Ekspor Sulawesi Tenggara Tahun 2024 Didominasi Sektor Pertambangan: Aspal Buton Unggul di Pasar Internasional

Ekspor Sulawesi Tenggara Tahun 2024 Didominasi Sektor Pertambangan: Aspal Buton Unggul di Pasar Internasional

KENDARI- Sepanjang tahun 2024, sektor pertambangan menjadi tulang punggung utama dalam total ekspor Sulawesi Tenggara. Terhitung sekitar 82 persen dari total nilai ekspor daerah disumbangkan dari sektor ini, menunjukkan dominasi yang signifikan dibandingkan dengan sektor lainnya. Sementara sektor perikanan dan kelautan menyusul di posisi kedua, dan sektor perkebunan masih tertinggal, terkonsentrasi pada komoditas kelapa tanpa signifikansi perkembangan lain.

Salah satu komoditas pertambangan yang menunjukkan prestasi menonjol adalah Aspal Buton. Komoditas ini menjadi perhatian utama dalam pasar internasional, memperlihatkan potensi besar untuk meningkatkan ekonomi daerah. La Ode Muhammad Fitrah Arysad, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara, mengungkapkan bahwa aspal Buton telah mendapatkan pengakuan global atas kualitas unggulannya.

"Aspal Buton memiliki kualitas unggulan yang telah diakui secara global. Kami telah mengonfirmasi kepada perusahaan eksportir agar kegiatan ini dapat dilakukan secara rutin. Ini merupakan bukti bahwa aspal Buton memiliki potensi besar di pasar internasional," ujar Fitrah.

Aspal Buton, yang merupakan sumber daya alam khas dari Sulawesi Tenggara, dikenal sebagai alternatif berkualitas tinggi terhadap aspal minyak. Aspal jenis ini telah lama menjadi bagian penting dalam industri konstruksi karena kelebihannya dalam kekuatan dan daya tahan. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah, baik pusat maupun daerah, gencar mendorong pemanfaatan aspal Buton tidak hanya untuk proyek infrastruktur dalam negeri, tetapi juga memenuhi kebutuhan internasional.

Lebih lanjut, Fitrah menggarisbawahi pentingnya dukungan pemerintah daerah untuk menjamin keberlanjutan ekspor. Dukungan tersebut terutama terfokus pada penyederhanaan proses perizinan dan optimalisasi akses ekspor. "Kami akan terus mendorong penyederhanaan proses izin dan memberikan akses yang lebih mudah untuk ekspor. Langkah ini sangat penting agar aspal Buton bisa menjadi komoditas ekspor andalan," tambahnya.

Kebijakan ini dianggap krusial untuk memaksimalkan potensi aspal Buton di pasar global, sehingga membawa manfaat ekonomi lebih besar bagi daerah. Harapan besar tumbuh agar upaya ini tidak hanya membuat aspal Buton semakin dikenal luas, tetapi juga menjadikannya sebagai produk unggulan Indonesia dalam sektor infrastruktur. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, diharapkan Sulawesi Tenggara dapat menarik investasi lebih lanjut ke dalam sektor pertambangan, membuka jalan bagi pembangunan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Pengembangan dan promosi aspal Buton juga disebut-sebut akan memberikan dampak positif pada masyarakat lokal, membuka lebih banyak peluang kerja, dan menarik berbagai keahlian serta teknologi baru ke daerah tersebut. Dengan demikian, diharapkan sektor pertambangan tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama tetapi juga penggerak utama kemajuan ekonomi, infrastruktur, dan sosial yang berkelanjutan di Sulawesi Tenggara.

Pemanfaatan optimal aspal Buton adalah bagian dari strategi lebih besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui ekspor produk berkualitas dengan nilai tambah tinggi. Dengan menempatkan aspal Buton dalam posisi strategis di pasar global, pemerintah dan pelaku industri bertujuan untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat dan cita-cita pembangunan nasional.

Dengan komitmen yang terus berlanjut dari semua pihak terkait, diharapkan pada tahun-tahun mendatang, aspal Buton dapat lebih berkontribusi dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam pasar global bahan konstruksi berbasis alam. Aspal Buton, dengan segala keunggulan dan potensinya, kini berdiri sebagai simbol dari upaya regional untuk mencapai kemajuan dan kemandirian ekonomi melalui inovasi dan pemanfaatan sumber daya lokal.