
JAKARTA - Kereta api khusus milik Kerajaan Inggris yang telah beroperasi sejak masa pemerintahan Ratu Victoria, akhirnya diputuskan untuk dipensiunkan. Keputusan ini disetujui langsung oleh Raja Charles III yang menilai biaya operasional kereta tersebut sudah terlalu mahal dan tidak efisien untuk dipertahankan.
Seperti yang disampaikan dalam pernyataan resmi Istana Buckingham, kereta api tersebut juga membutuhkan peningkatan teknologi signifikan agar dapat kompatibel dengan sistem perkeretaapian modern yang lebih maju.
Alasan Pensiunnya Kereta Api Kerajaan
Baca Juga
James Chalmers, pejabat Istana Buckingham yang mengurus keuangan Raja Inggris, mengatakan bahwa pihak kerajaan perlu beradaptasi dan tidak boleh terpaku pada masa lalu. “Dalam melangkah maju, kita tidak boleh terikat oleh masa lalu,” ujar Chalmers, seperti dikutip dari Stuff.
Ia melanjutkan, “Sama seperti banyak bagian pekerjaan rumah tangga kerajaan yang telah dimodernisasi dan disesuaikan untuk mencerminkan dunia saat ini, demikian pula telah tiba waktunya untuk mengucapkan selamat tinggal, karena kami berusaha disiplin dan berpandangan ke depan dalam alokasi dana.”
Kereta api ini terdiri dari satu set sembilan gerbong yang bisa digandengkan dengan lokomotif komersial. Saat ini, kereta api tersebut akan dipensiunkan sebelum masa kontrak pemeliharaannya berakhir pada tahun 2027.
Sejarah dan Tradisi Kereta Api Kerajaan
Tradisi penggunaan kereta api kerajaan ini bermula pada tahun 1869, saat Ratu Victoria memesan sepasang gerbong khusus agar dapat melakukan perjalanan dengan nyaman dan aman. Selama lebih dari satu setengah abad, kereta ini telah menjadi simbol kemewahan dan sejarah transportasi kerajaan Inggris.
Namun, di era modern ini, keberadaan kereta api tersebut dianggap kurang praktis dan terlalu mahal untuk dipertahankan. Keputusan pensiun ini tentu mengakhiri salah satu bab penting dalam sejarah transportasi Kerajaan Inggris.
Pendanaan dan Keuangan Kerajaan Inggris
Keputusan pensiun kereta api ini juga berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan kerajaan. Dalam jumpa pers tahunan Istana Buckingham terkait anggaran keluarga kerajaan, diumumkan bahwa untuk tahun keempat berturut-turut, kerajaan akan menerima Sovereign Grant sebesar 86,3 juta poundsterling (sekitar Rp 1,9 triliun).
Sebagian besar dana tersebut dialokasikan untuk renovasi Istana Buckingham, sebesar 34,5 juta poundsterling dalam 12 bulan sampai Maret 2026. Dana Sovereign Grant ini berasal dari 12 persen pendapatan bersih Crown Estate, yang merupakan kumpulan properti milik monarki selama masa pemerintahannya.
Crown Estate dan Sejarah Keuangannya
Crown Estate sendiri memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak Raja George III menyerahkan pengelolaan tanah kerajaan kepada Parlemen pada tahun 1760. Sebagai gantinya, Raja menerima pembayaran tetap dari Perbendaharaan Negara.
Properti Crown Estate ini dikelola secara profesional dan Raja tidak memiliki kewenangan untuk menjual atau memindahkan aset-aset ini. Dana Sovereign Grant yang berasal dari Crown Estate digunakan untuk mendukung tugas resmi Raja dan anggota keluarga kerajaan.
Tantangan Keuangan dan Komitmen Raja Charles III
Meski Sovereign Grant tetap stabil selama empat tahun terakhir, Istana Buckingham menyebut bahwa inflasi telah menurunkan nilai sebenarnya dari dana tersebut. “Jika hibah tersebut meningkat sejalan dengan inflasi, nilainya akan mencapai sekitar 106 juta poundsterling tahun ini,” ujar pihak Istana.
Selain Sovereign Grant, keluarga kerajaan juga memperoleh pendapatan tambahan sebesar 21,5 juta poundsterling dari properti di luar Crown Estate. Pendapatan ini meningkat sekitar 1,7 juta poundsterling, didorong oleh tingginya jumlah pengunjung ke Istana Buckingham dan tur Sayap Timur yang baru direnovasi.
Raja Charles III juga berjanji akan terus merampingkan struktur monarki dan mengendalikan biaya agar memastikan keberlangsungan institusi kerajaan di masa depan.
Perubahan Menuju Modernisasi
Pensiunnya kereta api kerajaan ini merupakan bagian dari upaya modernisasi yang lebih luas di dalam rumah tangga kerajaan Inggris. Keputusan ini mengindikasikan perubahan signifikan dalam cara keluarga kerajaan mengelola aset dan tradisinya.
Kendati banyak orang mungkin merasa nostalgia atas berakhirnya era kereta api ini, langkah ini dianggap perlu untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan zaman modern, sekaligus menjaga kelangsungan keuangan kerajaan yang berkelanjutan.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Diskon OPPO Hingga Rp15 Juta di FBe 2025
- 13 September 2025
2.
Oppo A6 Pro Hadir, Usung Dimensity 7300 dan Baterai Jumbo
- 13 September 2025
3.
Xiaomi Perkuat Pengawasan Internal untuk Cegah Korupsi Perusahaan
- 13 September 2025
4.
5 HP Xiaomi Kamera Leica Terbaru dengan Hasil Foto Premium
- 13 September 2025
5.
Acer Swift Air 16, Laptop AI Ringan 16 Inci
- 13 September 2025