Kilang Plaju: Penopang Utama Ketahanan Energi Nasional
PALEMBANG - Dalam kunjungan reses yang dilaksanakan pada Senin kemarin, Anggota Komisi VI DPR RI untuk Daerah Pemilihan Sumatera Selatan II, Iskandar, menegaskan bahwa Kilang Pertamina Plaju di Palembang tetap menjadi ujung tombak dalam menjaga ketahanan energi nasional hingga akhir 2024. Kilang ini, dengan segala kapasitas dan kemampuannya, masih beroperasi secara optimal serta berperan penting dalam memastikan kestabilan pasokan energi di wilayah-wilayah strategis Indonesia.
"Apresiasi yang luar biasa saya alamatkan kepada Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU III Plaju yang mampu menjaga ketahanan energi nasional," ungkap Iskandar. Pernyataan ini disampaikan dalam kunjungannya ke Kilang Plaju, menggarisbawahi pentingnya peran kilang sebagai aset energi yang tidak hanya strategis namun juga memiliki nilai sejarah tinggi di Indonesia.
Dalam perspektif Iskandar, kilang ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya ketahanan dan swasembada energi untuk Indonesia. Upaya kolaboratif antara pemerintahan dan stakeholders terkait sangat diperlukan untuk mendorong BUMN seperti Pertamina meningkatkan kinerja serta keandalan operasionalnya.
Iskandar mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga Kilang Plaju sebagai warisan berharga. "Kita perlu jaga Kilang Plaju, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi nasional, terutama untuk daerah di Sumbagsel seperti Sumsel, Jambi, Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung," tambahnya. Sebagai mantan Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) selama dua periode, Iskandar menyadari pentingnya kilang ini bagi kesejahteraan regional.
Di sisi lain, General Manager RU III Plaju - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Hermawan Budiantoro, memberikan gambaran rinci mengenai operasi kilang ini. Kilang Plaju, sebagai unit pengolahan di bawah Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, memiliki tugas penting dalam mengolah minyak mentah (crude) menjadi berbagai produk bahan bakar minyak (BBM). Produk tersebut mencakup gasoline (bahan bakar mesin bensin), gasoil (bahan bakar mesin diesel), LPG, serta produk petrokimia lainnya.
"Saat ini, dengan kapasitas pengolahan mencapai 126 ribu barel per hari, Kilang Pertamina Plaju bertugas mengolah crude menjadi berbagai produk guna menjaga ketahanan energi di wilayah Sumbagsel," terang Hermawan. Penjelasan ini menegaskan peranan penting kilang dalam memastikan pasokan energi yang stabil dan berkelanjutan.
Selain produksi BBM, Kilang Pertamina Plaju juga telah menorehkan prestasi melalui produk petrokimia unggulan, yakni biji plastik polypropylene dengan merk dagang Polytam, yang mendapat pengakuan dan penghargaan baik di tingkat nasional maupun internasional. Selama tahun 2024, kilang ini telah menerima 64 penghargaan yang membuktikan kualitas dan kinerjanya.
Hermawan menambahkan bahwa Kilang Pertamina Plaju turut aktif dalam menerapkan prinsip-prinsip ESG (Environmental, Social & Governance), dengan fokus pada keberlanjutan produksi dan operasi yang ramah lingkungan. "Kami berkomitmen untuk menjalankan operasional yang berorientasi pada kesejahteraan sosial serta mengedepankan tata kelola yang baik. Dengan demikian, industri ini tidak hanya aman bagi lingkungan tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat," tambahnya.
Melalui kontribusi nyata dan berkelanjutan, Kilang Plaju tidak hanya memenuhi kebutuhan energi nasional tetapi juga berperan dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Keberadaan kilang ini sebagai pilar utama dalam menjaga ketahanan energi di Indonesia semakin menegaskan pentingnya dukungan dan sinergi dari semua pihak demi masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan demikian, Kilang Plaju membuktikan diri sebagai aset nasional yang patut dibanggakan dan dilindungi untuk kemaslahatan bangsa.
Rekomendasi
