Kamis, 10 Juli 2025

Bijak Pakai Gadget Agar Keluarga Tetap Harmonis dan Komunikatif

Bijak Pakai Gadget Agar Keluarga Tetap Harmonis dan Komunikatif
Bijak Pakai Gadget Agar Keluarga Tetap Harmonis dan Komunikatif

JAKARTA - Teknologi gawai atau gadget saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, penggunaan gadget yang tidak terkendali ternyata bisa menjadi pengganggu utama keharmonisan dan komunikasi dalam keluarga. Konselor Puspaga Kota Banda Aceh, Maria Ulfa, S.Psi., M.Pd., Ph.D., mengingatkan bahwa pemanfaatan teknologi harus dilakukan secara bijak agar tidak mengikis interaksi hangat antar anggota keluarga.

Dalam sebuah dialog di RRI yang membahas perempuan dan anak, Maria Ulfa menyampaikan bahwa pola interaksi keluarga saat ini mulai banyak bergeser. “Momen makan malam yang seharusnya jadi waktu saling bercerita, kini sering tergantikan oleh orang tua dan anak yang sama-sama sibuk dengan HP,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi, meski sangat membantu, bisa menjadi penghalang jika tidak diatur dengan baik.

Menurut Maria, penggunaan gadget harus diselaraskan dengan kebutuhan menjaga komunikasi langsung yang membangun bonding antar anggota keluarga. Ia menyarankan agar setiap keluarga menerapkan aturan sederhana mengenai pemakaian gadget, misalnya menyediakan waktu 15–30 menit setiap hari tanpa menggunakan gadget. “Gunakan waktu itu untuk ngobrol, diskusi, atau membaca Al-Qur’an bersama,” katanya. Aktivitas ini dipercaya dapat memperkuat hubungan emosional keluarga.

Baca Juga

3 Wisata Alam Hits di Lombok Timur

Pentingnya aturan tanpa gadget ini bukan sekadar soal mengurangi layar digital, tapi juga memberikan ruang bagi anggota keluarga untuk saling mendengarkan dan berbagi cerita. Kebiasaan sederhana ini bisa mencegah jarak emosional yang sering muncul ketika setiap orang sibuk dengan dunianya masing-masing. “Keharmonisan itu dibentuk, bukan ditunggu,” tegas Maria, menekankan bahwa usaha aktif sangat diperlukan untuk menjaga kualitas hubungan keluarga.

Untuk memperkuat kebiasaan tersebut, Maria memberikan ide praktis yakni membuat jadwal ngobrol keluarga secara teratur. “Misalnya, menggunakan grup WhatsApp keluarga untuk bertanya kapan anak-anak punya waktu luang, lalu orang tua menyesuaikan jadwal,” ujarnya. Dengan begitu, komunikasi jadi lebih terencana dan semua anggota keluarga merasa dihargai dan dilibatkan.

Tidak hanya itu, Maria juga menyampaikan bahwa orang tua harus menjadi contoh utama dalam menggunakan gadget secara bijak. Jika orang tua bisa membatasi diri dan mengikuti aturan yang dibuat, anak-anak pun akan mencontoh perilaku tersebut. “Orang tua harus menunjukkan contoh positif, bukan hanya membuat aturan tapi juga menjalankan bersama-sama,” katanya.

Selain momen makan malam, waktu tanpa gadget juga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain yang mendekatkan keluarga, seperti membaca bersama kitab suci atau melakukan diskusi ringan tentang aktivitas sehari-hari. Aktivitas sederhana seperti ini sebenarnya sangat efektif untuk meningkatkan keakraban dan membangun komunikasi yang sehat.

Pengaruh negatif gadget yang terlalu dominan dalam keluarga tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak keluarga yang mengalami penurunan kualitas hubungan karena minimnya interaksi langsung. Saat setiap anggota keluarga sibuk dengan ponselnya sendiri, ruang dialog dan saling pengertian pun menyusut. Ini berpotensi menimbulkan rasa kesepian di tengah keramaian dan menimbulkan jarak emosional yang sulit dijembatani.

Di sisi lain, Maria menegaskan bahwa teknologi bukanlah musuh. Justru, dengan pengaturan yang tepat, gadget bisa menjadi alat pendukung komunikasi, sumber belajar, dan hiburan yang bermanfaat. Namun, tantangannya adalah bagaimana keluarga bisa menyeimbangkan antara memanfaatkan teknologi dan menjaga momen kebersamaan yang berkualitas.

Langkah-langkah sederhana seperti aturan waktu tanpa gadget dan jadwal ngobrol keluarga dapat menjadi solusi efektif dalam menghadapi tantangan ini. Kunci keberhasilan ada pada konsistensi dan kesadaran seluruh anggota keluarga untuk menjalankannya bersama-sama.

Dalam konteks ini, orang tua berperan penting sebagai penggerak perubahan. Mereka tidak hanya sebagai pembuat aturan, tapi juga sebagai teladan yang menunjukkan bagaimana teknologi digunakan secara sehat dan bertanggung jawab. Dengan demikian, anak-anak akan tumbuh dengan pola penggunaan gadget yang seimbang dan tidak mengorbankan hubungan sosial dan emosional dalam keluarga.

Mempertahankan keharmonisan keluarga di tengah derasnya arus digitalisasi memang bukan hal mudah. Namun, dengan kesadaran dan langkah-langkah konkret, keluarga bisa tetap menjadi tempat teraman dan terhangat bagi semua anggota. Gadget boleh hadir, tapi jangan sampai menggantikan kehadiran nyata dan komunikasi hangat antar anggota keluarga.

Pada akhirnya, penggunaan gadget yang bijak adalah investasi penting untuk masa depan keluarga yang harmonis dan komunikatif. Melalui aturan sederhana, jadwal ngobrol, dan contoh positif dari orang tua, keharmonisan dalam keluarga dapat tetap terjaga dan bahkan semakin erat di era digital ini.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

iPhone 15 dan 15 Plus Turun Harga, Pilih Mana

iPhone 15 dan 15 Plus Turun Harga, Pilih Mana

Samsung Galaxy Watch8 Hadir dengan Asisten Suara AI

Samsung Galaxy Watch8 Hadir dengan Asisten Suara AI

OPPO A5i Pro Hadir dengan Desain Tangguh

OPPO A5i Pro Hadir dengan Desain Tangguh

Kemenkes Imbau Waspada Penyakit Musim Peralihan

Kemenkes Imbau Waspada Penyakit Musim Peralihan

7 Shio Mendadak Kaya Raya Karena Hoki Tak Terduga

7 Shio Mendadak Kaya Raya Karena Hoki Tak Terduga