
JAKARTA – Maskapai pelat merah Garuda Indonesia akan meningkatkan frekuensi penerbangan ke Merauke menjadi setiap hari, efektif mulai 1 Juli 2025. Peningkatan layanan ini diharapkan memperkuat konektivitas regional dan mendukung akses transportasi udara bagi masyarakat Papua Selatan.
Kesepakatan di Tingkat Provinsi Papua Selatan
Keputusan strategis ini muncul dari pertemuan antara Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo, dengan jajaran manajemen Garuda Indonesia di ruang kerja gubernur. Dalam pertemuan ini, hadir juga General Manager Garuda Station Merauke, Miftahul Azhar, dan Sales Manager Station Merauke, Anggraeni Saputri. Kunjungan turut dihadiri oleh dua perwakilan dari Jakarta, Risang Arkaan Jauza dan Tengkuh.
Baca Juga
Hingga saat ini, Garuda melayani rute Merauke tiga kali seminggu, melayani penumpang melalui rute Jakarta–Makassar–Jayapura–Merauke dan sebaliknya. Dengan frekuensi harian, jumlah penerbangan dijadwalkan meningkat secara signifikan setiap minggunya.
Langkah Strategis Pemprov Papua Selatan
Langkah ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Papua Selatan dalam meningkatkan aksesibilitas dan transportasi udara. Gubernur Apolo Safanpo menyatakan bahwa pendekatan seperti ini diambil untuk melayani kepentingan masyarakat lokal dan mendukung kegiatan ekonomi serta sosial.
Meski Gubernur belum memberi pernyataan publik terkait keputusan tersebut, langkah strategis ini terlihat selaras dengan visi pemerintah daerah dalam mempermudah mobilitas warganya.
Dampak pada Akses Masyarakat dan Ekonomi Lokal
Penerbangan harian diharapkan dapat:
Mempercepat konektivitas antara Merauke dan pusat-pusat pemerintahan seperti Jakarta.
Meningkatkan akses bagi pelaku usaha dan investor yang ingin menjalankan proyek di Papua Selatan.
Memudahkan mobilitas warga dalam hal pendidikan, kesehatan, dan kunjungan keluarga.
Dengan frekuensi baru, potensi pertumbuhan ekonomi lokal terbuka lebar terutama sektor pariwisata, perdagangan, dan jasa daerah.
Persiapan Operasional Garuda Indonesia
Peningkatan frekuensi penerbangan ini akan memerlukan penyesuaian operasional. Maskapai perlu memanfaatkan armada secara efisien untuk menanggung jam penerbangan tambahan. Beberapa strategi diperkirakan akan dijalankan:
Penambahan armada atau penjadwalan ulang pesawat.
Konsolidasi kru dan awak kabin di bandara Merauke.
Penyesuaian slot bandara seperti Mopah Merauke dan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Koordinasi lebih lanjut antara manajemen GarudaN baik pusat maupun cabang Merauke dengan otoritas bandar udara.
Meski belum ada pernyataan resmi dari manajemen Garuda mengenai penambahan pesawat khusus, pihak maskapai diketahui tengah memperbesar armada sebesar 15–20 pesawat sepanjang 2025. Kebijakan ini memungkinkan penyiapan armada untuk melayani frekuensi harian Merauke.
Tantangan dan Peluang
Perlu dicermati beberapa tantangan berikut:
Infrastruktur Bandara Mopah: Pelayanan harian mewajibkan fasilitas yang cukup, termasuk ruang tunggu serta layanan check-in dan baggage handling lebih intensif.
Operasional Bandar Udara: Kesiapan SDM sokongan landasan pacu, apron, serta ground handling akan diuji.
Harga Tiket: Pertumbuhan frekuensi bisa membuat harga tiket lebih stabil dan kompetitif, menguntungkan masyarakat.
Di sisi peluang, Pemprov dan pelaku sektor ekonomi lokal bisa memanfaatkan transportasi harian untuk memperkenalkan destinasi wisata baru seperti Taman Nasional Wasur dan meningkatkan aktivitas investasi nasional.
Studi Kasus Proyek Serupa
Pada November 2023, Garuda Indonesia sempat menginisiasi penerbangan harian ke Merauke. Waktu itu, Plt. Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo (sebelum definitif), menyebut tarif tiket Merauke–Jayapura pernah ditekan menjadi sekitar Rp?700.000 untuk mendorong permintaan pasar. Program itu sempat ditanggapi positif, dengan maskapai lain seperti Lion Air dan Batik Air juga meningkatkan frekuensi ke Merauke.
Studi ini menjadi acuan bahwa transportasi rutin mendukung keterjangkauan biaya dan peningkatan mobilitas masyarakat.
Jadwal dan Perencanaan berikutnya
Jadwal pasti untuk penerbangan harian ini masih menunggu perincian resmi dari Garuda. Namun diperkirakan, penerbangan akan mengikuti pola transit seperti sebelumnya melalui Makassar dan Jayapura sebelum mencapai Merauke.
Manajemen Garuda diharapkan akan memberikan rincian jadwal dan sistem pemesanan online (melalui website, aplikasi, hingga travel agent) minimal beberapa minggu sebelum 1 Juli 2025.
Komitmen untuk Aksesibilitas Regional
Dengan rute harian menuju Merauke, Garuda Indonesia menunjukkan komitmen terhadap pemerataan layanan transportasi nasional. Ini sesuai dengan program pemerintah yang menekankan konektivitas daerah tertinggal dan terpencil.
Rute ini juga dipandang sebagai bentuk investasi sosial memudahkan akses masyarakat ke layanan pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan, serta membuka potensi kawasan yang lebih baik.
Mulai 1 Juli 2025, Garuda Indonesia akan melayani penerbangan harian ke Merauke sebagai bagian dari strategi memperkuat konektivitas udara di Papua Selatan. Kesepakatan antara Pemprov dan maskapai diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta meningkatkan akses masyarakat ke layanan nasional.
Peningkatan ini sekaligus mencerminkan peran Garuda dalam mendukung visi nasional terhadap layanan transportasi yang merata, aman, dan efisien—sebuah langkah konkret menuju pemerataan pembangunan Indonesia.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025