Garuda Indonesia Buka Peluang Investor di Tengah Tekanan Industri Penerbangan Global
- Kamis, 12 Juni 2025

JAKARTA – Maskapai nasional Garuda Indonesia membuka peluang bagi masuknya investor baru di tengah tekanan berat yang sedang melanda industri penerbangan global. Hal ini diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), Wamildan Tsani Panjaitan, dalam forum International Conference on Infrastructure (ICI) yang digelar di Jakarta International Convention Center (JICC).
Menurut Wamildan, industri penerbangan saat ini menghadapi tantangan besar yang bersifat global. Tekanan ini berasal dari beberapa faktor utama, seperti fluktuasi nilai tukar, kenaikan harga avtur, gangguan rantai pasok, hingga terbatasnya ketersediaan armada. Semua faktor tersebut membuat operasional maskapai semakin sulit untuk dijalankan secara efisien.
“Usaha maskapai udara saat ini secara global semua mengalami tekanan yang cukup berat. Ada masalah meningkatnya harga bahan bakar, pemeliharaan, lalu ada hal-hal lain disrupsi untuk rantai pasok dan ketersediaan armada dan lain-lain,” ujar Wamildan.
Baca Juga
Ia menegaskan bahwa gejolak nilai tukar menjadi salah satu kendala utama dalam pengelolaan keuangan maskapai penerbangan, khususnya dalam hal pembiayaan operasional dan pemeliharaan armada. “Kita tahu bahwa kita berhadapan dengan nilai tukar yang cenderung fluktuatif. Jadi ini semua membuat bisnis maskapai penerbangan semakin sulit,” tambahnya.
Seruan Peran Aktif Pemerintah dan Stimulus Industri
Melihat kondisi tersebut, Wamildan menilai pemerintah perlu berperan lebih aktif dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan sektor penerbangan nasional. Salah satu langkah yang menurutnya penting adalah pemberian stimulus kepada maskapai agar tetap dapat bersaing secara sehat, terutama di pasar domestik yang memiliki karakteristik geografis yang unik.
“Ada banyak orang bertanya kepada saya kenapa Anda nggak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Singapore Airlines, misalnya? Ini pertanyaan yang sering sekali ditujukan kepada kami,” ujarnya.
Ia kemudian merujuk pernyataan Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Odo Manuhutu, bahwa situasi industri penerbangan di Indonesia berbeda dengan negara-negara lain karena faktor infrastruktur, kondisi geografis, hingga daya beli masyarakat.
“Saya setuju dengan Pak Odo bahwa kita harusnya memikirkan sesuatu, mengupayakan sesuatu yang bisa mengurangi tekanan terutama yang dialami oleh maskapai penerbangan,” sambung Wamildan.
Target Tambah Armada dan Perluasan Pangsa Pasar
Meski diterpa berbagai tekanan, Garuda Indonesia tetap menunjukkan komitmennya untuk menjadi penghubung utama antarpulau di Indonesia. Dalam lima tahun ke depan, Garuda Indonesia menargetkan penambahan armada lebih dari 20 pesawat sebagai bagian dari strategi ekspansi dan pemulihan pascapandemi serta krisis keuangan beberapa tahun terakhir.
Penambahan armada ini diharapkan mampu mendorong penguasaan pangsa pasar domestik hingga mencapai 50 persen. Langkah ini menjadi bagian dari transformasi menyeluruh Garuda Indonesia yang ingin kembali menjadi pemain utama dan unggul dalam layanan penerbangan nasional.
“Sebagai maskapai penerbangan utama di Indonesia, kami berkomitmen untuk terus meningkatkan konektivitas antar pulau di Indonesia,” tegas Wamildan.
Langkah ekspansi ini juga menjadi sinyal bahwa Garuda Indonesia sedang memperkuat daya saingnya, tidak hanya melalui perbaikan layanan, tetapi juga dengan optimalisasi rute-rute potensial yang selama ini belum tergarap maksimal.
Peluang Investasi Terbuka untuk Pemulihan Bisnis
Guna mewujudkan ekspansi tersebut, Garuda Indonesia juga membuka diri terhadap potensi masuknya investor strategis. Wamildan menegaskan bahwa pihaknya terbuka dengan berbagai bentuk kerja sama investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk mempercepat pemulihan dan modernisasi perusahaan.
Garuda Indonesia melihat masuknya investor bukan hanya sebagai penyuntikan modal, tetapi juga sebagai peluang untuk memperoleh transfer teknologi, efisiensi operasional, serta perluasan jaringan bisnis global.
Peluang investasi ini akan difokuskan pada lini-lini strategis, termasuk peremajaan armada, digitalisasi layanan, dan penguatan logistik udara. Selain itu, kerja sama juga bisa diarahkan pada pengembangan ekosistem penerbangan terintegrasi yang mencakup cargo, maintenance, dan layanan penunjang lainnya.
Tantangan yang Terus Berkembang
Tekanan terhadap industri penerbangan diperkirakan tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Fluktuasi ekonomi global, ketegangan geopolitik, hingga ketidakpastian harga minyak dunia menjadi tantangan yang perlu diantisipasi oleh seluruh pelaku industri.
Dalam konteks Indonesia, tantangan tersebut diperparah dengan ketergantungan terhadap suku cadang dan pesawat impor, lemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS, serta terbatasnya kebijakan protektif terhadap industri penerbangan nasional.
Namun demikian, dengan strategi yang adaptif dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan, Garuda Indonesia optimistis dapat menghadapi masa sulit ini dan tetap menjadi tulang punggung transportasi udara nasional.
Kondisi sulit yang dihadapi industri penerbangan dunia saat ini menuntut inovasi, kerja sama lintas sektor, serta dukungan aktif dari pemerintah. Garuda Indonesia, sebagai maskapai nasional, tidak hanya berupaya bertahan, tetapi juga terus bertransformasi menuju keberlanjutan jangka panjang.
Langkah terbuka terhadap investasi, penambahan armada, serta fokus pada konektivitas domestik menjadi bagian dari strategi Garuda Indonesia untuk tetap relevan dan kompetitif di tengah tekanan global.
Dengan demikian, Garuda Indonesia tidak sekadar menjadi perusahaan transportasi udara, melainkan pilar penting dalam konektivitas nasional yang mendukung pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

Muhammad Anan Ardiyan
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Gen Z Melek Finansial, Pandai Kelola Uang
- 05 September 2025
2.
Kopdes Kini Bisa Ajukan Pinjaman Bank BUMN
- 05 September 2025
3.
Investor Pasar Modal Indonesia Capai Rekor Baru
- 05 September 2025
4.
Investasi Aman untuk Kondisi Ekonomi Bergejolak
- 05 September 2025
5.
Asuransi Kesehatan Terbaik untuk Generasi Muda
- 05 September 2025