Selasa, 28 Oktober 2025

Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tangguh pada 2025, Bank Mandiri Optimistis terhadap Kinerja Nasional

Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tangguh pada 2025, Bank Mandiri Optimistis terhadap Kinerja Nasional
Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Tangguh pada 2025, Bank Mandiri Optimistis terhadap Kinerja Nasional

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih berlanjut, prospek perekonomian Indonesia dinilai tetap solid sepanjang 2025.
Optimisme ini disampaikan oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI, yang menilai kekuatan indikator makroekonomi menjadi bukti ketahanan ekonomi nasional.

Direktur Commercial Banking Bank Mandiri, Totok Priyambodo, menjelaskan bahwa tren positif dari sejumlah indikator ekonomi memperlihatkan arah yang stabil dan berkelanjutan. “Hal ini tentunya akan baik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional atau GDP di September 2025,” ujarnya dalam paparan kinerja persero kuartal III-2025 yang digelar secara daring, Selasa, 28 Oktober 2025

Menurutnya, sejumlah indikator utama seperti pertumbuhan PDB, inflasi, dan nilai tukar rupiah menunjukkan konsistensi yang kuat. Faktor-faktor tersebut menjadi landasan penting bagi dunia usaha dan sektor keuangan untuk tetap optimistis menatap tahun depan.

Baca Juga

Cicilan Rumah Hanya Rp1,7 Juta, Begini Simulasi KPR Subsidi 10 Tahun

Tren Pertumbuhan Ekonomi Menunjukkan Arah Positif

Bank Mandiri mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi nasional atau produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II-2025 mencapai 4,95 persen, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 4,87 persen. Angka ini juga lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan pada 2020 dan 2021, yang masing-masing berada di level -2,07 persen dan 3,70 persen.

Kinerja tersebut menandakan pemulihan ekonomi yang berkelanjutan setelah beberapa tahun terakhir menghadapi tekanan global dan domestik. Dengan stabilnya kebijakan fiskal dan moneter, roda ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan yang sehat dan berimbang.

“Pertumbuhan ini menjadi sinyal bahwa daya tahan ekonomi kita cukup kuat, meskipun menghadapi tantangan global seperti perlambatan ekonomi di beberapa negara maju,” jelas Totok.

Stabilnya pertumbuhan juga menunjukkan bahwa permintaan domestik tetap terjaga, terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga, investasi sektor swasta, serta belanja pemerintah yang meningkat signifikan menjelang akhir tahun.

Inflasi Terkendali dan Rupiah Tetap Stabil

Selain pertumbuhan PDB, Bank Mandiri juga menyoroti keberhasilan pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga inflasi tetap rendah. Hingga September 2025, tingkat inflasi rata-rata berada di kisaran 2,65 persen, sesuai dengan target yang ditetapkan.

Kondisi ini sejalan dengan langkah Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan (BI-Rate) ke level 4,75 persen. Kebijakan moneter yang akomodatif tersebut turut memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, nilai tukar rupiah juga menunjukkan kestabilan di sekitar Rp16.514 per dolar AS, menandakan pasar keuangan domestik yang tetap solid. Stabilitas nilai tukar ini penting bagi dunia usaha, terutama sektor yang bergantung pada impor bahan baku dan investasi luar negeri.

Totok menambahkan, kombinasi inflasi rendah, kebijakan suku bunga adaptif, serta nilai tukar yang stabil menjadi katalis positif bagi dunia usaha. “Kondisi ini memberikan ruang bagi perbankan untuk menurunkan biaya dana, dengan meningkatnya likuiditas di pasar keuangan,” ujarnya.

Likuiditas Meningkat Dorong Biaya Dana Lebih Efisien

Dalam paparannya, Bank Mandiri mengungkap bahwa peningkatan likuiditas terlihat dari perkembangan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Hingga September 2025, total posisi SRBI mencapai Rp709 triliun, dengan rata-rata yield menurun ke 4,79 persen dari sebelumnya 7,23 persen pada awal tahun.

