Penyebab STEMI, Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengatasinya
- Senin, 07 Juli 2025

Penyebab STEMI adalah kondisi serius dengan nyeri dada lama yang tak membaik meski sudah diberi nitrat untuk meredakannya.
Keadaan ini dapat muncul secara mendadak, bahkan saat tubuh dalam kondisi istirahat, dan sering kali berkaitan dengan Infark Miokard Akut yang menunjukkan elevasi segmen ST pada elektrokardiogram.
Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah akibat pecahnya plak aterosklerotik yang tidak stabil di pembuluh darah jantung.
Baca Juga
Berdasarkan data dari American Heart Association (AHA), serangan jantung masih menjadi salah satu faktor penyebab utama kematian dan kecacatan secara global.
Di Amerika Serikat saja, diperkirakan sebanyak 785.000 orang mengalami serangan jantung setiap tahunnya, sementara sekitar 470.000 di antaranya mengalami kejadian berulang.
Bahkan, AHA mencatat bahwa setiap 25 detik, satu orang di Amerika meninggal akibat serangan jantung (AHA, 2012).
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mencatat prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) yang teridentifikasi melalui wawancara dan diagnosis medis mencapai 0,5%, sementara berdasarkan diagnosis atau gejala mencapai 1,5%.
Angka tertinggi dari diagnosis dokter tercatat di Sulawesi Tengah sebesar 0,8%, disusul Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Aceh yang masing-masing mencatat 0,7%.
Jika dilihat dari gejala atau diagnosis, Nusa Tenggara Timur menjadi provinsi dengan prevalensi tertinggi yakni 4,4%, diikuti Sulawesi Tengah (3,8%), Sulawesi Selatan (2,9%), dan Sulawesi Barat (2,6%).
Angka kejadian penyakit jantung koroner juga meningkat seiring pertambahan usia, dengan prevalensi tertinggi pada kelompok usia 65–74 tahun sebesar 2,0% (berdasarkan diagnosis dokter) dan 3,6% (berdasarkan gejala), kemudian sedikit menurun pada kelompok usia di atas 75 tahun.
Selain itu, perempuan menunjukkan prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki, yakni sebesar 0,5% (diagnosis dokter) dan 1,5% (diagnosis atau gejala).
Semua data ini menunjukkan pentingnya memahami penyebab STEMI demi pencegahan dan penanganan yang lebih optimal.
Pengertian STEMI
Infark miokard dengan elevasi segmen ST merupakan suatu kondisi medis serius yang ditandai dengan gejala khas gangguan aliran darah ke otot jantung, disertai perubahan pada elektrokardiogram berupa peningkatan segmen ST yang menetap serta adanya pelepasan zat penanda kerusakan otot jantung.
Keadaan ini menunjukkan bahwa telah terjadi kematian sel otot jantung secara permanen akibat terputusnya suplai oksigen, yang mengakibatkan terbentuknya jaringan mati di bagian tersebut.
Kondisi ini dikenal juga sebagai serangan jantung atau gangguan pada aliran darah koroner, yang terjadi karena adanya penyumbatan menyeluruh di pembuluh darah jantung.
Akibatnya, otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga mengalami kerusakan yang tidak dapat dipulihkan.
Pada fase akutnya, gejala yang muncul berupa nyeri dada yang semakin sering, berlangsung lebih lama, dan tidak membaik meskipun sudah diberikan obat pelemas pembuluh darah.
Serangan ini bisa muncul secara tiba-tiba, bahkan saat tubuh sedang beristirahat, dan umumnya disebabkan oleh terbentuknya bekuan darah akibat pecahnya timbunan lemak yang tidak stabil di dinding pembuluh darah jantung.
Oleh karena itu, kondisi ini sangat membahayakan dan memerlukan penanganan segera agar tidak menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada jantung maupun risiko kematian mendadak.
Dari seluruh penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa serangan jantung jenis ini adalah kondisi darurat medis yang ditandai oleh gejala nyeri dada khas, perubahan signifikan pada hasil pemeriksaan jantung, serta kerusakan permanen pada otot jantung yang dipicu oleh gangguan aliran darah akibat tersumbatnya pembuluh darah koroner oleh gumpalan yang berasal dari pecahnya plak lemak yang tidak stabil.
