Pengertian Pencitraan, Jenis-jenis, serta Tujuannya
- Jumat, 04 Juli 2025

Pengertian pencitraan mengacu pada upaya seseorang untuk membentuk dan menampilkan citra positif dirinya di hadapan publik.
Namun, istilah ini sering kali mendapatkan makna negatif karena banyak individu menyalahgunakannya dengan menampilkan kesan yang tidak sesuai kenyataan, bahkan cenderung dibuat-buat atau berlebihan.
Padahal, inti permasalahannya bukan terletak pada tindakan membangun citra itu sendiri, melainkan pada perilaku pihak-pihak yang menciptakan gambaran palsu tentang dirinya.
Baca Juga
Tindakan membentuk persepsi yang keliru dan jauh dari keadaan sebenarnya memang bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Jika seseorang berusaha menunjukkan citra yang tidak selaras dengan fakta, maka tindakan semacam ini bisa dikategorikan sebagai manipulatif.
Sebaliknya, ketika citra yang dibangun mencerminkan kualitas dan kapabilitas yang benar-benar dimiliki, dan ditunjukkan secara konsisten dalam jangka waktu tertentu, maka itu justru menjadi representasi positif dari kepribadian dan integritas seseorang.
Dalam konteks yang lebih positif, konsep ini sering diartikan sebagai upaya membangun merek pribadi atau personal branding, di mana seseorang memperlihatkan kompetensi dan nilai-nilai dirinya secara otentik.
Jadi, memahami pengertian pencitraan tidak hanya penting untuk menghindari kesan yang salah, tetapi juga untuk mengapresiasi bagaimana seseorang menyampaikan jati dirinya dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.
Pengertian Pencitraan
Pengertian pencitraan merujuk pada suatu bentuk usaha yang dilakukan untuk membentuk kesan tertentu mengenai seseorang atau suatu hal di mata khalayak.
Tindakan ini bisa bertujuan menampilkan kesan positif atau negatif, tergantung pada kepentingannya.
Dalam praktiknya, pencitraan bisa dimaknai sebagai upaya untuk memperlihatkan sisi terbaik dari individu atau objek tertentu agar mendapatkan penilaian yang baik dari publik.
Di sisi lain, hal ini juga bisa menjadi bentuk ekspresi berlebihan dalam menyampaikan perasaan atau keberadaan seseorang di ruang publik, hingga akhirnya tidak mencerminkan kenyataan yang sebenarnya.
Istilah ini sering muncul dalam ranah politik dan kesenian, di mana proses membentuk persepsi publik menjadi bagian penting dari strategi komunikasi.
Tujuannya adalah untuk membangun citra yang diinginkan, sehingga dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap tokoh, kelompok, atau karya tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pencitraan diartikan sebagai suatu proses atau cara dalam menciptakan gambaran mental mengenai pribadi atau suatu hal, yang biasanya berkaitan dengan bagaimana sesuatu itu ingin ditampilkan atau digambarkan.
Definisi Pencitraan Menurut Para Ahli
Berikut ini merupakan uraian tentang makna dari konsep pencitraan berdasarkan pendapat beberapa ahli:
Huddleston
Dalam pandangan Huddleston (dikutip oleh Buchari Alma, 2008:55), konsep ini berkaitan dengan himpunan kepercayaan yang diasosiasikan dengan suatu bayangan, baik yang berasal dari pengalaman langsung maupun yang terbentuk melalui persepsi individu.
Bill Canton
Berdasarkan pemikiran Bill Canton (S. Soemirat dan Ardianto, E. 2007:111), istilah ini mengacu pada persepsi atau tanggapan publik terhadap entitas seperti organisasi, tokoh, maupun lembaga—yakni kesan yang secara sadar dibentuk dan disebarluaskan agar melekat dalam benak masyarakat.
Philip Kotler
Menurut penjelasan dari Philip Kotler (2009:299), istilah tersebut merujuk pada sekumpulan pandangan, gagasan, serta persepsi yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu subjek tertentu.
Frank Jefkins
Frank Jefkins (dalam Soemirat dan Ardianto, 2007:114) menyatakan bahwa yang dimaksud adalah penilaian atau opini yang terbentuk dalam diri seseorang sebagai akibat dari wawasan dan pengalaman yang telah diperoleh.
Suharta Abdul Majid
Sementara itu, menurut Suharta Abdul Majid (2009:70), makna istilah ini berkaitan dengan persepsi yang berkembang di kalangan masyarakat, baik itu pelanggan maupun konsumen, mengenai reputasi suatu perusahaan—apakah dianggap positif atau sebaliknya.
Jenis Pencitraan
Saat ini, membentuk kesan diri di hadapan publik—baik dalam konteks personal maupun profesional—bisa dipahami sebagai cerminan reputasi, integritas, karakter, pandangan, serta interpretasi yang muncul dalam benak masyarakat.