Penurunan yield SRBI menunjukkan melimpahnya likuiditas di pasar, yang berpotensi menekan biaya dana di sektor perbankan. Hal ini pada akhirnya akan membantu bank untuk menyalurkan kredit dengan bunga yang lebih kompetitif, mendorong investasi dan produktivitas sektor riil.

“Kami melihat ruang yang positif bagi sektor perbankan untuk memperluas pembiayaan produktif. Ini bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif,” tambah Totok.

Dengan kondisi likuiditas yang membaik, Bank Mandiri optimistis sektor keuangan dapat berkontribusi lebih besar terhadap penguatan ekonomi nasional, terutama dalam mendukung pembiayaan industri, UMKM, serta infrastruktur.

Belanja Pemerintah Dorong Aktivitas Ekonomi

Dari sisi fiskal, pemerintah juga menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga momentum pertumbuhan. Data Bank Mandiri mencatat bahwa realisasi belanja pemerintah hingga kuartal III-2025 mencapai Rp2.235 triliun, atau sekitar 62 persen dari total anggaran tahun berjalan.

Peningkatan ini didorong oleh kenaikan belanja kementerian/lembaga yang mencapai Rp801 triliun, serta transfer ke daerah senilai Rp789 triliun. Kenaikan realisasi anggaran tersebut menandakan percepatan proyek-proyek produktif yang mampu menggerakkan roda ekonomi di berbagai wilayah.

“Hal ini tentu dapat meningkatkan permintaan kredit yang bersifat produktif dan padat karya, sehingga turut mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih luas,” kata Totok menegaskan.

Selain mendukung konsumsi domestik, peningkatan belanja pemerintah juga memberikan stimulus tambahan bagi sektor-sektor seperti konstruksi, transportasi, dan manufaktur. Dengan begitu, dampak positifnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Optimisme Menuju Tahun Depan

Dengan berbagai indikator positif tersebut, Bank Mandiri memperkirakan bahwa perekonomian Indonesia akan tetap kuat sepanjang 2025. Stabilitas makroekonomi, pengelolaan fiskal yang prudent, serta dukungan kebijakan moneter yang seimbang diyakini menjadi fondasi utama pertumbuhan yang berkelanjutan.

Meski tantangan global seperti fluktuasi harga komoditas dan ketegangan geopolitik masih berpotensi memengaruhi, namun kekuatan permintaan domestik dan dukungan perbankan nasional menjadi penopang utama ekonomi Indonesia.

Bagi Bank Mandiri, situasi ini juga membuka peluang untuk memperkuat ekspansi bisnis, memperluas kredit produktif, serta berkontribusi terhadap pencapaian target pertumbuhan nasional.

Dengan sinergi antara kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan, Indonesia diyakini mampu menjaga momentum pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di tengah kondisi global yang penuh tantangan.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Saham Emiten Prajogo Pangestu Bergerak Variatif, Peluang dan Tantangan Investor Masih Terbuka

Saham Emiten Prajogo Pangestu Bergerak Variatif, Peluang dan Tantangan Investor Masih Terbuka

KUR BCA 2025: Syarat Mudah dan Simulasi Angsuran Rp350 Juta untuk Modal Usaha

KUR BCA 2025: Syarat Mudah dan Simulasi Angsuran Rp350 Juta untuk Modal Usaha

KUR BNI 2025: Panduan Lengkap Pengajuan Online dan Simulasi Cicilan Hingga Rp500 Juta

KUR BNI 2025: Panduan Lengkap Pengajuan Online dan Simulasi Cicilan Hingga Rp500 Juta

Panduan KUR Mandiri Terbaru: Syarat, Proses Pengajuan, dan Tabel Cicilan UMKM

Panduan KUR Mandiri Terbaru: Syarat, Proses Pengajuan, dan Tabel Cicilan UMKM

KUR BRI 2025: Syarat, Cara Daftar, dan Simulasi Angsuran UMKM

KUR BRI 2025: Syarat, Cara Daftar, dan Simulasi Angsuran UMKM