
JAKARTA - Dilep adalah kondisi gangguan reproduksi wanita yang ditandai nyeri pinggang, khususnya saat atau setelah masa menstruasi berlangsung.
Pada umumnya, keluhan nyeri pinggang akan mereda setelah haid selesai. Namun, jika rasa sakit tersebut terus berlanjut meskipun menstruasi telah usai, hal ini bisa menjadi tanda adanya masalah serius dalam sistem reproduksi.
Oleh sebab itu, penting untuk memahami lebih jauh mengenai kondisi ini serta risiko yang dapat ditimbulkannya jika nyeri pinggang dibiarkan tanpa penanganan yang tepat.
Baca Juga
Pada dasarnya, dilep adalah salah satu indikasi yang sebaiknya tidak dianggap sepele karena dapat memengaruhi kesehatan wanita secara menyeluruh.
Dilep adalah
Dilep adalah istilah yang merujuk pada nyeri menstruasi yang sering dialami sebagian besar wanita, berupa sensasi sakit menusuk atau meremas di bagian bawah perut.
Rasa tidak nyaman ini bisa sangat menyiksa, hingga membuat penderitanya kesulitan menjalankan aktivitas sehari-hari.
Secara umum, nyeri haid dianggap normal jika berlangsung satu hari sebelum menstruasi dan mereda dalam tiga hari pertama. Rasa sakit ini umumnya disebabkan oleh sensitivitas terhadap hormon prostaglandin dan dikenal sebagai dismenore.
Selain kram, gejala lain yang bisa menyertai adalah mual, muntah, atau bahkan diare. Meski pada umumnya tidak berbahaya, ada kondisi medis tertentu yang bisa menyebabkan nyeri haid menjadi tidak wajar.
Dalam beberapa kasus, intensitas nyeri haid bisa sangat tinggi hingga membuat penderitanya kehilangan kesadaran.
Jika rasa sakit berlangsung terus-menerus dan membuat seseorang hanya bisa berbaring sepanjang periode menstruasi, maka kondisi ini tidak boleh diabaikan.
Nyeri perut bawah pada masa haid memang umum dirasakan di awal siklus, dan sebagian wanita masih bisa menjalankan aktivitas normal.
Namun, bagi sebagian lainnya, rasa sakitnya begitu hebat hingga tidak memungkinkan mereka bergerak seperti biasa. Meski hal ini tergolong wajar, tetap penting untuk memperhatikan intensitas dan durasi nyeri tersebut.
Biasanya, nyeri akan mereda dalam satu hingga dua hari setelah menstruasi dimulai. Jika rasa tidak nyaman mengganggu konsentrasi atau aktivitas harian, tidak ada salahnya mengonsumsi obat pereda nyeri.
Banyak yang khawatir dengan efek samping atau ketergantungan obat, padahal anggapan itu tidak sepenuhnya benar.
Khusus pada kondisi tertentu seperti endometriosis, rasa nyeri yang muncul bisa jauh lebih berat dibandingkan kram haid biasa. Efeknya sangat mengganggu, sehingga diperlukan langkah penanganan cepat agar aktivitas tidak terganggu.
Bahaya Dilep jika Dibiarkan
Rasa nyeri yang muncul saat menstruasi dan dibiarkan tanpa penanganan bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan serius.
Oleh karena itu, sangat penting bagi perempuan untuk tidak mengabaikan rasa sakit tersebut terlalu lama, dan sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Berikut beberapa alasan penting mengapa nyeri menstruasi yang tidak tertangani dengan baik sebaiknya tidak diabaikan.
Bisa Menunjukkan Gejala Endometriosis
Nyeri hebat saat menstruasi bisa menjadi petunjuk adanya endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan yang seharusnya berada di dalam rahim justru tumbuh di luar organ tersebut.
Jaringan ini bisa muncul di berbagai bagian tubuh seperti ovarium, kandung kemih, usus, hati, saluran tuba, bahkan paru-paru dan diafragma.
Kondisi ini dapat menyebabkan kram hebat, rasa sakit saat berhubungan intim, dan bahkan memengaruhi kemampuan untuk memiliki keturunan.
Umum Terjadi Selama Siklus Bulanan
Gejala seperti kram, susah buang air besar, atau justru diare, sering kali menyertai periode bulanan wanita. Rasa nyeri tersebut biasanya dirasakan sebelum atau tepat saat menstruasi dimulai.
