
JAKARTA – Industri e-commerce Indonesia mencatat perlambatan pertumbuhan transaksi belanja online sepanjang tahun 2024. Temuan ini diungkapkan dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Momentum Works, sebuah lembaga riset regional yang memantau perkembangan digital di Asia Tenggara.
Menurut laporan tersebut, nilai transaksi bruto (Gross Merchandise Value/GMV) e-commerce di Asia Tenggara secara keseluruhan mencapai US$ 128,4 miliar atau setara dengan Rp 2.090 triliun (kurs Rp 16.290 per US$) sepanjang tahun lalu. Meski angka ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 12% secara tahunan (year on year/yoy), namun Indonesia tidak lagi menjadi pemimpin pertumbuhan seperti di tahun-tahun sebelumnya.
Sebaliknya, Thailand dan Malaysia justru mencatatkan lonjakan tertinggi dalam GMV e-commerce, menunjukkan dinamika pasar yang mulai bergeser di kawasan Asia Tenggara. Momentum Works menyebut, kedua negara tersebut berhasil mendorong pertumbuhan e-commerce melalui kombinasi antara penetrasi teknologi, dukungan logistik, dan kemitraan strategis antara pelaku industri dan pemerintah.
Baca Juga
"Thailand dan Malaysia menjadi pemain dengan pertumbuhan paling signifikan, sementara Indonesia mengalami perlambatan meski masih menjadi pasar terbesar secara absolut di kawasan ini," demikian bunyi laporan Momentum Works yang diterbitkan pada Juni 2025.
Faktor Penyebab Perlambatan di Indonesia
Beberapa analis menyebut bahwa perlambatan pertumbuhan e-commerce di Indonesia terjadi akibat sejumlah faktor struktural. Pertama, pasar e-commerce Indonesia saat ini telah mencapai tingkat penetrasi yang cukup tinggi, terutama di kota-kota besar, sehingga pertumbuhan organik mulai melambat. Kedua, konsolidasi pemain besar seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada membuat kompetisi lebih terkonsentrasi, sehingga inovasi menjadi kurang agresif.
Selain itu, tekanan ekonomi global dan perubahan kebijakan fiskal turut berkontribusi terhadap menurunnya daya beli masyarakat. Laporan Momentum Works mencatat bahwa tren belanja konsumen pada tahun 2024 cenderung lebih konservatif, dengan peningkatan belanja di sektor kebutuhan pokok dan penurunan pada sektor gaya hidup dan elektronik.
Thailand dan Malaysia Unggul dalam Inovasi dan Kolaborasi
Di sisi lain, Thailand dan Malaysia mampu mencuri perhatian berkat strategi e-commerce yang lebih terintegrasi dan fokus pada inklusi digital. Di Thailand, pelaku industri bekerja erat dengan platform pembayaran digital dan layanan logistik untuk menjangkau konsumen di wilayah pedesaan.
Malaysia, sementara itu, berhasil meningkatkan GMV dengan strategi ekspor digital serta kebijakan pemerintah yang mendorong adopsi digitalisasi oleh UMKM. Platform seperti Lazada Malaysia, PG Mall, dan Shopee Malaysia mencatat pertumbuhan signifikan berkat program subsidi ongkir dan festival belanja digital yang lebih sering digelar.
"Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat kuat di Malaysia dan Thailand. Mereka tidak hanya fokus pada belanja konsumen, tetapi juga pada peningkatan kapabilitas digital pelaku usaha kecil," ujar Kenrick Chan, analis pasar digital di Momentum Works.
Indonesia Masih Memegang Pangsa Terbesar
Meskipun mengalami perlambatan, Indonesia tetap menjadi pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara dengan kontribusi sekitar 52% dari total GMV kawasan. Nilai GMV e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai sekitar US$ 66,8 miliar atau sekitar Rp 1.088 triliun pada 2024.
Beberapa pemain utama seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, Blibli, dan TikTok Shop tetap mendominasi pasar. Namun, persaingan mulai mengarah pada efisiensi dan profitabilitas, bukan hanya sekadar mengejar volume transaksi.
CEO Momentum Works, Jianggan Li, menyatakan bahwa Indonesia kini memasuki fase maturitas dalam lanskap e-commerce.
"Indonesia berada dalam tahap konsolidasi dan optimalisasi. Perusahaan teknologi harus fokus pada model bisnis berkelanjutan, layanan pelanggan, dan efisiensi logistik," ujar Jianggan dalam konferensi pers virtual, Rabu 25 Juni 2025.
Tantangan dan Prospek 2025
Tantangan utama bagi Indonesia ke depan adalah menjaga momentum pertumbuhan dengan tetap memperluas akses ke daerah-daerah yang belum terjangkau e-commerce. Selain itu, peningkatan literasi digital dan efisiensi logistik akan menjadi kunci penting dalam mempertahankan daya saing.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga telah menyusun roadmap digitalisasi UMKM untuk mendukung transformasi ekonomi digital. Program ini menargetkan peningkatan jumlah UMKM yang onboarding ke platform e-commerce serta dukungan pelatihan digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mempertahankan posisi Indonesia sebagai kekuatan digital utama di kawasan.
"Kita harus memperkuat infrastruktur, logistik, dan regulasi yang mendukung inklusi digital. Tidak cukup hanya mengandalkan pemain besar, tetapi kita juga harus memberdayakan pelaku UMKM," ujar Budi dalam keterangan tertulis.
Pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara terus melaju, namun tren menunjukkan pergeseran signifikan dalam dinamika pasar. Indonesia sebagai pasar terbesar menghadapi tantangan perlambatan, sementara negara-negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia mencatat lonjakan pertumbuhan.
Langkah strategis yang tepat dari pemerintah dan pelaku industri akan menentukan apakah Indonesia bisa kembali menjadi motor utama pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara. Dengan populasi digital yang besar dan penetrasi internet yang terus meningkat, potensi Indonesia tetap besar untuk terus memimpin, asalkan disertai dengan inovasi, inklusi, dan efisiensi berkelanjutan.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025