Minggu, 07 September 2025

Komitmen Pemerintah Tertibkan Tambang Batu Bara dan Sawit di Kawasan Candi Muaro Jambi

Komitmen Pemerintah Tertibkan Tambang Batu Bara dan Sawit di Kawasan Candi Muaro Jambi
Komitmen Pemerintah Tertibkan Tambang Batu Bara dan Sawit di Kawasan Candi Muaro Jambi

JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah berusaha keras untuk menjaga kelestarian situs bersejarah, salah satunya adalah Kompleks Candi Muaro Jambi di Jambi. Candi yang merupakan peninggalan agama Hindu-Buddha dan disebut sebagai salah satu kompleks percandian terbesar di Asia Tenggara ini kini menjadi fokus revitalisasi oleh Kementerian Kebudayaan dengan target penyelesaian pada Desember 2024.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, dalam sesi wawancara eksklusif bersama Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, menyampaikan optimisme atas proyek ini. "Pembangunan fisiknya itu saya kira akan selesai di akhir Desember ini," ungkap Fadli Zon. Ia menekankan bahwa revitalisasi ini mencakup pembangunan fisik dan penataan kawasan agar berfungsi sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi.

Candi Muaro Jambi yang berlokasi di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, memiliki luas sekitar 4.000 hektar. Kompleks ini akan dilengkapi dengan sebuah museum untuk memamerkan berbagai artefak dan temuan arkeologis yang bercerita tentang sejarah masa lampau Indonesia. Namun, proses revitalisasi ini tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satu kendala utama adalah keberadaan aktivitas pertambangan batu bara dan penanaman kelapa sawit di sekitar cagar budaya tersebut.

Menurut Fadli Zon, aktivitas pertambangan dan penanaman sawit yang mengitari kompleks percandian ini menjadi ancaman serius terhadap keberlanjutan situs bersejarah tersebut. "Memang ada beberapa kendala karena itu cukup besar. Arealnya itu sekitar 4.000 hektare. Tapi juga ada di sekitar itu, paling tidak di 12 situs Candi itu, di sekelilingnya itu masih ada penambangan-penambangan batubara yang stockpile. Dan sekarang juga untuk kelapa sawit. (Bakal) ditertibkan, karena itu masuk wilayah cagar budaya," tegas Fadli.

Stockpile di kawasan tersebut, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara batu bara, menjadi salah satu fokus dari rencana penertiban. Dalam upaya mengamankan kawasan candi dari dampak negatif aktivitas ekonomi tersebut, Menteri Fadli Zon berencana untuk berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri, aparat penegak hukum, dan pihak terkait lainnya. Tujuan utama dari koordinasi ini adalah untuk memastikan kawasan kompleks Candi Muaro Jambi bebas dari aktivitas tambang dan perkebunan yang tidak sejalan dengan pelestarian cagar budaya.

"Itu penting karena itu bagian dari kelestarian," ujar Fadli Zon. Ia juga menyatakan bahwa ada potensi masa depan bagi kompleks percandian ini untuk menjadi sebuah entitas resmi, mungkin dalam bentuk Badan Layanan Umum (BLU). "Karena itu akan menjadi satu situs yang besar," tambahnya. Pendirian BLU ini diharapkan dapat mendukung pengelolaan dan pemeliharaan situs secara lebih terintegrasi dan profesional.

Selain upaya pelestarian fisik, Kompleks Candi Muaro Jambi juga memiliki nilai historis yang signifikan. Berdasarkan penelitian para ahli, kompleks ini diduga dibangun pada abad ke-6 hingga abad ke-13, pada masa Kerajaan Sriwijaya. Pada masa itu, kompleks ini kemungkinan besar berfungsi sebagai pusat studi atau universitas, menjadikannya penting dalam konteks pendidikan dan budaya.

"Ya, kemungkinan besar pada masa itu (Kerajaan Sriwijaya). Bahkan itu boleh dibilang sebagai satu pusat studi atau universitasnya mungkin di masa lalu," jelas Fadli Zon. Pernyataan ini menggambarkan betapa pentingnya keberadaan Candi Muaro Jambi tidak hanya bagi warisan budaya Indonesia tetapi juga sebagai simbol sejarah pendidikan dan peradaban masa lampau.

Dengan beragam tantangan dan potensi yang dimiliki oleh Kompleks Candi Muaro Jambi, komitmen pemerintah untuk merampungkan revitalisasi dan menertibkan aktivitas ekonomi yang merugikan merupakan langkah yang sangat dinantikan. Langkah ini sekaligus menegaskan pentingnya sinergi antara pelestarian warisan budaya dengan kebijakan pembangunan berkelanjutan. Rasanya masyarakat dan dunia sedang menunggu dengan penuh harapan bagaimana sejarah kaya nusantara ini dapat terus dijaga dan dinikmati oleh generasi mendatang.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

AirAsia Buka Penerbangan Semarang Kuala Lumpur

AirAsia Buka Penerbangan Semarang Kuala Lumpur

Cek Besaran Bansos PKH September 2025 Sekarang

Cek Besaran Bansos PKH September 2025 Sekarang

Warga Kotabaru Kini Punya Alternatif Transportasi Publik

Warga Kotabaru Kini Punya Alternatif Transportasi Publik

Skrining BPJS Bantu Deteksi Dini Kesehatan Peserta

Skrining BPJS Bantu Deteksi Dini Kesehatan Peserta

Mobil Listrik GAC Hadirkan Inovasi Ramah Lingkungan

Mobil Listrik GAC Hadirkan Inovasi Ramah Lingkungan