Senin, 08 September 2025

8 Panduan Cara Budidaya Padi dan Tekniknya agar Optimal

8 Panduan Cara Budidaya Padi dan Tekniknya agar Optimal
cara budidaya padi

Cara budidaya padi penting dipahami karena tanaman ini sumber utama beras, makanan pokok masyarakat Indonesia untuk energi harian.

Ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras sangat tinggi, menjadikannya kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan dan harus selalu tersedia.

Keberhasilan dalam membudidayakan tanaman padi menjadi kunci untuk memastikan pasokan makanan tetap terpenuhi. 

Baca Juga

Pilihan TWS Xiaomi Favorit 2025, Kualitas Oke Harga Hemat

Tanpa keberadaan tanaman ini, masyarakat tidak akan bisa menikmati nasi sebagai sumber energi utama, sehingga para petani memiliki peran penting untuk terus mengembangkan dan mempertahankan budidaya padi di Indonesia.

Kegiatan membudidayakan padi bertujuan menghasilkan panen yang melimpah dengan kualitas unggul. Untuk meraih hasil yang optimal, tanaman harus selalu berada dalam kondisi sehat dan tumbuh subur sepanjang proses penanaman hingga panen.

Berikut ini tersedia uraian lengkap mengenai langkah-langkah dan metode yang tepat dalam membudidayakan padi secara efektif, efisien, dan menguntungkan. 

Selain menjadi kebutuhan pokok, tanaman padi juga memberikan nilai tambah secara ekonomi yang tidak bisa diabaikan.

Tingginya harga jual beras di pasaran dan tingginya permintaan menjadi alasan mengapa tanaman ini sangat bernilai. 

Oleh karena itu, semakin banyak petani yang menekuni cara budidaya padi diharapkan mampu membantu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara luas.

Cara Budidaya Padi

Untuk memperoleh tanaman padi yang memiliki kualitas unggul, tentu diperlukan penerapan cara budidaya padi yang tepat. Lalu, apa saja hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam proses budidaya padi ini? 

Berikut ini merupakan beberapa langkah yang dapat dilakukan agar proses budidaya padi menghasilkan panen yang maksimal dan memberikan keuntungan, yang perlu kamu pahami dan perhatikan dengan saksama, antara lain yaitu:

1. Persiapan Lahan Tanam

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menanam padi adalah menyiapkan lahan yang akan digunakan. Proses ini sebaiknya dimulai minimal dua minggu sebelum penanaman dimulai. 

Tahap awalnya yaitu membersihkan area dari gulma dan rumput liar, agar tanaman padi tidak harus bersaing dalam menyerap air dan nutrisi dari tanah.

Setelah bersih, tanah kemudian diairi untuk proses pengolahan berikutnya, yaitu pembajakan. Tujuan dari membajak adalah agar struktur tanah menjadi lunak dan gembur, sehingga siap untuk ditanami. 

Saat ini, pembajakan tidak lagi dilakukan secara manual dengan cangkul, melainkan menggunakan alat bantu seperti traktor atau hewan ternak seperti sapi.

Setelah proses ini selesai, lahan kembali digenangi air hingga mencapai kedalaman sekitar 10 cm. 

Air ini dibiarkan menggenang selama dua minggu agar tanah berubah menjadi lumpur dan zat-zat berbahaya yang terkandung dalam tanah dapat dinetralkan secara alami.

2. Menyeleksi Benih Unggul

Langkah berikutnya adalah memilih benih padi yang memiliki kualitas tinggi. Untuk memastikan kualitasnya, benih perlu diuji terlebih dahulu. Benih yang baik merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan panen. 

Ciri benih yang bagus adalah mampu tumbuh cepat dan seragam, adaptif terhadap lingkungan, serta produktif saat masa panen tiba.

Pengujian benih bisa dilakukan dengan cara merendam 100 butir benih dalam air selama dua jam. Setelah itu, lihat berapa banyak benih yang mulai berkecambah. 

Jika lebih dari 90 butir menunjukkan tanda-tanda tumbuh, maka benih tersebut bisa dikatakan berkualitas tinggi.

Namun, bila hasilnya kurang dari itu, maka benih sebaiknya tidak digunakan. Setelah benih unggul berhasil dipilih, tahap berikutnya adalah proses penyemaian.

