Sabtu, 06 September 2025

Fakta Unik Kerokan yang Dianggap Bisa Sembuhkan Masuk Angin

Fakta Unik Kerokan yang Dianggap Bisa Sembuhkan Masuk Angin
fakta unik kerokan

Fakta unik kerokan patut diketahui bagi kamu yang terbiasa melakukan pengobatan tradisional. 

Kerokan telah menjadi salah satu metode penyembuhan populer di Indonesia, terutama saat tubuh terasa tidak fit akibat masuk angin. Kondisi ini biasanya ditandai dengan tubuh pegal, perut terasa kembung, mual, pusing, hingga flu ringan.

Cara melakukannya cukup sederhana, yakni dengan menggosok kulit menggunakan benda tumpul seperti koin, sendok, bawang putih, atau bahkan batu giok, sambil memberikan tekanan pada permukaan kulit.

Baca Juga

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

 Pengobatan ini telah dikenal sejak zaman kerajaan dan diwariskan secara turun-temurun sebagai cara alami menjaga kesehatan.

Seiring berjalannya waktu, teknik kerokan mengalami perkembangan. Kini, banyak orang menggunakan minyak seperti minyak telon, minyak kelapa, atau minyak zaitun agar kulit tidak lecet dan prosesnya terasa lebih nyaman. 

Dahulu, minyak belum menjadi bagian dari kerokan, sehingga risiko iritasi kulit jauh lebih tinggi. Setelah dikerok, biasanya akan muncul garis-garis merah pada kulit. 

Masyarakat percaya bahwa semakin merah bekasnya, maka semakin banyak angin yang berhasil dikeluarkan dari tubuh. Tak hanya itu, kerokan juga dianggap memberikan efek menyegarkan bagi tubuh yang kelelahan.

Melalui pembahasan ini, kamu akan mengenal lebih jauh berbagai fakta unik kerokan, lengkap dengan penjelasan ilmiah mengenai pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh.

Fakta Unik Kerokan

Berikut adalah fakta unik kerokan yang menarik untuk kamu ketahui dari sisi tradisional hingga pandangan medis.

Kerokan Merupakan Implementasi Konsep Fisika

Hal pertama yang menarik dari praktik kerokan adalah bahwa prosesnya berkaitan langsung dengan konsep fisika yang dikembangkan oleh tokoh terkenal dunia, Albert Einstein. 

Konsep yang dimaksud ialah rumus e = mc², yang menjelaskan bahwa interaksi atau gesekan antara dua objek dapat menghasilkan energi.

Dalam konteks kerokan, gesekan yang terjadi antara permukaan kulit dan alat seperti koin atau sendok menghasilkan panas yang memicu pembengkakan ringan, sehingga tubuh terasa lebih hangat.

Hal ini sering menimbulkan pertanyaan, apakah leluhur yang telah lama mempraktikkan kerokan memahami prinsip ilmiah tersebut meski secara tidak langsung?

Kenapa Kerokan Dilakukan di Area Punggung

Hal menarik berikutnya dari teknik ini adalah lokasi pelaksanaannya, yakni bagian punggung. Area punggung memiliki permukaan yang cukup luas dan rata, sehingga memudahkan proses penggosokan tanpa hambatan.

Dari sisi medis, kerokan di bagian tersebut diketahui mampu melancarkan aliran darah. Hal ini dikarenakan area punggung memiliki sistem saraf yang terhubung dengan banyak pembuluh darah yang menyebar ke seluruh tubuh.

Dengan menggosok permukaan kulit punggung secara tepat dan tidak berlebihan, peredaran darah dapat meningkat dan menjangkau seluruh bagian tubuh dengan lebih efektif.

Warna Merah Tidak Selalu Menandakan Tingkat Keparahan Sakit

Sebagian besar orang percaya bahwa semakin merah bekas kerokan di kulit, maka semakin parah kondisi sakit yang diderita. Bahkan ada yang meyakini bahwa warna merah keunguan menunjukkan kondisi tubuh yang lebih buruk.

Namun, secara ilmiah, warna merah yang muncul sebenarnya merupakan hasil dari pembuluh darah kecil yang pecah akibat tekanan gesekan. 

Jadi, tingkat kemerahan kulit lebih dipengaruhi oleh seberapa kuat tekanan benda terhadap kulit, bukan oleh tingkat keparahan penyakit yang dirasakan.

