Selasa, 28 Oktober 2025

Penguatan Bahasa Asing di Indonesia, Prabowo Dorong Pengajaran Bahasa Portugis

Penguatan Bahasa Asing di Indonesia, Prabowo Dorong Pengajaran Bahasa Portugis
Penguatan Bahasa Asing di Indonesia, Prabowo Dorong Pengajaran Bahasa Portugis

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya memperluas penguasaan bahasa asing di Indonesia dengan menyoroti bahasa Portugis sebagai salah satu fokus utama.

Langkah ini diperkenalkan saat pertemuan dengan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, di Istana Merdeka, pada Kamis, 23 Oktober 2025. Inisiatif tersebut bertujuan memperkuat posisi diplomasi Indonesia sekaligus meningkatkan kemampuan generasi muda menghadapi era global.

Pakar pendidikan dan sejarawan, Sumardiansyah Perdana Kusuma, menilai gagasan ini patut dikaji secara mendalam agar tidak hanya menjadi simbol diplomasi belaka. Menurutnya, upaya pengajaran bahasa Portugis harus dilihat dalam dua konteks: kebijakan pendidikan dan diplomasi antarbangsa.

Baca Juga

Investor Bisa Berpaling, Pasar Otomotif Indonesia Dapat Peringatan Serius

Langkah Strategis Presiden untuk Diplomasi Pendidikan

Dari sisi kebijakan, menjadikan bahasa Portugis sebagai bagian dari kurikulum memerlukan persiapan matang. Hal ini meliputi penyesuaian kurikulum, penyusunan bahan ajar, serta kesiapan guru yang benar-benar menguasai bahasa Portugis. “Kalau Portugis dijadikan kurikulum wajib, perlu kajian mendalam mengenai bahan ajar dan sumber daya pengajar. Ini sisi kebijakan,” ujar Sumardiansyah. 

Ia menekankan bahwa penguasaan bahasa asing bukan semata-mata untuk menambah mata pelajaran, tetapi juga strategi diplomasi yang sejalan dengan kepentingan ekonomi dan budaya, serupa seperti penguasaan bahasa Tiongkok atau Arab.

Peningkatan Kompetensi Generasi Muda melalui Bahasa

Di samping dimensi diplomasi, Prabowo menekankan pentingnya penguasaan bahasa asing bagi generasi muda Indonesia. Sumardiansyah menyebutkan bahwa bahasa Portugis dapat mendorong kemampuan poliglot, di mana siswa menguasai lebih dari dua bahasa asing. 

Hal ini membuka peluang besar bagi mahasiswa, terutama terkait akses beasiswa dan pendidikan di luar negeri. Saat ini, jurusan bahasa di SMA masih kalah populer dibandingkan IPA dan IPS, sehingga penguatan bahasa asing dianggap penting untuk menyiapkan generasi muda yang siap bersaing secara global.

Sumardiansyah menegaskan penerapan bahasa Portugis tidak perlu dilakukan secara menyeluruh di seluruh Indonesia. Penerapan selektif lebih relevan, menyesuaikan dengan sejarah dan budaya lokal. Misalnya, wilayah Timur Indonesia seperti Nusa Tenggara Timur dan Maluku memiliki keterkaitan historis dengan Portugis, sehingga pembelajaran bahasa Portugis di daerah tersebut lebih kontekstual. “Bahasa Portugis sebaiknya diajarkan di wilayah yang relevan sejarahnya, seperti bahasa Tetum di Atambua,” ujarnya.

Relevansi Sejarah dan Budaya dalam Pembelajaran

Sejarah Portugis di Indonesia mencakup masa kolonial dan pengaruh budaya yang masih terlihat hingga kini. Contohnya, di Jakarta, khususnya di Kampung Tugu, masih ada komunitas keturunan Portugis atau kaum Mardjikers yang menjadi saksi sejarah panjang interaksi budaya. 

Menurut Sumardiansyah, hal ini menjadi dasar yang kuat untuk pengembangan kurikulum bahasa Portugis secara selektif. Dengan pendekatan ini, pembelajaran tidak hanya mengajarkan bahasa, tetapi juga mengenalkan budaya dan sejarah yang terkait, sehingga relevansi materi bagi siswa meningkat.

Selain itu, integrasi bahasa Portugis ke dalam sistem pendidikan dapat menjadi sarana rekonsiliasi historis antara Indonesia dan Portugis. Hubungan yang panjang sebagai penjajah dan terjajah memberikan peluang diplomasi budaya yang dapat memperkuat hubungan bilateral. Sumardiansyah menegaskan bahwa penerapan bahasa Portugis yang efektif harus didukung kesiapan guru, bahan ajar yang memadai, serta model pengajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.

Integrasi Kurikulum dan Kesiapan Sumber Daya

Penguatan bahasa asing di Indonesia membutuhkan dukungan sistemik dari pemerintah dan lembaga pendidikan. Sumardiansyah menekankan bahwa keberhasilan program bergantung pada kesiapan sumber daya pengajar dan materi ajar yang sesuai. Model penerapan selektif di wilayah yang relevan tidak hanya menjaga kualitas pengajaran, tetapi juga memberikan konteks historis yang kuat.

Secara keseluruhan, langkah Presiden Prabowo mendorong pengajaran bahasa Portugis menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan dapat bersinergi dengan diplomasi budaya. 

Dengan penguasaan bahasa asing yang strategis, generasi muda Indonesia tidak hanya memperoleh kemampuan berbahasa, tetapi juga peluang pendidikan internasional dan pemahaman lintas budaya. Gagasan ini juga membuka jalan bagi rekonsiliasi historis dan penguatan diplomasi melalui pendidikan, sehingga memiliki dampak jangka panjang bagi hubungan Indonesia dengan negara-negara berbahasa Portugis.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kompetisi Coding dan Robotik Kemenpora Dorong Inovasi Pemuda Indonesia

Kompetisi Coding dan Robotik Kemenpora Dorong Inovasi Pemuda Indonesia

Pabrik Mobil Listrik Changan Andalkan AI dan 5G Canggih di Cina

Pabrik Mobil Listrik Changan Andalkan AI dan 5G Canggih di Cina

5 Mobil Listrik Mini Harga Terjangkau untuk Hadapi Kemacetan Kota

5 Mobil Listrik Mini Harga Terjangkau untuk Hadapi Kemacetan Kota

Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Global Tunggu Keputusan OPEC+

Harga Minyak Dunia Melemah, Pasar Global Tunggu Keputusan OPEC+

Kemenhut Perketat Penanganan Tambang Ilegal Mandalika NTB

Kemenhut Perketat Penanganan Tambang Ilegal Mandalika NTB