Gejala STEMI
Penyumbatan pada pembuluh darah jantung dapat memicu berbagai tanda-tanda tertentu. Akan tetapi, gejala yang dialami bisa berbeda pada tiap individu. Secara umum, beberapa tanda yang mungkin muncul akibat kondisi ini meliputi:
- Napas terasa berat dan sulit;
- Nyeri dada yang sangat kuat;
- Sensasi tertekan di dada seperti tertimpa benda berat;
- Nyeri menyebar ke bagian leher, rahang, pundak, hingga lengan sebelah kiri;
- Keringat berlebih secara tiba-tiba;
- Gangguan di area pencernaan seperti ketidaknyamanan di dada dan perut;
- Rasa mual yang mungkin disertai muntah;
- Kelelahan mendadak hingga terjatuh;
- Jantung berdetak lebih cepat dari biasanya (palpitasi);
- Sakit kepala;
- Perasaan cemas berlebihan atau kegelisahan.
Jika kamu merasakan gejala-gejala tersebut—terutama nyeri dada yang intens—sebaiknya segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat.
Penyebab STEMI
Penyebab STEMI berkaitan dengan adanya penyumbatan total pada pembuluh darah arteri jantung, khususnya di arteri seperti LAD, RCA, atau LCX.
Kondisi ini terjadi akibat penumpukan zat seperti kolesterol dan lemak dalam darah yang kemudian membentuk plak di dinding pembuluh darah.
Ketika plak tersebut semakin banyak dan menumpuk, bisa terbentuk gumpalan darah yang memperburuk penyumbatan.
Jika aliran darah terhenti sepenuhnya, maka jaringan otot jantung tidak mendapatkan oksigen, mengalami kerusakan, dan akhirnya memicu terjadinya serangan jantung jenis ini.
Faktor Risiko STEMI
Terdapat berbagai hal yang dapat memperbesar kemungkinan seseorang mengalami jenis serangan jantung ini. Beberapa di antaranya dapat dikendalikan untuk menurunkan tingkat risikonya, meskipun ada pula yang tidak bisa dihindari.
Berikut adalah berbagai kondisi yang berperan dalam meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan ini:
- Kebiasaan merokok secara rutin;
- Asupan makanan yang tinggi kandungan garam, gula, dan lemak;
- Gaya hidup yang tidak aktif dan jarang melakukan aktivitas fisik;
- Mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah berlebihan;
- Penggunaan zat terlarang seperti kokain atau sabu-sabu;
- Usia yang semakin bertambah;
- Laki-laki yang telah memasuki usia di atas 45 tahun;
- Perempuan yang berusia di atas 50 tahun atau sudah tidak lagi mengalami menstruasi;
- Adanya anggota keluarga dengan riwayat penyakit serupa;
- Faktor keturunan yang diturunkan secara genetik.
Diagnosis STEMI
Tenaga medis menegakkan diagnosis terhadap kondisi ini melalui kombinasi pemeriksaan fisik, analisis aktivitas listrik jantung menggunakan EKG, serta pengujian biomolekul jantung seperti troponin.
- Evaluasi fisik: menilai keluhan utama seperti rasa nyeri di dada dan nyeri angina, serta keluhan tambahan seperti pusing, kesulitan bernapas, dan kehilangan kesadaran.
- Elektrokardiogram (EKG): digunakan untuk memantau aktivitas listrik jantung guna mendeteksi adanya gangguan fungsi.
- Pengukuran troponin: uji biomolekuler untuk memastikan adanya serangan jantung. Ketika sel otot jantung mengalami kerusakan, senyawa troponin akan dilepaskan ke dalam aliran darah.
Apabila dibutuhkan, dokter mungkin akan menyarankan tes lanjutan guna memperkuat hasil pemeriksaan sebelumnya.
Komplikasi STEMI
Kondisi ini dapat memicu gangguan kesehatan lanjutan yang lebih serius dan berisiko memengaruhi organ tubuh lainnya. Berikut adalah beberapa bentuk gangguan lanjutan yang dapat muncul akibat kondisi ini:
Gagal Jantung
Pada tahap akut maupun subakut setelah serangan, sering kali muncul gangguan pada fungsi otot jantung.
Gangguan akut yang muncul bisa berupa ketidakmampuan jantung memompa darah secara optimal disertai perubahan bentuk jantung secara abnormal, ditandai dengan gejala khas gangguan fungsi jantung dan berpotensi berkembang menjadi kondisi kronis.
Tekanan Darah Rendah
Tekanan darah yang turun drastis dan bertahan di bawah angka 90 mmHg dapat menjadi salah satu dampak lanjutan.
Penurunan tekanan darah ini bisa berkaitan dengan kegagalan fungsi jantung, kekurangan volume cairan dalam tubuh, gangguan irama jantung, atau gangguan struktural lainnya.
Penumpukan Cairan di Paru-Paru
Akumulasi cairan di paru-paru akibat gangguan ini biasanya ditandai dengan suara napas basah di bagian bawah paru, turunnya kadar oksigen dalam darah, temuan cairan pada hasil rontgen dada, serta respons positif terhadap pemberian obat diuretik dan pelebar pembuluh darah.
