Apa Itu Footnote, Unsur, Jenis, hingga Cara Membuatnya
- Jumat, 04 Juli 2025

Apa itu footnote? Saat menulis karya ilmiah, pelajar sering bingung membedakan footnote, endnote, dan daftar pustaka.
Untuk memulai dari yang paling sederhana, apa sebenarnya yang dimaksud dengan footnote? Nah, untuk mengetahui apa itu footnote, simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Footnote?
Apa itu footnote? Footnote atau catatan kaki adalah tulisan yang diletakkan di bagian bawah halaman. Fungsinya untuk mengutip sumber atau memberikan komentar terkait bagian tertentu dari teks di atasnya.
Baca Juga
Misalnya, jika kamu ingin menambahkan penjelasan yang relevan namun tidak langsung berkaitan dengan argumen utama, kamu bisa menggunakan simbol kecil pada teks, kemudian menuliskan komentar tersebut di bagian bawah halaman sesuai simbol yang digunakan.
Ketika pembaca menemukan catatan kaki, mereka bisa langsung melihat penjelasan tambahan tersebut atau melanjutkan membaca teks utama terlebih dahulu. Ini membantu pembaca memahami konteks tanpa mengganggu alur tulisan.
Banyak gaya penulisan mewajibkan penggunaan catatan kaki atau catatan akhir untuk referensi, meskipun beberapa gaya mengizinkan penulisan referensi langsung dalam tanda kurung di dalam teks.
Catatan kaki tidak hanya dipakai untuk komentar, tapi juga sering digunakan untuk mencantumkan sumber informasi agar pembaca bisa menelusuri asal materi tersebut atau mencari referensi lebih lanjut.
Jika bingung apakah harus menaruh referensi di catatan kaki atau di dalam teks, sebaiknya tanyakan kepada pengajar atau dosenmu.
Unsur-unsur pada Footnote
Dalam menyusun catatan kaki, penulis karya ilmiah harus memahami terlebih dahulu komponen-komponen penting yang harus ada.
Dengan pemahaman ini, proses penulisan catatan kaki menjadi lebih praktis dan terstruktur. Berikut adalah komponen yang harus diperhatikan dalam catatan kaki.
Nama Penulis
Dalam catatan kaki, wajib mencantumkan nama penulis sumber kutipan. Meskipun sumber memiliki judul, penulis hanya perlu menuliskan nama pengarang saja tanpa mencantumkan judul karya.
Judul Sumber
Komponen berikutnya adalah judul dari karya yang dikutip. Judul ini harus ditulis dengan jelas dan sesuai kaidah bahasa yang berlaku agar tidak menimbulkan kebingungan.
Tahun Terbit
Setelah judul, perlu dicantumkan tahun penerbitan dari sumber tersebut. Tahun ini menunjukkan kapan referensi yang digunakan diterbitkan, biasanya tercantum pada jurnal atau artikel ilmiah.
Nomor Halaman
Bagian terakhir yang harus ada adalah nomor halaman tempat kutipan diambil. Penulisan nomor halaman biasanya disertai singkatan “hal” agar memudahkan pembaca dalam mencari sumber asli yang dikutip.
Secara keseluruhan, komponen dalam catatan kaki ini sangat mirip dengan elemen yang ada dalam daftar pustaka.
Semua elemen tersebut harus dipenuhi agar catatan kaki menjadi lengkap dan dapat memudahkan pembaca dalam menelusuri sumber referensi.
Jenis-jenis Footnote
Footnote atau catatan kaki memiliki beberapa variasi yang penting untuk diketahui. Berikut ini adalah jenis-jenis catatan kaki yang sebaiknya dipahami.
Catatan Kaki Lengkap
Jenis ini merupakan catatan kaki yang memuat informasi secara menyeluruh, meliputi nama pengarang, judul buku, nomor seri jika ada, edisi cetak, penerbit, tahun terbit, serta halaman sumber kutipan.
Catatan Kaki Singkat
Catatan kaki singkat hanya mencakup beberapa elemen penting saja. Jenis ini terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu Ibid, Op.cit, dan Loc.cit.
Ibid merupakan singkatan dari ‘ibidem’ yang berarti ‘sama seperti sebelumnya.’ Op.cit adalah singkatan dari ‘opere citato’ yang berarti ‘karya yang telah dikutip sebelumnya.’
Sedangkan Loc.cit merupakan singkatan dari ‘loco citato’ yang berarti ‘tempat yang telah dikutip sebelumnya.’
Catatan Kaki dengan Gaya Chicago
Dalam gaya Chicago, catatan kaki digunakan untuk mengutip sumber, kecuali jika mengikuti gaya penulis-tanggal Chicago.
Catatan kaki juga dapat dipakai untuk menambahkan informasi tambahan, seperti komentar terhadap sumber atau penjelasan tambahan dalam teks utama.
