Senin, 13 Oktober 2025

ISF 2025 Soroti Peran Biofuel dalam Transisi Energi

ISF 2025 Soroti Peran Biofuel dalam Transisi Energi
ISF 2025 Soroti Peran Biofuel dalam Transisi Energi

JAKARTA - Isu transisi energi kembali menjadi pusat perhatian dalam ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2025 yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, Jakarta, Sabtu, 11 Oktober 2025. 

Salah satu sesi panel yang menarik perhatian publik dan pelaku industri energi mengangkat tema “Bahan Bakar Energi Terbarukan: Peningkatan Biofuel dan Molekul Baru untuk Menjembatani Transisi Energi”.

Sesi ini menghadirkan tiga tokoh penting yang aktif dalam mendorong pengembangan energi bersih di kawasan Asia Pasifik. Direktur Utama HDF Energy Asia Pasifik, Mathieu Geze, bersama perwakilan Systemiq, Eveline Speelman, tampil sebagai pembicara utama dalam diskusi yang dipandu oleh CEO Centre for Responsible Business, Rijit Sengupta. 

Baca Juga

Menaker Yassierli: Transisi Energi Jadi Peluang Ekonomi Baru

Ketiganya menyoroti potensi besar biofuel dan molekul energi baru sebagai jembatan strategis menuju era energi terbarukan penuh di masa depan.

Dalam paparannya, Mathieu Geze menekankan bahwa bahan bakar terbarukan seperti biofuel bukan sekadar alternatif, tetapi juga solusi nyata untuk mempercepat transisi energi global, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. 

Ia menyebut, biofuel dan hidrogen hijau mampu berperan besar dalam mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil tanpa harus menunggu infrastruktur energi hijau yang sepenuhnya matang.

“Transisi energi membutuhkan waktu dan biaya besar. Oleh karena itu, biofuel serta molekul energi baru menjadi solusi transisi yang realistis. Mereka dapat digunakan secara langsung dalam sistem energi yang sudah ada, sambil menyiapkan langkah menuju sistem yang sepenuhnya terbarukan,” ujar Geze.

Sementara itu, Eveline Speelman dari Systemiq menambahkan bahwa keberhasilan pengembangan biofuel harus disertai dengan kebijakan yang konsisten dan dukungan lintas sektor. Ia menilai Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemimpin kawasan dalam pengembangan bioenergi, mengingat ketersediaan bahan baku melimpah seperti kelapa sawit, tebu, dan biomassa pertanian.

“Potensi bahan baku biofuel Indonesia luar biasa besar. Namun yang dibutuhkan sekarang adalah tata kelola berkelanjutan dan investasi di sektor riset agar pengembangan energi terbarukan tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga berdampak sosial-ekonomi bagi masyarakat,” tutur Speelman.

Dalam diskusi tersebut, para pembicara sepakat bahwa transisi menuju energi bersih bukan sekadar soal teknologi, melainkan transformasi sistemik yang mencakup kebijakan, edukasi, dan kolaborasi lintas industri. 

Untuk itu, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk memperkuat komitmen dalam mendukung inovasi energi hijau, termasuk biofuel generasi baru dan molekul sintetis berbasis hidrogen.

Moderator Rijit Sengupta turut menyoroti tantangan yang dihadapi negara-negara berkembang dalam mewujudkan transisi energi berkelanjutan. Menurutnya, negara seperti Indonesia memerlukan pendekatan bertahap dan realistis, agar ketahanan energi tidak terganggu saat beralih dari bahan bakar fosil ke sumber energi terbarukan. 

“Transisi energi yang ideal bukanlah yang tercepat, tetapi yang paling inklusif dan berkelanjutan. Biofuel dapat menjadi kunci penghubung antara kebutuhan energi saat ini dan cita-cita masa depan yang netral karbon,” ujarnya.

Lebih jauh, diskusi panel ISF 2025 ini juga menyoroti pentingnya inovasi teknologi dalam produksi biofuel. Beberapa solusi yang dibahas mencakup pemanfaatan limbah pertanian sebagai bahan baku, pengembangan bioetanol generasi kedua, serta produksi molekul energi baru berbasis hidrogen dan amonia hijau.

Geze menambahkan, Indonesia memiliki posisi strategis dalam rantai pasok energi hijau global. Dengan sumber daya alam melimpah dan dukungan kebijakan pemerintah, negara ini bisa menjadi salah satu pemain utama dalam pasar bioenergi dunia.

“Kunci sukses ada pada sinergi. Kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi akan menentukan seberapa cepat Indonesia bisa mempercepat peralihan menuju sistem energi rendah emisi,” ungkapnya.

Selain itu, Speelman juga menyoroti peran investasi asing dalam memperkuat kapasitas produksi energi bersih. Ia menilai, kemitraan internasional dapat membantu Indonesia memperoleh transfer teknologi dan pendanaan yang dibutuhkan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur biofuel dan molekul energi baru.

“Pemerintah bisa menarik lebih banyak investasi hijau dengan menunjukkan konsistensi dalam regulasi. Kepastian kebijakan akan menjadi sinyal positif bagi pelaku industri global yang ingin berinvestasi di sektor energi bersih Indonesia,” kata Speelman.

Acara ISF 2025 menjadi salah satu momentum penting dalam memperkuat dialog lintas negara terkait masa depan energi terbarukan di kawasan Asia. Forum ini tidak hanya menghadirkan pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta, tetapi juga mempertemukan pelaku riset, komunitas lingkungan, dan lembaga keuangan yang memiliki visi sama dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Melalui sesi panel ini, ISF 2025 menegaskan bahwa biofuel dan molekul energi baru bukan hanya solusi sementara, melainkan bagian integral dari strategi jangka panjang untuk mencapai target emisi nol bersih (net zero emissions).

Dengan pendekatan kolaboratif dan inovatif, Indonesia diharapkan dapat memainkan peran penting dalam peta global transisi energi, sekaligus menunjukkan bahwa keberlanjutan dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan beriringan.

Wildan Dwi Aldi Saputra

Wildan Dwi Aldi Saputra

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bandara Ngurah Rai Bali Pulih Usai Gangguan Listrik

Bandara Ngurah Rai Bali Pulih Usai Gangguan Listrik

PLN Hadirkan Listrik Gratis, Pulihkan Harapan Nelayan Indramayu

PLN Hadirkan Listrik Gratis, Pulihkan Harapan Nelayan Indramayu

Update Terbaru Harga BBM Pertamina di SPBU 11 Oktober 2025

Update Terbaru Harga BBM Pertamina di SPBU 11 Oktober 2025

Listrik 30 Juta VA PLN Perkuat Industri Pertambangan Gorontalo

Listrik 30 Juta VA PLN Perkuat Industri Pertambangan Gorontalo

Solusi Logistik Terpadu Linc Dorong Efisiensi Industri Indonesia

Solusi Logistik Terpadu Linc Dorong Efisiensi Industri Indonesia