
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyiapkan langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan kredit di tahun 2025. Dengan adanya kenaikan kuota KPR Subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), bank pelat merah ini menargetkan pertumbuhan kredit mencapai 7-9% year-on-year (yoy). Kenaikan kuota KPR Subsidi dinilai memberikan peluang besar bagi BTN untuk menyalurkan pembiayaan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) serta memperkuat perannya di sektor perumahan nasional.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menjelaskan bahwa penambahan kuota KPR FLPP dari 220.000 unit menjadi 350.000 unit pada 2025 memberikan ruang lebih luas bagi BTN untuk menyalurkan KPR Subsidi. Dengan tambahan kuota tersebut, BTN optimistis pertumbuhan kredit akan sedikit lebih tinggi dibanding target sebelumnya, yaitu sekitar 7-8%. “Pertumbuhan kredit pada 2025 kami harapkan berada di kisaran 7-9% sejalan dengan adanya tambahan kuota KPR FLPP menjadi 350.000 unit pada akhir Juni yang lalu. Realisasi KPR Subsidi nasional masih di angka 121.000 unit rumah, sedangkan BTN sudah menyalurkan hampir 100.000 atau 78% dari total nasional. Kami berharap ada dorongan positif dari kuota yang lebih banyak tahun ini,” ujarnya.
Selain kuota tambahan, BTN berharap kebijakan pemerintah terkait penghasilan maksimal MBR akan mendorong permintaan KPR Subsidi. Aturan terbaru menetapkan maksimal penghasilan MBR di Jabodetabek Rp12 juta untuk single income dan Rp14 juta untuk joint income bersama pasangan. Nixon berharap kebijakan ini membantu memperbaiki kemampuan bayar para pembeli rumah sehingga berdampak positif pada pertumbuhan kredit BTN.
Baca Juga
Hingga semester I-2025, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan tumbuh 6,8% yoy menjadi Rp376,11 triliun, meningkat dari Rp352,06 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kredit di sektor perumahan naik 6,2% menjadi Rp317,77 triliun, sedangkan non-perumahan tumbuh 10,5% yoy menjadi Rp58,34 triliun. Khusus KPR subsidi, tumbuh 6,5% menjadi Rp182,17 triliun, sementara KPR non-subsidi naik 8,8% menjadi Rp110,72 triliun.
Pertumbuhan kredit juga mendorong pendapatan bunga BTN. Hingga Juni 2025, pendapatan bunga kredit naik 23,5% yoy menjadi Rp18,50 triliun, jauh di atas pertumbuhan biaya bunga 2,3% yoy. Pendapatan bunga bersih tercatat Rp9,34 triliun, naik 55,1% yoy, dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) meningkat 139 basis poin menjadi 4,4%. Laba bersih BTN semester I-2025 tercatat Rp1,7 triliun, bertumbuh 13,6% yoy dibandingkan Rp1,5 triliun pada periode sama tahun lalu.
Dana pihak ketiga (DPK) BTN juga tumbuh 11,2% yoy menjadi Rp406,38 triliun, meningkat dari Rp365,38 triliun tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini selaras dengan penguatan mesin pendanaan bank, terutama dana murah (Current Account Saving Account/CASA) dari segmen ritel dan institusi. BTN mencatat peningkatan pengguna aplikasi Bale by BTN menjadi 2,7 juta hingga akhir semester I-2025, naik 68,8% yoy, dengan total transaksi 931,5 juta senilai Rp43,1 triliun selama paruh pertama tahun ini.
Selain KPR Subsidi dan pertumbuhan kredit, BTN juga melakukan langkah korporasi strategis pada unit usaha syariah. Setelah mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Victoria Syariah untuk perubahan nama menjadi Bank Syariah Nasional (BSN), BTN berencana memisahkan unit usaha syariah (UUS) dan menggabungkannya ke BSN sebagai bank cangkang. Spin-off ini diharapkan mempercepat pertumbuhan BSN karena menarik lebih banyak dana masyarakat dan meningkatkan kapabilitas pertumbuhan dibanding UUS sebelumnya.
Hingga semester I-2025, total aset UUS BTN mencapai Rp65,56 triliun, naik 18% yoy dari Rp55,54 triliun pada periode sama tahun lalu. Penyaluran pembiayaan UUS tumbuh 17% yoy menjadi Rp48,46 triliun, dibanding Rp41,41 triliun tahun sebelumnya. Kepercayaan masyarakat terhadap BTN Syariah juga meningkat, tercermin dari pertumbuhan DPK 19,8% yoy menjadi Rp55,23 triliun pada akhir semester I-2025. Laba bersih BTN Syariah tercatat Rp401 miliar, naik 8,3% yoy dari Rp370 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Secara keseluruhan, kenaikan kuota FLPP memberikan dorongan nyata bagi BTN untuk menyalurkan KPR Subsidi, memperluas akses rumah layak bagi masyarakat, dan mendukung pertumbuhan kredit. Kombinasi dukungan regulasi MBR, penyesuaian struktur pendanaan, serta pengembangan aplikasi digital seperti Bale by BTN turut memperkuat posisi bank sebagai katalis pertumbuhan sektor perumahan nasional.
Langkah strategis ini menegaskan optimisme BTN untuk mencapai target pertumbuhan kredit hingga 9% pada 2025. Penyaluran KPR yang lebih luas, dukungan regulasi, serta penguatan unit usaha syariah menjadi fondasi bagi pertumbuhan bank dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. BTN menunjukkan bahwa pemanfaatan kuota FLPP secara tepat dapat menjadi alat efektif untuk memperkuat sektor perumahan dan meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
HARPELNAS 2025: Adira Finance Hadirkan Apresiasi Pelanggan Setia
- 15 September 2025
2.
PNM Dorong Kemandirian Ekonomi Difabel Lewat Pelatihan
- 15 September 2025
3.
Solusi Praktis Membeli Pulsa Lewat Kartu Bank di DANA
- 15 September 2025
4.
Seluruh SPBU RI Terapkan Penyesuaian Harga BBM Hari Ini
- 15 September 2025
5.
Tarif Listrik PLN Tidak Berubah Mulai 15 hingga 21 September 2025
- 15 September 2025