Namun, apabila kesan yang dibangun hanya dilandasi oleh kebohongan dengan tujuan memengaruhi opini banyak orang, maka upaya semacam itu kehilangan makna dan tidak memiliki nilai yang sejati.
Perlu dipahami bahwa upaya membentuk kesan tidak selalu bernuansa buruk. Ketika dibangun berdasarkan nilai-nilai yang otentik dan mengandung makna, hal ini justru bisa memberikan manfaat bagi individu atau kelompok yang melakukannya.
Kesan positif yang terbentuk dalam proses ini seringkali dikenal sebagai reputasi pribadi atau peneguhan identitas diri yang kuat.
Secara umum, kesan yang ditampilkan ke publik dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain:
Visual
Jenis ini terbentuk melalui apa yang dilihat oleh mata, menciptakan gambaran tertentu dalam pikiran seseorang.
Auditori
Jenis ini muncul dari bunyi atau suara yang didengar, yang kemudian membentuk suasana atau kesan khusus dalam benak pendengarnya.
Olfaktori
Jenis ini berkaitan dengan penciuman, di mana aroma atau bau tertentu dapat memicu pemahaman atau gambaran konkret dari ide yang sebelumnya bersifat abstrak.
Emosional
Jenis ini dipicu oleh reaksi perasaan atau emosi yang mendorong seseorang membayangkan seolah dirinya mengalami atau merasakan sesuatu secara langsung.
Taktual
Jenis ini terkait dengan sentuhan, sehingga seseorang seakan merasakan sensasi fisik atau pengalaman melalui indera kulitnya.
Kinetik
Jenis ini menggambarkan gerakan, di mana suatu objek yang sebenarnya diam digambarkan seolah bergerak, sehingga membentuk kesan yang lebih hidup atau dinamis.
Seluruh bentuk persepsi ini membantu dalam menciptakan citra diri atau gambaran tertentu yang bisa disadari ataupun tidak oleh orang yang bersangkutan, dan sering kali menjadi kunci dalam membentuk kepercayaan dari pihak luar.
Tujuan Pencitraan
Berdasarkan penjabaran sebelumnya, dapat dipahami bahwa segala bentuk upaya yang dilakukan untuk membentuk kesan positif terhadap individu, entitas, atau perusahaan merupakan bagian dari usaha membangun persepsi publik yang diharapkan mampu menarik perhatian serta menghasilkan tanggapan yang selaras dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setelah memahami makna dan ragam bentuk dari upaya pembentukan persepsi tersebut, hal berikut yang perlu dipahami adalah apa saja tujuan di balik tindakan tersebut. Berikut adalah beberapa tujuannya:
Membantu Perkiraan Terhadap Hasil
Proses ini berperan dalam membantu seseorang menggunakan logika serta menyelesaikan permasalahan, sebab melalui pendekatan ini individu dapat memperkirakan kemungkinan hasil dari suatu tindakan.
Sebagai contoh, seseorang yang melihat kondisi rumah yang tidak rapi akan mampu langsung membayangkan langkah-langkah untuk merapikannya.
Mempermudah Penalaran
Visualisasi yang digunakan dalam proses ini memungkinkan seseorang untuk memahami konsep-konsep abstrak, misalnya dengan membayangkan simbol-simbol tertentu seperti grafik atau diagram untuk membantu pemahaman terhadap suatu topik.
Menggambarkan Suatu Keadaan
Kemampuan membentuk gambaran mental juga mendukung seseorang dalam menyampaikan penjelasan secara verbal mengenai kondisi atau karakteristik dari sesuatu atau seseorang secara lebih jelas.
Membangkitkan Ingatan
Upaya ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengingat kembali informasi yang pernah diterima, baik berupa bentuk visual maupun ruang. Misalnya, seseorang dapat membayangkan kembali apa saja yang disajikan dalam makan malam sebelumnya.
Mendukung Proses Menghafal
Seseorang dapat lebih mudah mengingat informasi dengan menggunakan gambaran mental tertentu.
Misalnya, dengan membayangkan sejumlah objek yang diberi nama dan diatur seolah-olah sedang berinteraksi, maka kemampuan untuk menghafal akan semakin meningkat.
Mengembangkan Potensi Diri
Melalui teknik visualisasi diri dalam suatu tindakan, seseorang dapat memicu peningkatan keahlian dan keterampilan yang dimilikinya. Proses ini memberikan arah yang jelas terhadap tindakan nyata yang kemudian akan dilakukan.
Memunculkan Ide atau Sudut Pandang Baru
Setiap gambaran mental yang muncul dapat menghubungkan seseorang dengan pengetahuan yang pernah didapat atau bahkan memberikan inspirasi terhadap suatu gagasan yang sebelumnya belum terpikirkan.