Gangguan Irama Jantung
Serangan pada jantung dapat mengganggu sistem pengatur detak jantung. Gangguan ini menyebabkan irama jantung menjadi tidak normal atau tidak teratur.
Jika kondisi ini tidak segera ditangani, bisa berkembang menjadi gangguan yang lebih serius. Dalam beberapa situasi, kelainan irama ini dapat mengancam nyawa penderitanya.
Jantung Berhenti Berdetak
Jika kondisi ini tidak segera diatasi, jantung berisiko kehilangan kemampuannya untuk memompa darah. Dampaknya, suplai darah ke otak, organ-organ vital, dan seluruh tubuh akan terhenti.
Hal ini dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat dipulihkan pada jaringan tubuh, termasuk otak dan organ lainnya. Pada kondisi ekstrem, henti fungsi jantung dapat menyebabkan kematian.
Namun, risiko tersebut dapat ditekan dengan penanganan yang cepat dan tepat. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis jika mengalami tanda-tanda gangguan jantung.
Cara Mengatasi STEMI
Terdapat berbagai langkah medis yang dapat ditempuh untuk menangani kondisi serangan jantung jenis ini.
Tenaga medis mungkin akan menyarankan tindakan pembedahan, penggunaan obat-obatan, atau gabungan dari keduanya. Beberapa metode penanganan yang umum dilakukan antara lain:
Prosedur Intervensi Koroner
Tindakan ini bertujuan untuk membuka arteri yang mengalami penyempitan atau sumbatan. Prosedurnya melibatkan pemasukan selang tipis dengan balon kecil ke dalam pembuluh darah.
Balon kemudian dikembangkan di lokasi penyumbatan untuk memperlebar ruang dalam arteri agar aliran darah kembali normal.
Dalam beberapa kasus, alat penyangga kecil yang disebut stent juga akan dipasang guna menjaga agar arteri tetap terbuka dan tidak mengalami penyumbatan kembali.
Pembedahan Bypass Arteri Jantung
Prosedur ini dilakukan dengan membuat jalur baru bagi aliran darah yang menghindari bagian arteri yang tersumbat. Jalur pengganti tersebut biasanya menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain atau bisa juga berupa bahan buatan.
Terapi Obat-Obatan
Untuk menangani kondisi ini sekaligus mencegah kekambuhan di masa mendatang, dokter biasanya akan meresepkan beberapa jenis obat, antara lain:
- Penghambat beta: membantu jantung bekerja lebih tenang dan memperlambat denyutnya;
- Obat penurun kolesterol (statin): menurunkan kadar kolesterol dengan mengurangi produksinya di hati;
- Obat antiplatelet: berfungsi mencegah terbentuknya gumpalan darah di area plak dalam arteri;
- Pereda nyeri: digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang muncul selama serangan berlangsung;
- Nitrogliserin: melebarkan pembuluh darah agar aliran darah dapat kembali berjalan lancar.
Upaya Pencegahan STEMI
Kondisi ini dapat terjadi pada siapa pun tanpa memandang usia. Untuk menurunkan kemungkinan mengalaminya, disarankan untuk mulai menjalani gaya hidup yang lebih sehat sejak dini.
Berikut beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan:
- Menjaga agar berat badan tetap berada dalam kisaran yang sehat;
- Mengonsumsi makanan dengan kandungan gizi yang seimbang serta membatasi asupan gula, garam, dan makanan berlemak;
- Melakukan aktivitas fisik secara teratur, minimal selama 30 menit setiap hari;
- Menghindari kebiasaan merokok, baik secara langsung maupun terpapar asap dari orang lain;
- Menangani kondisi-kondisi yang dapat memperbesar peluang terjadinya gangguan jantung.
Selain langkah-langkah di atas, penting juga untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Dengan deteksi lebih awal, berbagai potensi gangguan dapat ditangani sebelum berkembang menjadi lebih serius.
Jangan Tunda Pertolongan Medis
Setiap tipe serangan pada jantung membutuhkan tindakan medis segera, walaupun tanda-tandanya belum tampak jelas sebagai gangguan jantung.
Baik serangan tipe NSTEMI maupun CAS tetap memerlukan penanganan yang setara, meski jenis serangan yang paling berisiko tinggi adalah yang disertai elevasi segmen ST.
Langkah pertolongan awal bagi seseorang yang mengalami serangan jantung biasanya meliputi:
- Pemberian aspirin untuk membantu mencegah pembentukan gumpalan darah;
- Pemakaian nitrogliserin guna mengurangi nyeri di dada dan memperlancar sirkulasi darah;
- Terapi oksigen untuk memastikan tubuh tetap mendapatkan suplai oksigen yang cukup.
Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh dan diagnosis serangan jantung dipastikan, pasien akan mendapatkan penanganan lanjutan atau resep pengobatan yang lebih khusus, termasuk kemungkinan menjalani prosedur operasi apabila diperlukan.
Beberapa jenis pengobatan yang diberikan secara lebih spesifik bagi penderita antara lain:
- Obat pemecah bekuan darah untuk menghilangkan sumbatan di pembuluh arteri;
- Obat pengatur tekanan darah untuk meringankan beban kerja jantung dan menjaga tekanan tetap stabil;
- Pengencer darah untuk menghindari terbentuknya sumbatan;
- Statin yang berfungsi menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam tubuh.
Tentu saja, pilihan pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan, riwayat penyakit sebelumnya, dan kebiasaan pasien.
Jika seseorang memiliki pola makan tidak teratur, merokok aktif, atau jarang beraktivitas fisik, semua hal tersebut akan menjadi pertimbangan dalam menentukan jenis penanganan yang tepat.
Jenis-jenis Serangan Jantung Lain
Serangan pada jantung termasuk dalam kategori sindrom koroner akut, yakni situasi ketika pembuluh arteri yang bertugas mengalirkan darah, oksigen, dan zat gizi ke jantung mengalami penyumbatan.
Hal ini menyebabkan pasokan darah ke jantung tidak mencukupi, yang kemudian memicu terjadinya gangguan jantung mendadak. Berikut ini beberapa jenis lain dari gangguan jantung tersebut:
NSTEMI
Jenis serangan ini berbeda dari tipe yang lebih parah karena penyumbatan hanya terjadi sebagian pada arteri koroner.
Karena itu, hasil pemeriksaan melalui alat elektrokardiogram tidak menunjukkan perubahan mencolok pada segmen ST.
Namun, prosedur angiografi koroner dapat menunjukkan sejauh mana dan di bagian mana pembuluh darah mengalami penyumbatan.
Meskipun tidak menyebabkan kerusakan jantung seberat tipe lain, kondisi ini tetap tergolong serius.
Pemeriksaan tambahan berupa tes darah juga dilakukan untuk melihat adanya peningkatan kadar troponin, yaitu protein yang dilepaskan ke dalam sirkulasi darah saat jaringan otot jantung mengalami cedera.
Kejang Arteri Koroner
Kondisi ini juga dikenal sebagai serangan jantung diam atau angin duduk. Pemicunya adalah penyempitan pembuluh darah jantung yang diakibatkan oleh penumpukan lemak dalam jumlah berlebihan.
Akibatnya, aliran darah menuju otot jantung menjadi sangat terbatas. Penderita umumnya mengalami keluhan seperti nyeri otot atau gangguan pencernaan ringan tanpa menyadari bahwa itu merupakan bagian dari gejala serangan jantung.
Hal ini disebabkan oleh adanya penyempitan yang signifikan pada salah satu arteri jantung, sehingga pasokan darah turun secara drastis.
Hanya melalui pemeriksaan menyeluruh oleh tenaga medis, diagnosis gangguan ini bisa dipastikan. Selain itu, kondisi nyeri dada tidak stabil yang muncul akibat gangguan ini tidak selalu dapat diatasi hanya dengan beristirahat atau minum obat ringan.
Jika aliran darah ke jantung tidak segera kembali normal, maka risiko kekurangan oksigen hingga kematian menjadi sangat mungkin terjadi.
Hal Penting Terkait STEMI
- Gangguan jantung ini memiliki potensi komplikasi berat dan risiko kematian yang tinggi.
- Pemicunya adalah tersumbatnya arteri jantung utama seperti LAD, RCA, atau LCX secara menyeluruh.
- Jika tidak ditangani dengan cepat, bisa menimbulkan masalah seperti gangguan irama jantung, penurunan fungsi jantung, hingga berhentinya detak jantung.
- Sekitar 2,5–10% penderita meninggal dunia dalam kurun waktu 30 hari setelah kejadian pertama.
- Penanganannya dapat dilakukan melalui prosedur pembedahan, pemberian obat-obatan, atau kombinasi keduanya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat secara konsisten.
Sebagai penutup, mengetahui penyebab STEMI sejak dini penting agar kamu bisa mengambil langkah pencegahan dan menghindari risiko gangguan jantung yang lebih serius.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
10 Ide Menarik Memilih Kado Penikahan Untuk Sahabat
- 06 September 2025
2.
Inilah 20 Aplikasi Wajib Di Laptop Untuk Mendukung Performa Laptop
- 06 September 2025
3.
10 Game Penghasil Saldo Dana yang Perlu Kamu Tahu
- 06 September 2025
4.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025
5.
10 Rekomendasi Merk Printer Terbaik Sesuai Kebutuhanmu
- 06 September 2025