Mendikdasmen Jelaskan MBG Bisa Terapkan Konsep School Kitchen
- Rabu, 08 Oktober 2025

JAKARTA - Pemerintah membuka peluang bagi sekolah untuk mengelola program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara mandiri melalui konsep “school kitchen”.
Konsep ini memungkinkan sekolah yang siap dan memenuhi standar Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyelenggarakan penyediaan makanan bergizi langsung di lingkungan sekolah, tanpa harus terpusat melalui mekanisme distribusi yang ada saat ini.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa mekanisme school kitchen masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian. Keputusan final akan ditetapkan setelah diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) yang mengatur sistem pengelolaan dan pelaksanaan program MBG secara resmi.
Baca JugaAntrean Panjang Pertalite di Jakarta Imbas BBM SPBU Swasta Langka
“Mekanisme tersebut masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian dan akan dipastikan setelah Peraturan Presiden (Perpres) terkait pengelolaan MBG resmi diterbitkan,” kata Mu’ti usai menghadiri seminar Teaching, Linguistics, Culture and Education Conference (Telcecon) #5 yang diselenggarakan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) di Kudus, Jawa Tengah, Selasa, 7 Oktober 2025.
Konsep school kitchen memberi kesempatan bagi sekolah yang memenuhi kriteria untuk menyiapkan makanan bergizi secara mandiri. Setelah mendapatkan penilaian dari BGN, sekolah dapat mengelola dapur mandiri dengan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini diharapkan dapat memperluas cakupan program MBG sekaligus meningkatkan kualitas pelaksanaan di lapangan.
“Sehingga, tidak semuanya harus melalui cara seperti yang sekarang ini ada. Tapi, ini masih kami bicarakan di rapat lintas kementerian. Bagaimana finalnya, kita tunggu sampai Perpresnya keluar. Apapun hasilnya, kami akan mengikuti dan melaksanakannya,” jelas Mu’ti.
Program MBG menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto, dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mendukung penuh pelaksanaannya. Program ini menargetkan pemberian manfaat secara bertahap kepada sekitar 55 juta murid di seluruh Indonesia, sehingga peran sekolah sebagai mitra pelaksana menjadi sangat penting.
“Program MBG ini merupakan prioritas Bapak Presiden. Karena itu, Kementerian kami berada dalam posisi mendukung pelaksanaannya,” tutur Mu’ti. Menurutnya, sekolah tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga dapat berperan aktif sebagai pelaksana program jika memenuhi standar yang ditetapkan.
Terkait beberapa kasus keracunan makanan yang sempat terjadi di beberapa daerah, Abdul Mu’ti menyampaikan keprihatinan dan menegaskan bahwa perbaikan terus dilakukan. Koordinasi lintas kementerian telah digelar beberapa kali untuk memastikan program MBG berjalan aman dan sesuai harapan Presiden.
“Kami menyampaikan keprihatinan atas terjadinya peristiwa keracunan itu. Kami sudah beberapa kali rapat lintas kementerian untuk memperbaiki pelaksanaan MBG agar aman dan dapat terlaksana sesuai harapan Bapak Presiden,” ungkap Mu’ti.
Pelaksana utama program MBG adalah Badan Gizi Nasional, yang bertanggung jawab atas seluruh basis data dan evaluasi program. Sementara itu, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berperan sebagai mitra pelaksana di sekolah-sekolah, membantu memastikan distribusi dan implementasi program berjalan lancar.
“Targetnya secara bertahap program ini akan memberi manfaat bagi sekitar 55 juta murid di seluruh Indonesia. Kementerian kami berperan sebagai mitra pelaksana di sekolah,” kata Mu’ti. Dengan mekanisme school kitchen, diharapkan lebih banyak sekolah dapat berperan aktif, sehingga kualitas dan cakupan MBG dapat meningkat secara signifikan.
Mekanisme ini juga diharapkan dapat mendorong kreativitas sekolah dalam menyiapkan menu bergizi yang sesuai standar, sekaligus melatih manajemen dapur dan pengawasan kesehatan di tingkat lokal. Pendekatan ini diharapkan menjadikan sekolah sebagai pusat pembelajaran sekaligus pusat penyediaan gizi bagi peserta didik.
Ke depannya, pelaksanaan MBG dengan model school kitchen akan menjadi bagian dari transformasi sistem penyediaan makanan bergizi di sekolah. Dengan dukungan BGN, setiap sekolah yang siap dapat berkontribusi langsung terhadap tujuan program nasional, yaitu memastikan semua anak Indonesia mendapatkan asupan gizi yang cukup dan berkualitas.
Program MBG tidak hanya sekadar menyediakan makanan, tetapi juga bertujuan membentuk budaya gizi yang baik, meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini, dan mendukung pencapaian target pembangunan pendidikan nasional. Pendekatan inovatif seperti school kitchen diharapkan dapat menjadi contoh praktik terbaik yang dapat direplikasi di seluruh Indonesia.
Dengan penguatan mekanisme dan koordinasi lintas kementerian, diharapkan program MBG dapat berjalan lebih efektif, aman, dan bermanfaat bagi jutaan murid di seluruh Tanah Air. Sekolah yang siap mengelola dapur mandiri tidak hanya memperluas akses gizi, tetapi juga memperkuat peran mereka sebagai mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan generasi sehat dan cerdas.

Mazroh Atul Jannah
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
PTPN IV Perkuat Industri Sawit Berkelanjutan Melalui Tiga Pilar Strategis
- Rabu, 08 Oktober 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Pakar Ingatkan Bahaya Radikalisme di Tengah Dinamika Medsos
- 08 Oktober 2025
2.
Keanu Reeves Kenang Pekerjaan Pertamanya Sebelum Terkenal
- 08 Oktober 2025
3.
6 Rekomendasi Sandal Pria Lokal Terbaik untuk Harbolnas 10.10
- 08 Oktober 2025
4.
6 Motif Batik Indonesia dan Filosofi Mendalam di Baliknya
- 08 Oktober 2025
5.
Resep Siomay Rumahan Chef Devina yang Laris Dijual
- 08 Oktober 2025