3. Proses Penyemaian

Tahapan ini dilakukan sekitar 25 hari sebelum masa tanam dimulai. Benih yang telah lolos seleksi kemudian disemaikan di lokasi khusus yang sudah disiapkan sebelumnya. 

Lokasi penyemaian sebaiknya dekat dengan lahan tanam utama agar proses pemindahan bisa dilakukan dengan cepat dan tanaman tidak kehilangan kesegarannya.

Pastikan sistem drainase pada lokasi ini berjalan dengan baik agar tidak terjadi kelebihan air. 

Dalam hal luas area semai, perbandingannya adalah 1 banding 20. Artinya, jika akan menanami sawah seluas 1 hektar, maka area untuk menyemai sebaiknya seluas 500 meter persegi.

Lahan untuk penyemaian juga harus dalam kondisi berlumpur dan tergenang air. Tambahkan pupuk urea dan TSP masing-masing sebanyak 10 gram per meter persegi untuk mendukung pertumbuhan awal tanaman. 

Setelah semua siap, benih yang telah berkecambah bisa ditebar secara merata di lahan semai tersebut.

4. Proses Penanaman

Setelah bibit di tempat persemaian memiliki tiga hingga empat helai daun, barulah proses tanam dapat dilakukan. Biasanya, waktu yang dibutuhkan sejak penyemaian hingga bibit siap dipindah ke lahan tanam berkisar antara 12 hingga 14 hari. 

Jika sudah mencapai tahap tersebut, langkah selanjutnya adalah memindahkan bibit dari area semai menuju lahan utama secara hati-hati agar tanaman tidak mengalami kerusakan.

Bibit kemudian ditanam pada lubang yang sebelumnya telah disiapkan. Dalam satu lubang tanam, disarankan untuk menempatkan dua bibit sekaligus. 

Proses tanam dilakukan dengan memasukkan akar bibit ke dalam tanah membentuk sudut seperti huruf L, agar pertumbuhan akar bisa optimal.

Kedalaman saat menanam bibit berada dalam rentang 1 hingga 15 cm. Untuk memperoleh hasil maksimal, penanaman disarankan dilakukan dua kali dalam satu tahun mengikuti waktu tanam yang paling sesuai.

5. Perawatan Lahan

Perawatan terhadap lahan dilakukan melalui tiga metode, yaitu penyiangan, pengairan, dan pemberian pupuk. 

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari gulma atau tumbuhan pengganggu lainnya dan harus dilakukan secara rutin dalam jangka waktu tertentu, misalnya setiap dua atau tiga minggu.

Pengairan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Seperti halnya jenis tanaman lain, padi juga tidak boleh kekurangan ataupun kelebihan air.

Tahapan berikutnya adalah pemupukan. Pemupukan awal diberikan satu minggu setelah penanaman. Jenis pupuk yang digunakan meliputi pupuk urea sebanyak 100 kg per hektar dan pupuk TPS sebanyak 50 kg per hektar.

Pemupukan lanjutan diberikan pada usia tanaman antara 25 hingga 30 hari sejak penanaman, dengan dosis 50 kg urea per hektar dan 100 kg Phonska per hektar.

6. Pengendalian Hama dan Penyakit

Untuk menghindari serangan hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman, salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah penggunaan pestisida secara tepat dan sesuai kebutuhan.

7. Masa Panen

Tanda tanaman padi siap dipanen adalah ketika bulir padi sudah berwarna kuning dan batangnya mulai merunduk. 

Proses panen bisa dilakukan dengan menggunakan sabit bergigi, lalu hasil panen diletakkan di atas tikar dan dilakukan perontokan untuk memisahkan gabah dari bulirnya.

Idealnya, panen dilakukan ketika sebagian besar bulir padi telah menguning, yaitu sekitar 33 hingga 36 hari setelah masa berbunga. 

Panen bisa dikerjakan secara manual dengan memotong batang menggunakan sabit atau secara mekanis menggunakan mesin pemanen (reaper harvester) agar lebih efisien. 

Disarankan agar panen dilakukan secara serempak dalam satu area untuk mencegah serangan hama pasca panen.