Catatan kaki diletakkan di akhir klausa atau kalimat yang memerlukan rujukan, dengan informasi lengkap pada kutipan pertama dan versi singkat pada kutipan berikutnya. Contoh catatan kaki dalam gaya Chicago:
- Tegan George dan Jack Caulfield, “Academic Integrity vs. Academic Dishonesty,” 10 Maret 2022, https://www.scribbr.com/plagiarism/academic-dishonesty/.
- George dan Caulfield, “Academic Integrity.”
Biasanya, daftar pustaka lengkap dimasukkan di bagian akhir tulisan, kecuali pada karya yang sangat singkat dan diperbolehkan menggunakan catatan kaki saja oleh institusi terkait.
Chicago menyarankan penggunaan fitur catatan kaki otomatis dalam program pengolah kata seperti Microsoft Word, namun beberapa pengaturan format perlu diubah secara manual, seperti:
- Menambahkan indentasi di awal setiap catatan kaki sebelum nomor.
- Menulis nomor catatan kaki dengan teks biasa, bukan superskrip, diikuti titik dan spasi.
- Memberikan jarak satu baris kosong antar catatan kaki dan menggunakan spasi tunggal pada tulisan catatan kaki tersebut.
Catatan kaki dengan Gaya APA
Dalam gaya APA, catatan kaki digunakan hanya untuk menyisipkan informasi tambahan karena kutipan utama biasanya ditulis dalam tanda kurung di dalam teks.
Catatan kaki ini berguna untuk menyampaikan tambahan penjelasan singkat, seperti contoh atau klarifikasi, namun harus tetap ringkas sesuai peringatan dari APA agar tidak memuat informasi yang kurang relevan.
Selain itu, catatan kaki juga dipakai untuk menyebut atribusi hak cipta bila diperlukan. Contoh catatan kaki APA:
- ¹ From What Parents Can Expect in Behavior Therapy, by Centers for Disease Control and Prevention, 2017 (https://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/infographics/what-parents-expect.html). In the public domain.
- ² A second round of testing was initially planned, but this idea was abandoned due to …
APA menyarankan menggunakan fitur otomatis pada perangkat lunak pengolah kata seperti Word untuk menambahkan catatan kaki, namun bila tidak otomatis, tambahkan indentasi di awal setiap catatan.
Nomor catatan kaki ditulis sebagai superskrip diikuti spasi.
Catatan kaki dengan Gaya MLA
Catatan kaki dalam gaya MLA berfungsi untuk menyisipkan informasi tambahan seperti contoh lebih lanjut, klarifikasi praktik kutipan, atau penjelasan lebih mendalam terhadap gagasan tertentu.
Kutipan dalam teks MLA biasanya muncul dalam tanda kurung, tetapi jika ada banyak kutipan sekaligus, maka penempatan di catatan kaki dipilih agar teks tetap rapi. Contoh catatan kaki MLA:
- ¹ Citations of marginalia refer to George’s edition and include page numbers. Citations of the poem refer to Davis’s edition and include line numbers.
- ² This remains a controversial point. Researchers in the field have debated this issue since …
- ³ See Crittenden 5–11; Kent 17–34; Smith 44–50; and Jones 36.
MLA menyarankan penggunaan fitur catatan kaki otomatis pada pengolah kata, dengan nomor kutipan ditulis dalam superskrip di awal dan diikuti spasi, serta menambahkan indentasi sebelum nomor catatan kaki.
Perbedaan Footnote dan Endnote
Nomor superskrip merujuk pada catatan kaki atau catatan akhir yang memuat informasi lengkap tentang penerbitan dan nomor halaman sumber yang dikutip.
Catatan kaki biasanya terletak di bagian bawah halaman yang memuat kalimat terkait, sementara catatan akhir ditempatkan di halaman khusus di akhir dokumen, sebelum daftar pustaka.
Banyak dosen lebih memilih penggunaan catatan kaki dibandingkan catatan akhir, jadi ada baiknya kamu menanyakan preferensi pengajar terkait gaya yang diinginkan.
Bagaimana Cara Membuat Catatan Kaki atau Catatan Akhir?
Penggunaan catatan kaki atau catatan akhir melibatkan penempatan nomor dalam format superskrip di akhir kalimat yang berisi kutipan, kata, atau parafrase. Nomor superskrip biasanya ditempatkan setelah tanda baca, kecuali tanda hubung.
Penomoran dimulai dari ¹ dan berlanjut secara berurutan sepanjang tulisan. Kamu bisa memanfaatkan Ms Word atau program serupa untuk membuat catatan kaki dan catatan akhir dengan mudah.
Perbedaan Footnote dan Endnote dengan Daftar Pustaka
Kesalahan dalam menggunakan catatan kaki merupakan hal yang cukup sering terjadi. Banyak penulis yang memilih untuk mencantumkan catatan kaki meskipun belum memahami secara menyeluruh cara penggunaannya maupun tujuan keberadaannya.