Pori-Pori Kulit yang Terbuka Berpotensi Menjadi Jalan Masuk Bakteri

Hal selanjutnya yang patut diperhatikan adalah bahwa saat kulit digosok, pori-pori tubuh akan terbuka dan dapat meningkatkan risiko masuknya kuman atau mikroorganisme.

Meskipun sebuah tempat terlihat bersih, bukan berarti terbebas dari kontaminan yang tidak kasat mata. Karena itu, melakukan kerokan sebaiknya di tempat yang bersih dan higienis untuk meminimalkan potensi infeksi.

Ketika pori-pori terbuka cukup besar, jumlah bakteri yang mungkin masuk juga akan meningkat. 

Oleh sebab itu, selain kerokan, mengonsumsi minuman hangat dan mencukupi waktu istirahat tetap menjadi pilihan terbaik dalam mempercepat proses pemulihan tubuh saat merasa tidak enak badan.

Pelepasan Endorfin Saat Melakukan Pengobatan Tradisional Ini

Salah satu hal menarik dari metode ini adalah munculnya zat alami yang diproduksi oleh tubuh, yang dikenal sebagai endorfin. Ini menjelaskan alasan mengapa banyak orang merasa nyaman dan bahkan ketagihan setelah melakukannya.

Secara ilmiah, saat tubuh menerima rangsangan melalui penggosokan kulit, sistem saraf akan merespons dengan memproduksi zat yang memberikan efek menenangkan.

Endorfin sendiri bekerja serupa dengan morfin, namun secara alami diproduksi oleh tubuh dan memberikan rasa relaksasi serta kenyamanan—mirip dengan efek pijatan.

Oleh karena itu, dibandingkan menggunakan zat kimia buatan, pengobatan tradisional seperti ini bisa menjadi alternatif yang lebih ekonomis dan aman bila dilakukan secara tepat.

Risiko Kelahiran Dini Bila Dilakukan Oleh Wanita Hamil

Meskipun metode ini dikenal luas sebagai solusi tradisional yang memberi banyak manfaat, ternyata terdapat potensi risiko jika dilakukan pada kondisi tertentu, seperti kehamilan.

Pada ibu hamil, proses penggosokan kulit dapat menyebabkan pori-pori terbuka, yang membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi akibat masuknya kuman dari lingkungan.

Dalam kondisi normal, tubuh akan merespons dengan menghasilkan senyawa anti-inflamasi bernama sitokin, yang berfungsi memperkuat sistem daya tahan tubuh. Namun, pada wanita hamil, respons yang muncul bisa berbeda. 

Aktivitas ini dapat memicu produksi senyawa prostaglandin, yang bisa merangsang kontraksi sebelum waktunya. Hal inilah yang kemudian meningkatkan potensi terjadinya kelahiran sebelum usia kandungan cukup bulan. 

Oleh karena itu, metode ini sangat tidak disarankan untuk dilakukan selama masa kehamilan.

Bukan Hanya Populer di Satu Negara Saja

Meskipun metode ini sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat sejak masa lampau, praktik sejenis ternyata juga ditemukan di berbagai negara lain di kawasan Asia.

Beberapa negara seperti Tiongkok, Laos, Kamboja, dan Vietnam juga mengenal teknik serupa, meskipun dengan sebutan dan peralatan yang berbeda.

Sebagai contoh, masyarakat Tiongkok menyebut metode ini dengan istilah “gua sha,” yaitu teknik menggosok permukaan kulit menggunakan alat dari batu giok hingga timbul warna kemerahan.

Hal ini menunjukkan bahwa praktik tradisional semacam ini telah menjadi bagian dari pengetahuan turun-temurun lintas budaya, yang masing-masing memiliki cara dan filosofi tersendiri dalam pengaplikasiannya.

Apa Itu Masuk Angin?

Setelah mengetahui berbagai hal menarik seputar praktik tradisional ini, kini saatnya memahami lebih dalam mengenai istilah yang sering digunakan oleh masyarakat untuk menggambarkan kondisi tubuh yang tidak nyaman. 

Meskipun sangat umum diucapkan oleh banyak orang, ternyata istilah tersebut belum sepenuhnya diakui secara resmi dalam dunia kesehatan modern.

Biasanya, seseorang dianggap mengalami kondisi ini ketika tubuh terasa lemas, menggigil, merasakan ketidaknyamanan di sekujur badan, mengalami sakit kepala, atau nyeri pada otot. 

