Rabu, 10 September 2025

Naengmyeon Mi Dingin Korea Sajian Segar Musim Panas

Naengmyeon Mi Dingin Korea Sajian Segar Musim Panas
Naengmyeon Mi Dingin Korea Sajian Segar Musim Panas

JAKARTA - Bagi masyarakat Korea, musim panas tidak hanya berarti suhu yang tinggi, tetapi juga saat yang tepat untuk menikmati hidangan khas yang menyegarkan naengmyeon. Mi dingin ini begitu lekat dengan budaya kuliner Korea hingga banyak orang rela antre panjang demi semangkuk naengmyeon yang disajikan dengan kuah dingin, irisan daging, acar lobak, dan buah pir.

Kelezatan naengmyeon bukan hanya soal rasa, tetapi juga sejarah panjang yang mengiringinya. Dari awal kemunculannya di masa kerajaan hingga kini menjadi ikon musim panas Korea Selatan, naengmyeon terus berkembang mengikuti zaman. Bagi banyak orang, semangkuk naengmyeon adalah simbol kesejukan, kebersamaan, sekaligus nostalgia.

Sejarah panjang naengmyeon

Baca Juga

POCO M7 Pro 5G Black Smartphone Gamer Unggulan

Awal mula hidangan naengmyeon diyakini berasal dari Dinasti Goryeo. Meski begitu, catatan tertulis dari periode tersebut masih sangat terbatas. Naengmyeon mulai lebih sering disebutkan pada masa Dinasti Joseon, salah satunya dalam Dasan Simunjip, kumpulan tulisan dari Jeong Yak-yong (1762–1836).

Dalam catatan tersebut, naengmyeon awalnya bukanlah hidangan musim panas, melainkan sajian musim dingin di Korea Utara. Dari sana, mi dingin ini perlahan menyebar ke Korea Selatan, terutama setelah pendudukan Jepang pada 1910–1945 dan Perang Korea pada 1950–1953.

Menariknya, naengmyeon tidak langsung populer di musim panas. Hal ini baru berubah ketika teknologi pembuatan es berkembang pada awal abad ke-20. Sejak saat itu, naengmyeon mulai hadir sebagai makanan musim panas yang digemari banyak orang.

Dari kimchi hingga kuah buatan

Pada mulanya, naengmyeon disajikan dengan kaldu kimchi berbahan dasar air. Rasanya sederhana, segar, dan sesuai dengan cuaca dingin. Namun, ketika popularitasnya meningkat pesat di musim panas, restoran menghadapi kesulitan untuk terus menyediakan kaldu kimchi fermentasi.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, muncul kuah buatan yang dikembangkan perusahaan Jepang. Perubahan ini memungkinkan naengmyeon terus tersedia dalam jumlah besar sepanjang musim panas, tanpa kehilangan daya tariknya sebagai makanan penyegar.

Dua jenis utama naengmyeon

Naengmyeon kemudian berkembang dengan berbagai variasi, tetapi dua jenis yang paling terkenal adalah naengmyeon Pyongyang dan naengmyeon Hamhung.

Naengmyeon Pyongyang terbuat dari mi soba yang lembut namun tetap kenyal. Hidangan ini disajikan dalam kaldu sapi dingin yang ringan, bahkan cenderung hambar. Justru kesederhanaan inilah yang membuat naengmyeon Pyongyang populer. Bahkan, hidangan ini menjadi sorotan dunia setelah disajikan dalam pertemuan puncak antar-Korea pada tahun 2018, sebagai bagian dari jamuan simbolis para pemimpin.

Di sisi lain, naengmyeon Hamhung memiliki karakter berbeda. Mi-nya terbuat dari campuran tepung kentang, gandum, dan ubi jalar, sehingga teksturnya lebih kenyal. Pelengkapnya mirip dengan naengmyeon Pyongyang, tetapi pengalaman mengunyahnya terasa lebih unik dan mengenyangkan.

Versi pedas dan penyebarannya

Selain kuah bening, terdapat pula versi pedas dari naengmyeon Hamhung. Hidangan ini awalnya dibuat untuk membantu tubuh menahan dingin di wilayah pesisir timur Korea Utara.

Ketika pengungsi dari Hamhung pindah ke Busan, mereka membawa serta tradisi kuliner ini. Dari situlah lahir milmyeon, yaitu mi dingin versi Busan yang disajikan dalam kaldu berbahan dasar daging babi dengan beragam pelengkap. Hidangan ini menjadi bukti bagaimana budaya kuliner bisa beradaptasi mengikuti kondisi dan daerah.

Variasi lain yang tak kalah populer

Selain kedua jenis utama tersebut, ada pula variasi menarik lainnya. Hoe-naengmyeon misalnya, yaitu mi dingin tanpa kuah yang dicampur dengan saus gochujang pedas dan disajikan bersama ikan mentah yang diasinkan.

Pada awalnya, ikan sole atau ikan pipih digunakan sebagai pelengkap. Namun di Korea Selatan, bahan tersebut sering diganti dengan ikan pari karena lebih mudah didapat. Versi lain yang lebih sederhana tanpa ikan mentah dikenal sebagai bibim naengmyeon, yang hanya mengandalkan saus pedas sebagai bumbunya.

Naengmyeon, simbol kesegaran dan budaya

Kini, naengmyeon bukan hanya hidangan khas musim panas, tetapi juga bagian penting dari identitas kuliner Korea. Popularitasnya menembus batas negara, terutama seiring meningkatnya minat global terhadap makanan Korea.

Setiap suapan naengmyeon menghadirkan cerita sejarah, perpaduan budaya, dan inovasi. Dari sajian musim dingin di Korea Utara hingga ikon musim panas di Seoul, perjalanan naengmyeon menggambarkan bagaimana sebuah hidangan sederhana bisa menjadi simbol kesejukan dan persahabatan.

Bagi banyak orang Korea, semangkuk naengmyeon di hari panas bukan hanya soal melepas dahaga, melainkan juga pengalaman yang menghubungkan masa lalu dan masa kini.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Nikmati Kecanggihan Realme Neo 7 Turbo AI Edition

Nikmati Kecanggihan Realme Neo 7 Turbo AI Edition

Rasakan Keunggulan Infinix Smart 9 Harga Terjangkau

Rasakan Keunggulan Infinix Smart 9 Harga Terjangkau

Maksimalkan Aktivitas Harian dengan iQOO Z9 Andalanmu

Maksimalkan Aktivitas Harian dengan iQOO Z9 Andalanmu

Samsung Galaxy S25 Ultra, Flagship Android Penuh Inovasi

Samsung Galaxy S25 Ultra, Flagship Android Penuh Inovasi

itel A80 Hadir, HP Terjangkau dengan Fitur Lengkap

itel A80 Hadir, HP Terjangkau dengan Fitur Lengkap