Sebagai pedoman umum, apabila seseorang merasa ragu atau belum benar-benar paham bagaimana aturan penerapan catatan kaki, sebaiknya fitur tersebut tidak digunakan terlebih dahulu.
Fungsi utama dari catatan kaki adalah memberikan keterangan tambahan kepada pembaca yang berkaitan dengan isi tulisan.
Letaknya berada di bagian bawah halaman dan biasanya dihubungkan dengan nomor kecil (superskrip) yang terdapat dalam isi naskah utama.
Di sisi lain, bagian bibliografi atau daftar pustaka merupakan elemen penutup dari sebuah esai, makalah, atau karya ilmiah.
Bagian ini memuat informasi secara lengkap mengenai setiap sumber yang dikutip atau dijadikan rujukan sepanjang proses penulisan.
Informasi dalam daftar pustaka mencakup detail terbitan dari sumber yang digunakan, seperti nama penulis, tahun terbit, dan tempat penerbitannya.
Berbeda dengan itu, catatan kaki biasanya hanya mencantumkan elemen yang lebih ringkas, seperti judul atau bagian tertentu dari referensi.
Dalam beberapa kasus, penulis mungkin diwajibkan untuk menyertakan daftar pustaka, terutama ketika gaya kutipan dalam teks menggunakan tanda kurung.
Halaman yang memuat referensi lengkap ini mencatat seluruh karya yang menjadi sumber rujukan dalam tulisan.
Bagi pembaca, kehadiran daftar pustaka kerap dianggap lebih praktis dibandingkan dengan mencermati catatan kaki atau catatan akhir, karena mereka dapat langsung melihat sumber yang digunakan tanpa harus membaca komentar atau catatan tambahan lainnya.
Cara Membuat Catatan Kaki
Secara umum, format penulisan catatan kaki dibedakan berdasarkan jenis sumber referensi yang digunakan. Beberapa bentuk umumnya meliputi:
Penulisan Catatan Kaki dari Artikel Jurnal
Untuk referensi yang berasal dari jurnal, format catatan kaki biasanya dimulai dengan nomor referensi.
Setelah itu diikuti oleh nama lengkap penulis, judul artikel yang dicetak miring, volume terbitan, nama jurnal, tahun publikasi, serta nomor halaman yang relevan.
Contoh:
¹? Muhammad, Bank Syariah Analisis Kekuatan Peluang, Kelemahan, dan Ancaman, Pustaka Pelajar
³ Adnan Buyung Nasution, “Beberapa Aspek Hukum dalam Masalah Pertahanan dan Pemukiman di Kota Besar,” dalam Eko Budiharjo, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992).
Penulisan Catatan Kaki dari Sumber Buku
Jika sumber yang dikutip berasal dari buku, maka format penulisan diawali dengan nama depan dan nama belakang penulis, dilanjutkan dengan judul buku yang dicetak miring.
Selanjutnya disebutkan edisi jika ada, diikuti oleh kota terbit, nama penerbit, tahun terbit, serta halaman yang dirujuk.
Contoh:
¹Sri Utami dkk., Bahasa Inggris Level 5 (Yogyakarta: PT. Gramedia, 2003), hlm. 5.
Penulisan Catatan Kaki dari Sumber Daring (Internet)
Untuk sumber yang diambil dari laman web, urutannya meliputi nama penulis (jika tersedia), judul karya yang dikutip dalam bentuk miring atau tanda kutip, tautan atau URL lengkap, tanggal akses, dan tahun.
Contoh:
UNESCO, Indonesia Batik, http://www.unesco.org/culture/ich/en.RL/00170/, diakses pada 27 Januari 2021.
Penulisan Catatan Kaki dari Karya Ilmiah seperti Skripsi atau Tesis
Untuk referensi berupa skripsi atau tesis, formatnya dimulai dengan nomor kutipan, diikuti nama penulis, judul karya ilmiah yang dicetak miring, kota tempat terbit, nama institusi atau penerbit, tahun terbit, dan halaman yang dijadikan rujukan.
Contoh:
Muryid Rahman, Skripsi: Perkembangan Struktur Ekonomi Menengah Kebawah Setelah Mempelajari Kecakapan Teknologi Informasi (Yogyakarta: UGM, 2005), hlm. 85.
Sebagai penutup, demikian penjelasan lengkap mengenai apa itu footnote, elemen penting dalam penulisan ilmiah yang membantu memperjelas sumber dan informasi tambahan.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Mobil Listrik Mercedes AMG GT XX Pecahkan Rekor
- 06 September 2025
2.
Libur Maulid, Puncak Bogor Ramai Kendaraan
- 06 September 2025
3.
Praktis Daftar Visa Waiver Jepang Online
- 06 September 2025
4.
Cara Mencairkan Dana BPJS Ketenagakerjaan Praktis
- 06 September 2025
5.
Praktis Cek Jadwal Kapal Pelni Nggapulu September 2025
- 06 September 2025