
JAKARTA – Kabupaten Magetan, Jawa Timur, bukan hanya dikenal karena panorama alam pegunungannya yang menawan, tetapi juga karena kekayaan kulinernya yang begitu menggoda. Salah satu ikon kuliner yang lekat dengan identitas daerah ini adalah jenang, kudapan manis tradisional khas Jawa yang hingga kini masih menjadi favorit banyak kalangan.
Tidak lengkap rasanya berkunjung ke Magetan tanpa mencicipi jenang dalam berbagai variannya baik sebagai oleh-oleh kemasan maupun sajian hangat langsung dari dapur warung tradisional. Dengan tekstur lembut dan rasa manis yang khas, jenang bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga menyimpan kenangan dan cerita dalam setiap sendokannya.
Jenang, Warisan Kuliner yang Menghangatkan
Baca Juga
Jenang merupakan makanan manis yang terbuat dari bahan dasar tepung beras, santan, dan gula merah. Beberapa jenis jenang juga diberi tambahan ketan, mutiara, pisang, hingga daun pandan sebagai penambah aroma. Di Magetan, jenang tidak hanya diperlakukan sebagai cemilan, tetapi juga bagian dari tradisi—disajikan dalam acara keluarga, syukuran, hingga selamatan.
“Setiap kali mencicipi jenang, saya selalu teringat masa kecil di kampung. Rasanya hangat dan penuh nostalgia,” ujar Ratna, salah satu pengunjung warung jenang di Magetan yang datang bersama keluarganya.
Jenang Candi, Oleh-oleh Khas Magetan
Salah satu produk jenang yang sudah menjadi ikon oleh-oleh Magetan adalah Jenang Candi. Berasal dari kawasan Candirejo, jenang ini dikenal luas karena teksturnya yang lembut dan rasa manis legit yang konsisten. Banyak wisatawan yang datang ke Magetan tidak melewatkan kesempatan untuk membeli Jenang Candi sebagai buah tangan.
Kemasannya yang praktis dan daya tahan produk yang lama membuat Jenang Candi sangat cocok sebagai oleh-oleh. Meski begitu, jenang kemasan bukan satu-satunya daya tarik. Bagi pecinta cita rasa tradisional dan otentik, menikmati jenang langsung dari warung adalah pengalaman kuliner yang tak tergantikan.
Warung Jenang Bu Bibit Cepoko: Ikon Kuliner Sore Hari
Salah satu warung jenang legendaris yang patut dikunjungi adalah Warung Jenang Bu Bibit, yang terletak di Jalan Ring Road, Cepoko, Panekan. Warung ini dikenal sebagai tempat nongkrong favorit warga lokal saat sore hari.
Buka dari pukul 16.30 hingga 19.00 WIB, Warung Bu Bibit selalu dipadati pengunjung. Menu utamanya adalah Jenang Sumsum, dengan tekstur yang lembut dan cita rasa manis gurih yang seimbang. Selain itu, tersedia pula varian lain seperti Jenang Grendul (atau sering disebut Jenang Sapar), Jenang Ketan Hitam, dan Jenang Campur.
“Rasanya khas, seperti buatan nenek saya dulu. Tidak terlalu manis, tapi tetap menggugah selera,” kata Agus, pelanggan tetap warung Bu Bibit yang mengaku selalu datang seminggu sekali.
Menariknya, warung ini juga menyediakan tepo pecel, hidangan gurih pedas yang pas disantap sebagai makanan utama sebelum menikmati jenang sebagai penutup. Meski sudah terkenal, harga makanan di Warung Bu Bibit tetap terjangkau, menjadikannya favorit lintas usia dan kalangan.
Warung Bu Retno Tambran: Hangatkan Sore Bersama Keluarga
Alternatif lain bagi pecinta jenang adalah Warung Bu Retno, yang terletak di Jl. Kresno No. 43, Tambran, Magetan. Warung ini menyajikan jenang dalam beragam varian seperti Jenang Sumsum, Mutiara, Ketan, Campur, hingga jenang pisang yang unik.
Tempat ini menjadi destinasi favorit keluarga untuk menghabiskan sore bersama. Suasana warung yang sederhana dan hangat membuat pengalaman kuliner terasa lebih akrab.
“Setiap sore, saya sering ajak anak-anak ke sini. Mereka suka Jenang Mutiara, saya sendiri lebih suka Jenang Pisang karena jarang ditemukan di tempat lain,” ujar Lina, seorang ibu rumah tangga asal Magetan.
Warung Bu Retno juga dikenal karena konsistensi rasanya. Jenangnya disajikan hangat, lembut, dan dengan rasa manis yang tidak berlebihan—cocok untuk lidah semua kalangan.
Tips Menikmati Jenang Tradisional
Agar sensasi rasa semakin kaya, jenang sebaiknya disantap saat masih hangat. Beberapa penjual juga menyediakan topping tambahan seperti parutan kelapa, kacang sangrai, atau irisan pisang rebus, yang dapat memperkaya rasa dan menambah tekstur.
Selain itu, jenang bisa dinikmati bersama teh panas atau kopi hitam untuk menyeimbangkan rasa manisnya. Kombinasi ini kerap menjadi pilihan tepat untuk melepas penat setelah beraktivitas seharian.
Jenang dan Identitas Magetan
Bagi warga lokal, jenang bukan sekadar kuliner, melainkan bagian dari identitas budaya. Tradisi membuat jenang masih dijaga turun-temurun dan menjadi sumber penghidupan bagi banyak keluarga.
Dengan keberagaman rasa, atmosfer yang akrab di warung-warung lokal, serta kedalaman nilai tradisional, tidak berlebihan jika Magetan dijuluki sebagai surga jenang di Jawa Timur.
Kehadiran warung jenang legendaris seperti Bu Bibit dan Bu Retno menjadi pengingat bahwa kuliner bukan hanya soal rasa, tetapi juga soal kenangan, kebersamaan, dan nilai-nilai budaya yang hidup.
Wisata Kuliner yang Wajib Dicoba
Jika Anda berkunjung ke Magetan, sempatkan waktu untuk menjelajahi wisata kuliner jenang. Bukan hanya karena rasanya yang lezat, tetapi karena setiap sendokan jenang menyimpan cerita panjang tentang tradisi dan kekeluargaan.
Magetan tidak hanya menyuguhkan keindahan lereng Gunung Lawu dan danau Sarangan, tetapi juga kehangatan dari sepiring jenang yang disajikan dengan sepenuh hati oleh para penjaja lokal.
"Magetan punya jenang yang bukan hanya memanjakan lidah, tapi juga menghangatkan hati," ujar seorang wisatawan yang baru pertama kali mencicipi jenang hangat di warung Bu Retno.
Dengan kekayaan kuliner yang otentik, Magetan layak menjadi destinasi favorit bagi para pencinta makanan tradisional. Tak hanya memuaskan rasa lapar, pengalaman kuliner di kota ini akan membekas lama di ingatan.

Sutomo
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025