Upaya Peningkatan Produktivitas Petani: Pertamina dan DPR RI Salurkan Alat Konversi BBM ke BBG di Belitung

Upaya Peningkatan Produktivitas Petani: Pertamina dan DPR RI Salurkan Alat Konversi BBM ke BBG di Belitung

BELITUNG– Dalam langkah nyata mendukung penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT), Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel bersama DPR RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyalurkan 350 paket mesin konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) kepada petani di Kabupaten Belitung. Program yang dilaksanakan pada Jumat, 8 Desember 2024, ini merupakan bagian dari upaya nasional untuk mendorong penggunaan BBG yang lebih ramah lingkungan.

Pada tahun sebelumnya, Kabupaten Belitung telah menerima 186 paket konversi BBM ke BBG. Pada 2024, jumlah bantuan tersebut mengalami peningkatan signifikan menjadi 350 paket. Bantuan ini diharapkan membantu para petani dalam mengurangi biaya operasional sekaligus meningkatkan produktivitas mereka.

Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Patijaya, menyatakan bahwa program ini diluncurkan sebagai bagian dari strategi nasional untuk mendukung ketahanan energi serta meringankan beban ekonomi para petani. "Program ini bertujuan mendukung ketahanan energi nasional sekaligus meringankan beban petani. Pemerintah berharap bantuan ini digunakan dengan penuh tanggung jawab demi meningkatkan taraf hidup dan keuntungan ekonomi petani," ungkap Bambang.

Implementasi program ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2019 yang mengatur tentang penyediaan dan pendistribusian LPG 3 kg bagi petani dan nelayan yang menjadi sasaran. Peraturan ini dirancang untuk mengalihkan konsumsi bahan bakar dari BBM ke BBG yang lebih efisien dan murah.

Direktur Perencanaan Infrastruktur Migas, Laode Sulaeman, mengimbau para penerima bantuan untuk menjaga dan memanfaatkan peralatan yang telah diberikan dengan baik. "Kami berharap para petani dapat menggunakan alat ini secara maksimal dan tetap memanfaatkan LPG sebagai bahan bakar," jelas Laode.

Kriteria penerima bantuan ini cukup spesifik, menargetkan petani dengan lahan maksimal 0,5 hektare (2 hektare untuk transmigran), yang mengelola usaha tanaman pangan atau hortikultura secara mandiri, menggunakan mesin pompa berbahan bakar minyak dengan daya maksimal 6,5 HP, dan belum pernah menerima bantuan serupa sebelumnya.

Andrew Wisnuwardhana, Sales Area Manager Retail Bangka Belitung, menekankan pentingnya program ini sebagai bagian dari penugasan pemerintah kepada Pertamina. "Harapan kami, bantuan ini dapat mendukung keberhasilan petani sasaran dalam meningkatkan hasil panen dan membantu mereka menuju kemandirian ekonomi," ungkap Andrew.

Dengan penyaluran bantuan ini, pemerintah optimistis bahwa dampak positif akan dirasakan para petani, terutama dalam hal efisiensi energi serta peningkatan ekonomi lokal. Upaya konversi BBM ke BBG dinilai strategis dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak serta mewujudkan energi yang lebih berkelanjutan.

Dukungan terhadap penggunaan BBG juga sejalan dengan komitmen nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca serta mendorong transisi ke energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Melalui program ini, diharapkan keberhasilan petani tidak hanya terlihat dari hasil panen yang meningkat, tetapi juga dari kemandirian ekonomi yang lebih baik.

Kedepannya, diupayakan agar program ini terus bergulir dan menjangkau lebih banyak petani di seluruh Indonesia, khususnya di daerah-daerah yang masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Pemerintah dan Pertamina berkomitmen untuk memastikan bahwa transisi energi ini berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat, terutama komunitas petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.

Dengan kerja sama yang solid antara pemerintah, DPR, dan Pertamina, langkah ini menjadi bukti bahwa sinergi antar lembaga dan komunitas bisa membawa perubahan signifikan dalam upaya mewujudkan bangsa yang lebih mandiri dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di berbagai pelosok tanah air.