Dalam situasi lain, bisa juga disertai dengan sensasi tubuh terasa hangat, perut terasa penuh dengan gas, sering mengeluarkan angin, mengalami gangguan pencernaan seperti diare, atau pegal-pegal pada bagian tubuh tertentu.

Gejala yang muncul sebenarnya sangat mirip dengan kondisi flu. Namun, penyebabnya dapat lebih kompleks dan beragam, tidak hanya terbatas pada infeksi virus semata.

Maka dari itu, tidak heran jika masyarakat cenderung menggunakan istilah ini secara umum untuk menggambarkan beragam keluhan fisik.

Jika ditinjau secara ilmiah, metode pengobatan tradisional seperti menggosok permukaan kulit dengan benda tumpul memang bisa memberikan efek positif terhadap tubuh. 

Proses ini dapat memicu peningkatan suhu di permukaan kulit, sehingga tubuh terasa lebih hangat. Peningkatan suhu ini turut berdampak pada pelebaran pembuluh darah.

Dengan pembuluh darah yang lebih terbuka, aliran darah dalam tubuh pun menjadi lebih lancar, sebuah proses yang dalam dunia medis dikenal sebagai oksigenasi. 

Ketika aliran darah sudah berjalan optimal, berbagai keluhan fisik yang dirasakan sebelumnya bisa berangsur berkurang. 

Selain itu, metode ini juga disebut dapat merangsang peningkatan daya tahan tubuh secara alami, sehingga tubuh menjadi lebih kuat dalam menghadapi gangguan dari luar.

Hal yang Perlu Diperhatikan dari Kerokan

Setelah membahas beragam informasi menarik mengenai praktik pengobatan tradisional ini serta mengenali tanda-tanda kondisi tubuh yang sering dihubungkan dengannya, penting juga untuk memahami hal-hal yang harus diperhatikan oleh siapa pun yang rutin menjalani metode tersebut ketika merasa tidak enak badan.

Bagi mereka yang sudah terbiasa menggunakan cara ini dan bahkan cenderung melakukannya setiap kali tubuh terasa tidak fit, sebaiknya mulai menyadari adanya potensi dampak buruk jika dilakukan terlalu sering. 

Ada dua poin penting yang wajib menjadi perhatian. Pertama, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, proses ini bisa menyebabkan pori-pori pada permukaan kulit terbuka. 

Kondisi tersebut sangat memungkinkan masuknya berbagai mikroorganisme seperti bakteri atau virus dari lingkungan sekitar. 

Maka dari itu, disarankan agar praktik ini tidak dilakukan terlalu sering dan hanya bila benar-benar dibutuhkan. Apabila dilakukan secara berlebihan, justru bisa memicu risiko infeksi pada kulit.

Kedua, kesalahan dalam mengenali gejala suatu penyakit juga perlu diwaspadai. Jika tubuh mengalami mual, muntah, dan rasa nyeri di bagian dada secara bersamaan, sangat disarankan untuk segera mendapatkan pemeriksaan medis di fasilitas kesehatan. 

Jangan terburu-buru menganggap gejala tersebut hanya sebagai kondisi ringan, karena bisa saja itu adalah tanda awal dari gangguan pada jantung.

Terdapat kasus di mana seseorang mengalami serangan jantung namun disangka hanya mengalami masuk angin dan justru ditangani dengan cara tradisional ini. 

Sayangnya, penanganan yang tidak tepat semacam itu bisa berujung fatal. Dalam dunia medis, kondisi tersebut sering disebut dengan istilah “angin duduk”.

Gejala dari gangguan ini biasanya berupa nyeri di area dada yang terasa seperti ditekan benda berat. Rasa sakit ini umumnya muncul ketika seseorang tengah melakukan aktivitas fisik yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras dalam memompa darah.

Dengan penanganan yang tepat dan cepat, kondisi tersebut masih dapat diatasi dan komplikasi serius bisa dicegah.

Sebagai penutup, dengan memahami berbagai fakta unik kerokan, kita bisa lebih bijak dalam memanfaatkannya sebagai salah satu cara tradisional menjaga kesehatan tubuh.

Bru

Bru

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

19 Makanan Khas Solo yang Enak dan Lagi Hits

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

11 Aplikasi Pelacak Lokasi Pasangan Akurat, Tanpa Ketahuan!

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri

20 Rekomendasi Terbaik Kado Ulang Tahun Untuk Suami dan Istri