Sebelum proyek di Deli Serdang, penanaman mangrove seluas 5 hektare juga dilakukan pada 2023 di area pesisir Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur.

PTFI juga bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memetakan lokasi penanaman mangrove potensial yang diusulkan oleh KLH dan BRGM. Hingga kini, mereka telah berhasil mengidentifikasi 834 hektare area yang akan ditanami mulai 2025, tersebar di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Bali, dan Kalimantan Timur.

“Sejak tahun 2005 hingga 2024, PTFI telah melakukan penanaman mangrove di area pesisir di Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) PTFI dengan luasan mencapai 1.088 hektare. PTFI akan terus bersama pemerintah dan masyarakat untuk menanam 10 ribu mangrove hingga tahun 2041,” jelas Claus.

Dalam dunia konservasi dan rehabilitasi ekosistem yang kian penting, kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dipandang sebagai langkah progresif dan signifikan. Sinergi seperti ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat pesisir yang bergantung pada keberadaan ekosistem mangrove yang sehat.