8. Tahap Pasca Panen

Tahapan setelah panen sangat menentukan mutu gabah yang akan diolah menjadi beras konsumsi. Penyimpanan hasil panen juga berperan penting dalam menjaga kualitas. 

Sebaiknya hasil panen disimpan di tempat kering yang tidak lembap dan segera diproses lebih lanjut agar kualitasnya tetap terjaga.

Seluruh tahapan ini harus diperhatikan secara cermat agar dapat menghasilkan panen yang menguntungkan dan berkualitas tinggi.

Teknik Budidaya Padi

Teknik menanam padi barangkali sudah sangat dikenal di kalangan petani. Salah satu cara yang kerap diterapkan dalam prosesnya adalah melalui teknik budidaya padi.

Praktik ini bukanlah hal baru di Indonesia, melainkan sudah diwariskan dari generasi ke generasi.

Padi menjadi komoditas pertanian yang sangat vital karena beras merupakan makanan pokok utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. 

Sampai sekarang, terdapat enam metode budidaya padi yang masih digunakan di berbagai daerah. Berikut penjelasannya:

Metode Budidaya dengan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan pendekatan menyeluruh dalam mengatur faktor-faktor pertanian seperti tanah, air, tanaman, dan iklim agar saling mendukung secara berkelanjutan. 

Tujuannya adalah meningkatkan hasil panen, menjaga lingkungan tetap lestari, dan memperbaiki kesejahteraan petani. Komponen-komponen dalam pendekatan ini meliputi:

  • Penggunaan varietas unggulan terbaru (VUB)
  • Pemilihan benih yang berkualitas tinggi
  • Pemanfaatan bahan organik
  • Pemberian pupuk nitrogen berdasarkan indikator warna daun
  • Pemupukan fosfor (P) dan kalium (K) berdasarkan hasil analisis tanah atau tingkat kesuburan unsur hara tersebut
  • Pengendalian serangan hama dan penyakit
  • Penanaman menggunakan bibit muda yang berumur 15–21 hari, dengan sistem satu bibit per lubang, dan pola tanam jajar legowo 2 atau sistem tegel.

Metode Budidaya System of Rice Intensification (SRI)

Teknik ini biasa diterapkan pada sawah beririgasi maupun sawah tadah hujan. Keberadaan air di dua tipe lahan tersebut memungkinkan pengaturan unsur tanah, air, dan tanaman dilakukan dengan lebih efisien dan intensif. Beberapa prinsip utama dalam metode SRI mencakup:

  • Pengolahan lahan secara konvensional dengan penambahan pupuk organik selama proses persiapan tanah
  • Penyemaian dilakukan di lahan yang tidak tergenang air
  • Penanaman dilakukan satu bibit per lubang dengan jarak antar tanaman sekitar 25×25 cm atau 30×30 cm secara berjajar
  • Pengaturan air pada masa pertumbuhan vegetatif menggunakan metode penggenangan sebentar (macak-macak)
  • Proses pemeliharaan seperti penyiangan gulma, penyulaman tanaman, dan pengendalian hama secara rutin

Metode Budidaya IPB Prima

IPB Prima merupakan teknik penanaman padi yang dikembangkan oleh akademisi dari Institut Pertanian Bogor, dengan tujuan untuk meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan. Pendekatan ini didasarkan pada lima pilar utama, yaitu:

  • Restorasi lahan dengan jerami, yaitu mengembalikan jerami hasil panen ke lahan tanpa dibakar, melainkan dibenamkan ke tanah untuk memperkaya unsur hara
  • Penggunaan IPB Bio, yaitu pemanfaatan mikroorganisme seperti bakteri dekomposer untuk mempercepat penguraian jerami, mikroba parasit untuk pengendalian organisme pengganggu, serta pemupukan menggunakan produk IPB Bio saat proses pengolahan tanah tahap dua
  • Penerapan IPB Best Practice, yang mencakup penggunaan varietas IPB unggulan, benih bersertifikat, penyiangan terpadu, penyemaian dan penanaman terkendali, sistem pengairan macak-macak, pemberian pupuk yang terukur, pengendalian organisme pengganggu tanaman, serta panen dan pasca panen yang dilakukan secara tepat waktu. 

