
JAKARTA - Di tengah cepatnya arus digitalisasi dan perkembangan industri global, Indonesia semakin menegaskan posisinya dalam mencetak wirausaha industri kecil dan menengah (IKM) yang mandiri, adaptif, dan kompetitif. Salah satu strategi kunci yang dijalankan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) adalah penguatan Inkubator Bisnis melalui program terstruktur dan kolaboratif.
Langkah ini mencerminkan komitmen kuat Kemenperin untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi berbasis sektor riil, dengan menempatkan IKM sebagai penggerak utama roda perekonomian nasional.
Populasi IKM Besar, Peran Semakin Krusial
Baca Juga
Kementerian Perindustrian mencatat, populasi IKM di Indonesia mencapai 4,19 juta unit usaha, atau setara 99,7 persen dari total unit usaha industri nasional. Tak hanya itu, IKM juga menyumbang 65,52 persen terhadap penyerapan tenaga kerja industri, menjadikannya fondasi penting dalam struktur ekonomi negara.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) untuk mengimbangi tantangan industri saat ini.
"Di era transformasi industri dan digitalisasi yang cepat, penguatan kapasitas SDM dan kolaborasi lintas sektor menjadi fondasi dalam mewujudkan wirausaha industri yang mandiri, inovatif, dan berkelanjutan. Sasaran ini juga berlaku untuk pengembangan para pelaku IKM dalam negeri," ujar Agus, di Jakarta, Rabu (2/7).
Kickoff Inkubator Bisnis 2025: Membuka Semester Baru
Memasuki semester dua tahun 2025, Balai Diklat Industri (BDI) Jakarta, unit pelaksana teknis di bawah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), menyelenggarakan program unggulan bertajuk Kickoff Inkubator Bisnis 2025.
Mengusung tema “Adaptif, Kolaboratif dan Berorientasi Layanan dalam Membangun Wirausaha Mandiri yang Berkelanjutan”, kegiatan ini menjadi simbol dimulainya program intensif pendampingan wirausaha di sektor fesyen dan otomotif.
Kegiatan ini juga menghadirkan berbagai pemangku kepentingan strategis, antara lain Bank Indonesia, Kementerian UMKM, Dinas Perindustrian, Dekranas Pusat bidang Manajemen Usaha, dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenperin, termasuk pelaku usaha industri kreatif dari berbagai daerah.
Sektor Fesyen dan Otomotif Jadi Fokus Pembinaan
Inkubator bisnis ini secara khusus menyasar sektor fesyen, custom made, tekstil, aksesori otomotif, kerajinan logam, dan batik. Dari total 272 pendaftar dari 14 daerah berbeda, akan dipilih 6 wirausaha industri unggulan yang berhak mendapat pendampingan menyeluruh.
Kepala BDI Jakarta, Ali Khomaini, menegaskan bahwa inkubator ini lebih dari sekadar ruang pelatihan.
"Inkubator bisnis ini tidak hanya menjadi ruang pengembangan usaha, tetapi juga wadah pertumbuhan ekosistem industri. Mereka tak hanya butuh pelatihan, tetapi juga jejaring, teknologi, pendampingan bisnis, dan akses pasar,” ujar Ali.
Ia menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Kemenperin dalam membantu pelaku usaha untuk naik kelas melalui pendekatan kolaboratif.
Pembentukan Karakter Wirausaha Tangguh
Salah satu aspek penting dalam program inkubasi adalah pembentukan karakter wirausaha, sebagaimana disampaikan oleh Asisten Deputi Inkubasi dan Digitalisasi Wirausaha Kementerian UMKM, Irwansyah Putra.
“Bukan hanya soal peningkatan omzet, melainkan proses pembentukan karakter wirausaha yang tangguh dan berdaya saing, itu yang juga menjadi penting,” katanya.
Menurutnya, inkubator bisnis harus menjadi platform untuk menyatukan jejaring, memperluas wawasan, dan menjadi aksi nyata untuk mendorong pertumbuhan wirausaha secara holistik, bukan hanya sekadar bertahan di tengah kompetisi pasar.
Sinergi Bank Indonesia dan Akses Pasar
Dalam mendukung suksesnya program ini, Bank Indonesia juga berperan aktif. Kepala Grup Ekonomi Keuangan Inklusif BI, Dewi Rosita, menjelaskan bahwa Bank Indonesia mendorong digitalisasi IKM melalui strategi-strategi nyata seperti:
Pelonggaran likuiditas
Penerapan QRIS
Penyesuaian Merchant Discount Rate (MDR)
“Upaya ini diperkuat melalui kolaborasi dengan BDI Jakarta guna mendukung para wirausaha ini bisa memperluas akses pasarnya secara berkelanjutan,” ungkap Dewi.
Bank Indonesia dan BDI Jakarta juga berfokus pada penguatan rantai pasok industri, memastikan bahwa transformasi industri berjalan dari hulu ke hilir secara konsisten.
Kolaborasi Lintas Instansi Jadi Kunci Keberhasilan
Kepala BPSDMI, Masrokhan, menegaskan pentingnya sinergi lintas lembaga sebagai akselerator pertumbuhan IKM dan wirausaha baru di Indonesia.
“Kolaborasi bukan hanya soal berbagi tugas, tetapi juga bertukar wawasan, menjalin kemitraan strategis, dan merancang masa depan industri Indonesia secara bersama,” ujarnya.
Kolaborasi yang solid ini terlihat dalam keberhasilan program sebelumnya seperti Diklat 3in1 di Morowali, yang mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan kerja.
Pilar Masa Depan Ekonomi Nasional
Melalui inkubator bisnis, Kemenperin membuktikan bahwa pengembangan IKM bukan sekadar agenda teknis, melainkan bagian integral dari strategi pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan.
Program ini menunjukkan bahwa industri bukan lagi sekadar soal produksi, melainkan juga tentang membangun ekosistem, memperkuat karakter wirausaha, dan menjawab tantangan zaman.
“Dengan transformasi digital, dukungan pemerintah, kesadaran lingkungan, inovasi teknologi, dan tentu saja kolaborasi lintas instansi dan lembaga, Indonesia siap menempa wirausaha-wirausaha tangguh yang akan menjadi pilar ekonomi berkelanjutan di masa depan," pungkas Ali Khomaini.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Diskon OPPO Hingga Rp15 Juta di FBe 2025
- 13 September 2025
2.
Oppo A6 Pro Hadir, Usung Dimensity 7300 dan Baterai Jumbo
- 13 September 2025
3.
Xiaomi Perkuat Pengawasan Internal untuk Cegah Korupsi Perusahaan
- 13 September 2025
4.
5 HP Xiaomi Kamera Leica Terbaru dengan Hasil Foto Premium
- 13 September 2025
5.
Acer Swift Air 16, Laptop AI Ringan 16 Inci
- 13 September 2025