Kamis, 23 Oktober 2025

Harga Minyak Global Tertekan Awal Pekan Karena Surplus dan Ketegangan Dagang

Harga Minyak Global Tertekan Awal Pekan Karena Surplus dan Ketegangan Dagang
Harga Minyak Global Tertekan Awal Pekan Karena Surplus dan Ketegangan Dagang

JAKARTA - Harga minyak global mengalami penurunan pada awal pekan ini, terdorong oleh kekhawatiran kelebihan pasokan di pasar energi dunia.

Data Reuters mencatat, harga minyak mentah Brent kontrak Januari 2026 turun 24 sen atau 0,4% menjadi US$61,05 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) milik Amerika Serikat melemah 21 sen atau 0,4% ke US$57,33 per barel. Penurunan ini menandai pelemahan tiga minggu berturut-turut setelah kedua acuan minyak tersebut turun lebih dari 2% sepanjang pekan lalu.

Kekhawatiran pasar dipicu oleh laporan International Energy Agency (IEA) yang memproyeksikan terjadinya surplus pasokan minyak global pada 2026. Peningkatan produksi dari negara-negara penghasil minyak, ditambah ketidakpastian ekonomi akibat tensi perdagangan antara AS dan China, membuat investor cenderung menahan posisi.

Baca Juga

10 Aplikasi Fintech di Indonesia 2025: Manakah yang Terbaik?

Analis Fujitomi Securities, Toshitaka Tazawa, menjelaskan, “Tekanan jual dipicu oleh kombinasi produksi yang meningkat dan perlambatan permintaan akibat ketegangan dagang AS–China.” Menurut Tazawa, langkah Amerika Serikat yang menekan pembeli minyak Rusia juga menambah ketidakpastian, terutama menjelang pertemuan puncak Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Konflik Dagang AS-China Memicu Kekhawatiran Ekonomi

Konflik dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah kedua negara saling memberlakukan biaya tambahan untuk pengiriman kargo. Hal ini menimbulkan kekhawatiran gangguan pada arus perdagangan global dan permintaan energi, termasuk minyak mentah. China dan AS sebagai dua konsumen minyak terbesar dunia memiliki peran penting dalam stabilitas harga minyak.

Direktur Jenderal World Trade Organization (WTO) memperingatkan, ketegangan berkepanjangan antara kedua ekonomi terbesar ini berpotensi memangkas output ekonomi global hingga 7% dalam jangka panjang. WTO mendesak kedua negara menurunkan eskalasi ketegangan agar tidak menimbulkan risiko lebih besar pada pasar energi dunia.

Selain itu, Trump dan Putin sepakat untuk menggelar pertemuan puncak baru terkait perang di Ukraina, meskipun AS tetap menekan India dan China agar menghentikan pembelian minyak dari Rusia. Beberapa analis menilai, tekanan AS dan Eropa terhadap pembeli energi di Asia dapat membatasi impor minyak India mulai Desember 2025, sekaligus membuka peluang bagi China memperoleh minyak Rusia dengan harga lebih murah.

Permintaan Energi Global Tertekan Perlambatan Ekonomi

Fluktuasi harga minyak juga diperburuk oleh kekhawatiran perlambatan ekonomi global akibat tensi perdagangan. Investor mengantisipasi kemungkinan penurunan permintaan energi, termasuk minyak, jika ketegangan tidak segera mereda. Di tengah kondisi ini, sebagian pelaku pasar memilih menahan diri untuk melakukan pembelian atau spekulasi besar, sehingga volume perdagangan cenderung rendah dan harga tetap tertekan.

Dari sisi produksi, laporan Baker Hughes menunjukkan bahwa perusahaan energi AS menambah jumlah rig minyak dan gas untuk pertama kali dalam tiga minggu terakhir. Kenaikan aktivitas pengeboran ini menambah pasokan di pasar dan memberikan tekanan tambahan pada harga minyak global.

Prospek Harga Minyak dan Ketidakpastian Pasar

Melihat kondisi saat ini, kombinasi surplus pasokan, perlambatan permintaan, dan ketegangan geopolitik menjadi faktor utama yang menekan harga minyak dunia. Meski ada kemungkinan pertemuan puncak Trump-Putin membahas isu Ukraina dan energi Rusia, ketidakpastian masih tinggi, sehingga investor tetap berhati-hati.

Para pelaku pasar juga memantau keputusan AS terkait pembatasan minyak Rusia dan kebijakan perdagangan dengan China, yang dapat memengaruhi distribusi dan harga minyak secara global. Di sisi lain, produksi tambahan dari negara-negara penghasil minyak, termasuk Amerika Serikat, diprediksi akan menjaga tekanan pada harga minyak dalam jangka pendek.

Secara keseluruhan, pasar minyak global menghadapi dilema antara meningkatnya pasokan dan ketidakpastian permintaan. Investor diperkirakan akan terus mengikuti perkembangan geopolitik dan kebijakan perdagangan internasional untuk menentukan strategi investasi dan perdagangan minyak.

Mazroh Atul Jannah

Mazroh Atul Jannah

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bunga Akulaku Paylater 2025 dan Metode Perhitungannya

Bunga Akulaku Paylater 2025 dan Metode Perhitungannya

Limit Awal Kredivo 2025 untuk Akun Basic Maupun Premium!

Limit Awal Kredivo 2025 untuk Akun Basic Maupun Premium!

JULO PayLater: Bagaimana Cara kerja, Simulasi, dan Keunggulannya

JULO PayLater: Bagaimana Cara kerja, Simulasi, dan Keunggulannya

Cara Investasi Valas: Panduan Lengkap untuk Pemula, Dijamin Untung!

Cara Investasi Valas: Panduan Lengkap untuk Pemula, Dijamin Untung!

Cara Bayar Adakami Lewat BRImo dengan Mudah dan Cepat

Cara Bayar Adakami Lewat BRImo dengan Mudah dan Cepat