Namun, jika setelah menstruasi rasa sakit tetap muncul dalam jangka waktu lama dan terasa berat, hal itu bisa menjadi indikasi gangguan seperti endometriosis atau irritable bowel syndrome, yang memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut.
Berkaitan dengan Kelainan Bentuk Rahim
Beberapa wanita memiliki bentuk rahim yang tidak sempurna sejak lahir, dan ini bisa menyebabkan rasa nyeri ekstrem saat haid, kesulitan saat berhubungan intim, hingga berujung pada gangguan kesuburan.
Dalam beberapa kasus, terdapat dua rahim yang terhubung dengan satu leher rahim, atau adanya sekat antara rahim dan vagina. Rasa nyeri bisa timbul karena adanya penyumbatan atau bentuk anatomi yang tidak biasa tersebut.
Tidak Dianjurkan Mengandalkan Obat Pereda Rasa Sakit
Walau mengonsumsi obat pereda nyeri bisa meredakan ketidaknyamanan dalam waktu singkat, baik dengan atau tanpa resep, penggunaan yang berkelanjutan tidak disarankan.
Perlu diingat bahwa obat hanya meredakan gejala, bukan mengatasi penyebab dasarnya.
Mengandalkan pil terus-menerus bisa memberi tekanan tambahan pada organ tubuh, sehingga penting untuk memahami sumber utama nyeri yang dialami dan mencari penanganan yang sesuai.
Kontraksi Rahim Juga Bisa Terjadi Saat Menstruasi
Bukan hanya ibu hamil yang bisa mengalami kontraksi, wanita yang sedang haid juga bisa mengalaminya. Kram yang tidak disebabkan oleh kelainan struktur organ reproduksi dikenal sebagai dismenore primer.
Hal ini biasanya terjadi karena ketidakseimbangan hormon prostaglandin, yaitu senyawa yang mendorong kontraksi rahim. Ketidakseimbangan tersebut memicu rasa sakit yang terasa pada perut bagian bawah.
Penting bagi setiap perempuan untuk menyadari bahwa nyeri menstruasi, sekecil apa pun, tetap perlu diperhatikan. Hal ini karena setiap individu memiliki tingkat toleransi rasa sakit yang berbeda-beda.
Jika dari waktu ke waktu rasa sakit yang dirasakan semakin parah, maka langkah terbaik adalah segera memeriksakan kondisi tubuh ke tenaga medis untuk mengetahui penyebab pastinya.
Untuk membantu meredakan ketidaknyamanan, ada beberapa cara sederhana yang bisa dilakukan di rumah. Salah satunya adalah memberikan kompres hangat di bagian perut dengan menggunakan botol berisi air panas atau bantalan pemanas.
Teknik ini mampu membuat otot-otot rahim lebih rileks, sehingga kram dapat berkurang.
Selain itu, melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan santai, senam peregangan, atau latihan yoga juga membantu tubuh memproduksi hormon endorfin yang dapat meredakan rasa nyeri secara alami.
Faktor yang Dapat Meningkatkan Resiko Nyeri Haid yang Parah
Sebagian wanita dapat mengalami rasa sakit yang luar biasa saat menstruasi hingga tidak sanggup menjalankan aktivitas apa pun.
Kondisi ini bisa dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang membuat rasa nyeri tersebut menjadi lebih parah. Beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko antara lain:
- Usia yang masih tergolong muda, terutama di bawah 30 tahun
- Mengalami menstruasi pertama pada usia 11 tahun atau lebih muda
- Mengalami perdarahan berat saat haid atau yang dikenal sebagai menorrhagia
- Terjadinya perdarahan di luar siklus menstruasi normal (metroragia)
- Memiliki riwayat keluarga dengan keluhan nyeri menstruasi hebat
- Kondisi berat badan yang tidak seimbang, baik terlalu kurus maupun terlalu gemuk
- Kebiasaan tidak sehat seperti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol
Semua faktor ini dapat memperburuk rasa nyeri saat haid dan sebaiknya diwaspadai sejak dini agar tidak mengganggu kualitas hidup.
Cara Meredakan Nyeri Haid atau Dilep
Jika kamu mengalami sakit saat menstruasi yang mengganggu aktivitas, ada sejumlah langkah mudah yang bisa diterapkan untuk membantu meredakannya. Berikut ini beberapa cara yang dapat dicoba:
Mengompres Area Perut dengan Air Hangat
Salah satu metode paling sederhana adalah menempelkan kompres hangat pada bagian perut bawah yang terasa nyeri.
Kamu bisa mengisi botol kaca atau botol khusus kompres dengan air panas, lalu membungkusnya dengan kain agar tidak terlalu panas saat menyentuh kulit.
Gulung-gulingkan botol tersebut di bagian perut yang nyeri hingga suhunya menurun. Mandi air hangat juga bisa membantu mengurangi rasa tidak nyaman.
Beraktivitas Fisik Ringan
Saat sedang haid, tidak ada larangan untuk tetap aktif. Bahkan, bergerak secara fisik justru bisa membantu meredakan kram. Pilih jenis olahraga ringan seperti:
- Jalan santai
- Bersepeda pelan
- Senam ringan
- Yoga atau pilates
Melatih Tubuh dan Pikiran agar Lebih Rileks
Beberapa teknik seperti meditasi, pernapasan dalam, atau latihan yoga bisa membantu tubuh lebih tenang dan mengurangi ketegangan akibat kram.
Menghindari Makanan dan Minuman Tertentu
Kurangi konsumsi makanan tinggi lemak serta minuman berkafein seperti kopi, termasuk juga minuman beralkohol.
Menjaga Hidrasi Tubuh
Pastikan kamu minum cukup air putih setiap hari agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik.
Minum Teh Herbal
Beberapa jenis teh seperti chamomile atau jahe bisa memberikan efek menenangkan dan meredakan rasa tidak nyaman.
Mengelola Tekanan Emosi
Mengurangi tekanan pikiran dan menjaga kondisi mental tetap stabil juga bisa membantu tubuh lebih mudah mengatasi rasa sakit.
Menggunakan Obat Pereda Rasa Sakit
Obat bebas seperti parasetamol dapat digunakan jika rasa nyeri cukup mengganggu, asalkan sesuai aturan pakai.
Rasa sakit ringan saat menstruasi sebenarnya merupakan hal yang umum. Akan tetapi, jika setiap kali haid kamu selalu merasakan sakit yang sangat kuat, apalagi disertai gejala seperti perdarahan hebat, masa menstruasi yang jauh lebih lama dari biasanya, keputihan yang tidak biasa, rasa nyeri parah di sekitar panggul, atau bahkan disertai demam, sebaiknya segera konsultasikan kondisi ini ke dokter.
Jika semua langkah di atas tidak memberikan perubahan yang berarti, pemeriksaan medis sangat disarankan agar penyebab utamanya bisa ditemukan dan ditangani dengan cara yang tepat.
Penyakit di Balik Nyeri Haid tidak Normal/Dismenore Sekunder
Secara umum, sejumlah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi wanita dapat disebabkan oleh nyeri menstruasi yang dirasakan secara berlebihan. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang perlu diwaspadai:
Pertumbuhan Jaringan Rahim di Luar Tempatnya (Endometriosis)
Salah satu penyebab utama dari rasa sakit hebat saat menstruasi adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim.
Sekitar 6 hingga 10 persen perempuan mengalami masalah ini, dan kebanyakan dari mereka mendapatkan diagnosis pada usia mendekati akhir 20-an.
Tanda-tanda yang muncul bisa berbeda-beda, antara lain nyeri intens saat datang bulan, volume darah menstruasi yang sangat banyak hingga harus sering mengganti pembalut, mudah merasa lelah, masalah pencernaan seperti diare atau sembelit, serta rasa sakit saat buang air besar. Beberapa indikasi dari kondisi ini antara lain:
a. Gangguan Sistem Pencernaan
Sering merasa tidak nyaman di perut, mengalami sembelit atau diare bisa jadi hanya menunjukkan irritable bowel syndrome. Namun, jika keluhan tersebut semakin berat selama masa haid, bisa jadi ada jaringan endometrium yang tumbuh di bagian usus.
b. Nyeri di Bagian Tubuh Atas atau Saat Bernapas
Yang sering membingungkan adalah kenyataan bahwa jaringan tersebut bisa tumbuh di hampir semua bagian tubuh, termasuk di luar perut seperti di lengan, paha, bahkan diafragma. Kadang, sulitnya menggerakkan tangan juga bisa dikaitkan dengan masalah ini.
c. Kesulitan untuk Hamil
Pada kondisi normal, sel telur akan bertemu dengan sperma di saluran tuba untuk proses pembuahan. Jika saluran ini tersumbat atau terdapat jaringan parut karena endometriosis, proses kehamilan bisa terganggu.
Seorang dokter bernama Breton Barrier menyebutkan bahwa secara normal wanita memiliki peluang sekitar 20 persen untuk hamil setiap siklusnya.
d. Sering Buang Air Kecil
Keluhan buang air kecil yang terlalu sering juga bisa menjadi indikasi bahwa jaringan abnormal tumbuh di kandung kemih. Bahkan, kondisi ini juga berkaitan dengan sindrom kandung kemih yang menyebabkan rasa nyeri dan tekanan di area tersebut.
Jaringan Rahim Tumbuh ke Dalam Dinding Otot (Adenomiosis)
Kondisi ini terjadi ketika lapisan rahim masuk ke dalam otot-otot di sekitar rahim, yang menyebabkan rahim membesar dan menimbulkan rasa sakit selama haid.
Ciri-cirinya meliputi perdarahan yang lebih berat atau berkepanjangan dibandingkan biasanya, nyeri tajam di area perut dan panggul, dan dalam beberapa kasus, bisa menyebabkan kekurangan darah yang parah sehingga perlu perawatan medis.
Tumor Jinak di Rahim (Fibroid)
Fibroid merupakan jenis tumor non-kanker yang tumbuh di jaringan otot rahim. Pada sebagian besar kasus, kondisi ini tidak menimbulkan keluhan yang berarti.
Namun, beberapa wanita dapat mengalami perdarahan yang tidak berhenti, nyeri di panggul, dan gangguan pencernaan seperti mual atau muntah.
Fibroid banyak ditemukan pada wanita berusia sekitar 45 tahun, dengan prevalensi sekitar 70 persen. Risiko meningkat jika seseorang memiliki indeks massa tubuh tinggi, pernah melahirkan, atau merokok.
Infeksi pada Organ Reproduksi Bagian Atas (Radang Panggul)
Menurut keterangan dari Riska Ismalilia Puteri Iskandar, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang berasal dari rahim dan bisa menyebar ke bagian lain dari sistem reproduksi.
Infeksi bisa menyerang endometrium, otot rahim, saluran tuba, ovarium, hingga selaput di sekitar panggul, dan paling sering ditularkan melalui hubungan seksual. Tanda-tanda umum dari infeksi ini meliputi:
- Nyeri tajam di bagian bawah perut
- Cairan tidak normal dari serviks atau vagina
- Rasa nyeri saat berhubungan intim
- Demam tinggi, lebih dari 38,3°C
- Tidak nyaman atau nyeri saat buang air kecil
Untuk memastikan diagnosis, sebaiknya langsung berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan agar bisa dilakukan pemeriksaan menyeluruh dan mendapat perawatan yang tepat.
Penyempitan Leher Rahim (Stenosis Serviks)
Kondisi ini terjadi saat bagian leher rahim menjadi sempit akibat terbentuknya jaringan parut.
Penanganan awal nyeri saat haid bisa dimulai dengan mengompres bagian perut bawah menggunakan air hangat selama sekitar 10 hingga 15 menit, sambil memberikan pijatan ringan.
Jika nyeri masih terasa, obat pereda rasa sakit seperti asam mefenamat atau parasetamol dapat dikonsumsi sesuai petunjuk.
Namun, jika nyeri tidak kunjung membaik meskipun sudah diberikan penanganan awal, segera temui dokter kandungan untuk mengetahui penyebab pasti dan mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Sebagai penutup, dilep adalah kondisi yang tidak boleh diabaikan karena bisa menjadi tanda gangguan serius pada sistem reproduksi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
OPPO A5i Pro Hadir dengan Desain Tangguh
- 09 Juli 2025
2.
BMKG: Nelayan NTT Diimbau Waspadai Gelombang Tinggi
- 09 Juli 2025
4.
Kemenkes Imbau Waspada Penyakit Musim Peralihan
- 09 Juli 2025
5.
BPJS Kesehatan Masih Gunakan Sistem Kelas
- 09 Juli 2025