PLN Tingkatkan Penggunaan CCS CCUS untuk Kurangi Emisi Hingga 19 GW pada 2060
- Jumat, 06 Desember 2024

JAKARTA – PT PLN (Persero) dengan tegas menyatakan komitmennya untuk mendukung pencapaian target pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% melalui pasokan energi yang andal, bersih, dan berkelanjutan. Langkah ini merupakan bagian dari transisi energi masif yang diterapkan untuk menghadapi tantangan masa depan. Komitmen tersebut disampaikan dalam acara CEO Insight bertema “Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8%: Sinergi Infrastruktur & Teknologi Inovatif untuk Keberlanjutan Ekonomi”.
Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard menekankan pentingnya transisi energi dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di Indonesia. “Transisi energi akan diarahkan untuk peningkatan penggunaan energi terbarukan dalam berbagai sektor ekonomi, seperti kebijakan carbon credit, pengalihan subsidi bahan bakar fosil ke energi terbarukan, dan peningkatan penggunaan kendaraan listrik,” ungkap Febrian dalam sambutannya.
Febrian menambahkan bahwa upaya dekarbonisasi sektor kelistrikan merupakan hal yang krusial guna mendukung komitmen Indonesia dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. “Pencapaian NZE membutuhkan investasi sebesar Rp794 triliun per tahun sesuai dengan perencanaan dalam dokumen RPJPN 2025-2045,” imbuhnya.
Sebagai langkah konkret, PLN mempersiapkan penggunaan teknologi inovatif untuk menekan emisi karbon di sektor pembangkitan listrik. Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra, menjelaskan bahwa selain menambah pembangkit energi terbarukan (EBT), PLN juga berfokus pada penurunan emisi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang ada. “PLN mempersiapkan pembangkit baru dengan energi terbarukan dan mendukung pembangkit eksisting agar beroperasi dengan emisi yang lebih rendah, menuju Net Zero Emissions pada 2060,” ujar Edwin.
Salah satu strategi unggulan PLN adalah penerapan teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Target PLN adalah menerapkan teknologi ini pada kapasitas 2 GW pada 2040 dan mencapai 19 GW pada 2060.
CCS/CCUS merupakan teknologi yang berfungsi untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan oleh pembangkit listrik. Proses ini melibatkan pemisahan dan penangkapan emisi karbon untuk kemudian disimpan di berbagai lokasi penyimpanan seperti Saline Aquifer. Kapasitas penyimpanan karbon di Saline Aquifer Indonesia diperkirakan mampu mencapai 572 GtCO2.
PLN telah menjalin kemitraan strategis dengan berbagai mitra nasional dan internasional untuk pengembangan teknologi CCS/CCUS di lima pembangkit listrik. Beberapa di antaranya adalah PLTU Suralaya, PLTU Indramayu, dan PLTU Tanjung Jati B, dengan kerjasama bersama perusahaan seperti Karbon Korea Co., Ltd., JERA Co., Inc. Japan, dan PT PLN Enjiniring. Edwin menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan ini, mengingat teknologi CCS/CCUS membutuhkan keahlian tinggi dan dukungan berbagai pihak.
"Kami berharap industri dalam negeri dapat berkembang untuk mendukung teknologi inovatif ini, sehingga mampu mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8%,” tutupnya.
Melalui inisiatif ini, PLN mendukung sepenuhnya komitmen pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Langkah-langkah ini menempatkan PLN di garis depan dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan memastikan ketersediaan energi bersih bagi masa depan Indonesia. Dengan transisi energi yang ramah lingkungan dan teknologi inovatif, PLN berupaya mewujudkan Indonesia yang lebih hijau dan berdaya saing.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
15 Tempat Wisata di Sukabumi 2025 Terbaik yang Indah Untuk Dikunjungi
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!
- 06 September 2025
2.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
3.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
4.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025