Praktik ini juga melibatkan kerja sama dengan pihak swasta dalam bidang distribusi hasil pertanian

  • Mekanisasi pertanian, yakni penggunaan alat dan mesin untuk mendukung proses tanam, perawatan, dan panen
  • Pendampingan dari IPB serta kegiatan penyuluhan, yang bertujuan memberi arahan teknis dan edukasi langsung kepada petani dalam menerapkan metode ini dengan benar dan maksimal

Metode Penanaman Hazton

Metode hazton merupakan salah satu teknik penanaman padi yang diperkenalkan oleh Ir. Hazairin, MS bersama Anton Kamaruddin, SP, M.Si, yang berasal dari Kalimantan Barat. 

Cara penanaman ini menggunakan bibit yang usianya relatif tua, yakni antara 25 hingga 35 hari setelah masa persemaian, dengan jumlah bibit sebanyak 20 hingga 30 batang yang ditanam dalam setiap lubang.

Saat proses penanaman, akar bibit sebaiknya tidak dibersihkan atau dicuci dan kondisi tanah yang melekat pada akar harus tetap terjaga. Jarak tanam yang dianjurkan menggunakan sistem jajar legowo tipe 2 atau tipe 4.

Metode Jarwo Super

Metode jarwo super dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) setelah melalui serangkaian uji coba di beberapa wilayah di Indonesia. 

Istilah "jarwo" merupakan singkatan dari jajar legowo, sedangkan konsep jarwo super adalah pendekatan terpadu untuk budidaya padi sawah irigasi yang memakai pola tanam tipe 2:1.

Dalam praktiknya, metode ini tidak hanya mengatur jarak tanam saja, tetapi juga mencakup beberapa hal penting, antara lain:

  • Pemilihan benih unggulan dari varietas baru yang bermutu tinggi,
  • Penerapan bahan biodekomposer sebelum proses pengolahan tanah dimulai,
  • Pemanfaatan pupuk hayati,
  • Upaya pengendalian terhadap hama dan penyakit tanaman,
  • Dan penggunaan peralatan serta mesin pertanian modern (alsintan).

Metode Salibu

Salibu adalah variasi teknik tanam yang merupakan pengembangan dari sistem padi ratun. Sistem ratun sendiri merupakan metode di mana tunggul tanaman padi dipelihara kembali hingga masa panen berikutnya. 

Perbedaan utama antara salibu dan ratun terletak pada jumlah pemotongan; ratun hanya dipotong satu kali, sementara salibu melalui dua tahapan pemotongan.

Dalam teknik salibu, setelah pemotongan pertama dilakukan, tunggul dibiarkan bertunas selama 7 hingga 10 hari. 

Bila pertumbuhan tunas mencapai lebih dari 70%, maka dilakukan pemotongan kedua hingga tersisa ketinggian 3 sampai 5 cm dari permukaan tanah. Namun, jika tunas yang tumbuh kurang dari 70%, maka metode ini tidak disarankan untuk dilanjutkan.

Dari beberapa metode di atas, para petani bisa memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kondisi lahan mereka. 

Pemilihan teknik yang tepat akan memberikan hasil yang lebih maksimal, apalagi bila dikombinasikan dengan pemberian pupuk dan pengendalian hama secara tepat.

Sebagai penutup, cara budidaya padi yang efektif memerlukan perhatian pada seluruh proses agar hasil panen dapat meningkat secara optimal.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

OPPO A5 Pro 5G, Smartphone Stylish untuk Anak Muda

OPPO A5 Pro 5G, Smartphone Stylish untuk Anak Muda

Vivo Y500, Ponsel Tahan Air dengan Daya Tahan Baterai Hebat

Vivo Y500, Ponsel Tahan Air dengan Daya Tahan Baterai Hebat

Harga Terbaru HP Infinix 2025, Dari Hot hingga GT

Harga Terbaru HP Infinix 2025, Dari Hot hingga GT

Perbandingan Samsung Galaxy Tab S11 Ultra dan S11

Perbandingan Samsung Galaxy Tab S11 Ultra dan S11

Nubia Air, Ponsel Ringan dengan Ketahanan Maksimal

Nubia Air, Ponsel Ringan dengan Ketahanan Maksimal