
JAKARTA - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Indonesia memiliki populasi 270,20 juta jiwa, didominasi oleh Generasi Z dan Milenial yang mencapai lebih dari setengah populasi. Kedua generasi ini adalah tulang punggung usia produktif yang diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Pemerintah Indonesia pun terus berupaya menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui berbagai program pendidikan, termasuk beasiswa luar negeri yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Keuangan.
Namun, dalam upaya pengembangan SDM ini, ada pelajaran berharga yang bisa diambil dari Jepang, terutama terkait pengelolaan pendidikan nonformal yang menjadi salah satu fondasi kemajuan mereka.
Pendidikan Nonformal Jepang: Kunci Keberhasilan SDM
Baca Juga
Sejak era rezim Tokugawa dan masa transisi rezim Satsuma serta Choshu pada abad ke-19, Jepang telah mengirimkan generasi mudanya untuk belajar ke negara-negara maju seperti Belanda, Inggris, Rusia, dan Prancis. Para alumni studi tersebut menjadi pilar penting di pemerintahan dan khususnya Kementerian Pendidikan Jepang.
Uniknya, pemerintah Jepang tidak hanya mengandalkan pendidikan formal, tetapi juga membangun sistem pendidikan nonformal sebagai direktorat utama dalam kementeriannya. Pendidikan nonformal di Jepang bersifat berkelanjutan, menjangkau semua usia, dan bukan hanya fokus pada usia sekolah. Pendekatan ini memungkinkan Jepang membangun SDM yang siap menghadapi perubahan zaman secara menyeluruh.
Tantangan Pendidikan Nonformal di Indonesia
Sayangnya, perkembangan pendidikan nonformal di Indonesia belum optimal. Reformasi birokrasi yang menggabungkan direktorat pendidikan masyarakat menuai kritik, karena dikhawatirkan mengurangi fokus dan efektivitas pengelolaan pendidikan luar sekolah.
Rekomendasi ILO-UNESCO 1966 pun menekankan pentingnya penempatan posisi pendidikan, dari guru hingga pejabat tinggi, kepada mereka yang benar-benar paham dunia pendidikan. Kondisi di Indonesia saat ini menunjukkan masih banyak posisi penting yang diisi oleh orang tanpa latar belakang pendidikan, baik di tingkat daerah maupun pusat. Hal ini berpotensi menimbulkan dampak negatif dalam jangka panjang terhadap kualitas pendidikan.
Pendidikan dan Kompetensi Pengelola
Paulo Freire, tokoh pendidikan dunia, menegaskan bahwa pendidikan hanya akan berjalan efektif jika dikelola oleh orang yang kompeten dan memahami esensi pendidikan. Kesalahan pengelolaan pendidikan bisa menyebabkan kesenjangan sosial, kemiskinan, bahkan keterbelakangan bangsa.
Fenomena ini mirip dengan pengelolaan kesehatan yang harus dilakukan oleh tenaga medis berkompeten, bukan orang awam. Begitu juga pendidikan harus ditangani oleh para ahli pendidikan agar visi misi yang diinginkan dapat terwujud dengan baik, tanpa intervensi kepentingan politik atau balas budi.
Membangun Masa Depan dengan Pendidikan Nonformal
Berbagai terobosan pendidikan di tingkat pusat, seperti program Kemendikdasmen RAMAH, perlu diapresiasi. Namun, pengelolaan pendidikan terutama pendidikan nonformal harus dikelola oleh orang yang memiliki latar belakang pendidikan agar hasilnya maksimal.
Pendidikan nonformal di Indonesia sebenarnya sudah berjalan melalui program peningkatan keterampilan di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Sosial, Kementerian Ketenagakerjaan, dan lainnya. Namun, perlu ada fokus lebih pada pengembangan jangka panjang yang mampu mengurai berbagai permasalahan pendidikan nasional.
Kesempatan untuk Perbaikan dan Harapan
RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang sempat tertunda harus segera dibahas dengan matang dan disusun oleh para ahli pendidikan. Jangan biarkan jabatan di bidang pendidikan diisi berdasarkan alasan politis atau balas jasa, tapi harus berdasarkan kompetensi dan integritas.
Dengan begitu, pendidikan formal dan nonformal dapat berjalan selaras, menguatkan satu sama lain, dan menghasilkan SDM berkualitas. Langkah ini penting untuk membawa Indonesia menjadi bangsa maju yang mampu bersaing secara global.
Belajar dari pengalaman Jepang yang sukses mengelola pendidikan nonformal sebagai salah satu kunci kemajuan bangsa, Indonesia juga harus serius menguatkan sistem pendidikan nonformal. Ini bukan sekadar urusan sekolah formal, tetapi sebuah investasi masa depan yang menentukan kualitas SDM dan kemajuan bangsa.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Diskon OPPO Hingga Rp15 Juta di FBe 2025
- 13 September 2025
2.
Oppo A6 Pro Hadir, Usung Dimensity 7300 dan Baterai Jumbo
- 13 September 2025
3.
Xiaomi Perkuat Pengawasan Internal untuk Cegah Korupsi Perusahaan
- 13 September 2025
4.
5 HP Xiaomi Kamera Leica Terbaru dengan Hasil Foto Premium
- 13 September 2025
5.
Acer Swift Air 16, Laptop AI Ringan 16 Inci
- 13 September 2025