Dengan demikian, kemampuan membentuk representasi mental tidak hanya bermanfaat dalam komunikasi atau persepsi, tetapi juga berperan penting dalam pengembangan kognitif dan tindakan seseorang.
Hubungan Citra Diri dengan Aspek Diri Lainnya
Dalam kajian psikologi, pemahaman seseorang terhadap dirinya tidak hanya terbatas pada apa yang tampak ketika ia melihat bayangannya di cermin.
Pandangan tersebut hanya bagian kecil dari pemahaman yang jauh lebih kompleks dan mendalam mengenai persepsi terhadap diri.
Hal ini mencakup bagaimana seseorang menilai dan memahami dirinya sendiri secara keseluruhan, baik dalam aspek batin maupun yang tampak dari luar.
Secara umum, pemaknaan atas pandangan terhadap diri sendiri berkaitan erat dengan bagaimana individu menilai dirinya melalui berbagai pengalaman yang terus berkembang seiring waktu.
Penilaian tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan saling berkaitan dengan unsur-unsur lainnya dalam struktur kepribadian seseorang. Berikut ini uraian hubungan antara pandangan terhadap diri dan elemen-elemen lain dalam aspek personal.
Pemahaman Diri (Self Concept)
Penilaian terhadap diri erat kaitannya dengan pemahaman individu tentang siapa dirinya. Pemahaman diri ini mencakup segala informasi yang dimiliki individu mengenai dirinya sendiri—baik dari sisi fisik, kepribadian, hingga hubungan sosialnya.
Walaupun keduanya saling berhubungan, pemahaman diri dan persepsi terhadap diri bukanlah satu hal yang sepenuhnya identik.
Pemahaman diri memiliki cakupan yang lebih luas karena mencakup bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan menilai keberadaannya secara menyeluruh.
Dalam hal ini, persepsi terhadap diri merupakan salah satu unsur pembentuk pemahaman diri, sebagaimana dijelaskan oleh Mc Leod pada tahun 2008.
Penghargaan Diri (Self Esteem)
Penilaian terhadap diri juga memiliki keterkaitan yang kuat dengan penghargaan terhadap diri sendiri. Cara seseorang memandang dirinya akan berpengaruh besar pada rasa hormat yang ia miliki terhadap dirinya sendiri.
Meskipun demikian, penghargaan diri memiliki makna yang lebih luas dan mendalam dibandingkan persepsi terhadap diri. Ia mencerminkan sejauh mana individu merasa puas atau tidak puas terhadap dirinya secara keseluruhan.
Apabila seseorang memiliki pandangan negatif terhadap dirinya, hal ini biasanya diiringi dengan tingkat penghargaan diri yang rendah.
Sebaliknya, pandangan yang positif terhadap diri dapat meningkatkan rasa penghargaan tersebut secara signifikan.
Keunikan Diri (Identity)
Keunikan yang dimiliki setiap individu atau identitas pribadi merupakan bagian penting yang memiliki hubungan erat dengan bagaimana seseorang memandang dirinya.
Dalam psikologi, identitas menggambarkan keseluruhan ide dan keyakinan yang membentuk pemahaman seseorang mengenai siapa dirinya.
Roy Baumeister mengungkapkan bahwa istilah identitas merujuk pada bagaimana seseorang mendefinisikan dan memahami eksistensinya secara menyeluruh (1997:681).
Oleh karena itu, identitas dapat dianggap sebagai cerminan utuh dari siapa diri kita, dan persepsi terhadap diri adalah satu bagian dari gambaran menyeluruh tersebut.
Pandangan yang sehat terhadap diri dalam konteks psikologis lebih didasarkan pada keyakinan pribadi seseorang dan sudut pandangnya sendiri.
Dalam kondisi ini, individu tidak lagi mudah dipengaruhi oleh opini dari orang lain maupun tekanan sosial yang mencoba membentuk cara pandangnya.
Sebaliknya, ia akan membangun citra mengenai dirinya berdasarkan pikiran serta gagasan yang berasal dari dirinya sendiri, menciptakan pemahaman yang lebih otentik dan mandiri dalam menjabarkan siapa dirinya sebenarnya.
Sebagai penutup, dengan memahami pengertian pencitraan, kita dapat melihat bagaimana persepsi dibentuk dan diarahkan untuk menciptakan kesan yang diinginkan oleh pihak tertentu.

Bru
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
10 Ide Menarik Memilih Kado Penikahan Untuk Sahabat
- 06 September 2025
2.
Inilah 20 Aplikasi Wajib Di Laptop Untuk Mendukung Performa Laptop
- 06 September 2025
3.
10 Game Penghasil Saldo Dana yang Perlu Kamu Tahu
- 06 September 2025
4.
15 Rekomendasi Kuliner Semarang yang Enak dan Legendaris
- 06 September 2025
5.
10 Rekomendasi Merk Printer Terbaik Sesuai Kebutuhanmu
- 06 September 2025