Selasa, 09 September 2025

Harga Batu Bara Menguat Meski Impor China Turun, Sinyal Optimisme Pasar Energi Global

Harga Batu Bara Menguat Meski Impor China Turun, Sinyal Optimisme Pasar Energi Global
Harga Batu Bara Menguat Meski Impor China Turun, Sinyal Optimisme Pasar Energi Global

JAKARTA - Harga batu bara global mengalami kenaikan Juni 2025, meskipun impor batu bara China mengalami penurunan signifikan. Fenomena ini menarik perhatian para pelaku pasar dan analis energi, mengingat China merupakan konsumen batu bara terbesar dunia.

Kenaikan Harga Batu Bara

Harga batu bara Newcastle untuk kontrak Juni 2025 tercatat naik sebesar US$ 0,4 menjadi US$ 105,25 per ton. Harga untuk kontrak Juli 2025 meningkat US$ 0,2 menjadi US$ 108,5 per ton, sementara kontrak Agustus 2025 naik US$ 0,15 menjadi US$ 110,5 per ton. Sementara itu, harga batu bara Rotterdam untuk Juni 2025 naik US$ 1,7 menjadi US$ 103,2 per ton, Juli 2025 menguat US$ 1,55 menjadi US$ 102,55 per ton, dan Agustus 2025 meningkat US$ 1,35 menjadi US$ 102 per ton.

Baca Juga

Pembangunan Listrik: Strategi Energi Mandiri dan Lapangan Kerja

Penurunan Impor Batu Bara China

Meskipun harga batu bara mengalami kenaikan, impor batu bara China justru mengalami penurunan signifikan. Pada Mei 2025, China mengimpor 36,04 juta ton batu bara, turun dari 43,82 juta ton pada April 2025. Penurunan ini menandai penurunan bulanan ketiga berturut-turut bagi negara pengimpor batu bara terbesar di dunia tersebut. Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga Mei 2025, China telah mengimpor 188,7 juta ton batu bara, turun 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu 204,9 juta ton.

Penurunan impor ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain melimpahnya pasokan domestik, harga batu bara domestik yang rendah, serta meningkatnya pembangkit listrik dari energi terbarukan seperti angin dan surya. Selama empat bulan pertama 2025, produksi batu bara domestik China mencapai 1,58 miliar ton, meningkat 6,6% dari tahun sebelumnya. Pada April 2025 saja, China memproduksi 389,31 juta ton batu bara, naik 3,8% dibandingkan tahun lalu, meskipun sedikit turun dari rekor produksi Maret.

Namun, konsumsi batu bara untuk pembangkit listrik China mengalami penurunan. Dalam periode yang sama, pembangkit listrik tenaga uap (thermal) menyusut 4%, sementara produksi listrik dari angin dan surya meningkat dan mampu menutupi kenaikan permintaan listrik sebesar 3%.

Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara Baru di China

Menariknya, meskipun tren energi terbarukan terus menguat, persetujuan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara baru di China justru kembali meningkat tahun ini. Sepanjang kuartal I-2025, total proyek yang disetujui mencapai 11,29 gigawatt (GW), naik dari 10 GW pada periode yang sama tahun lalu.

Sebagai perbandingan, 2024 menjadi titik balik dengan penurunan persetujuan proyek batu bara sebesar 41,5%, turun ke 62,24 GW, yang merupakan penurunan tahunan pertama sejak 2021. Namun, kebijakan tahun ini menunjukkan bahwa batu bara masih dipertahankan sebagai bagian penting dari bauran energi China, meskipun energi hijau berkembang pesat.

Dampak terhadap Pasar Batu Bara Global

Penurunan impor batu bara China dapat mempengaruhi pasar batu bara global. China, sebagai konsumen terbesar, memiliki pengaruh besar terhadap harga dan permintaan batu bara dunia. Penurunan impor ini dapat menyebabkan kelebihan pasokan di pasar internasional, yang berpotensi menekan harga batu bara global.

Namun, kenaikan harga batu bara yang tercatat Juni 2025 menunjukkan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasar. Misalnya, peningkatan permintaan dari negara-negara lain, seperti India, yang juga merupakan konsumen besar batu bara. Selain itu, faktor-faktor seperti cuaca ekstrem, kebijakan energi, dan dinamika geopolitik juga dapat mempengaruhi harga batu bara global.

Prospek Pasar Batu Bara ke Depan

Melihat tren saat ini, pasar batu bara global menghadapi tantangan dan peluang. Di satu sisi, penurunan impor China menunjukkan adanya potensi oversupply di pasar internasional. Namun, di sisi lain, peningkatan permintaan dari negara-negara lain dan kebijakan energi yang mendukung energi terbarukan dapat menciptakan dinamika pasar yang kompleks.

Para pelaku pasar dan analis energi perlu memantau perkembangan ini secara cermat. Keputusan-keputusan yang diambil oleh negara-negara besar konsumen batu bara, seperti China dan India, akan sangat mempengaruhi arah pasar batu bara global di masa depan.

Kenaikan harga batu bara pada Juni 2025 terjadi di tengah penurunan impor China. Fenomena ini mencerminkan dinamika pasar batu bara global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk produksi domestik, kebijakan energi, dan permintaan dari negara-negara konsumen lainnya. Meskipun energi terbarukan terus berkembang, batu bara masih memainkan peran penting dalam bauran energi China. Oleh karena itu, pergerakan harga batu bara global ke depan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan dan keputusan yang diambil oleh negara-negara besar konsumen batu bara.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pasar batu bara, para pelaku pasar dan analis energi dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan strategis dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah.

Sutomo

Sutomo

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal