Waskita Karya Bukukan Rugi Bersih Rp3 Triliun pada 2024, Targetkan Perbaikan Kontrak Baru di Tengah Efisiensi Anggaran
- Selasa, 15 April 2025

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), salah satu perusahaan BUMN konstruksi terbesar di Indonesia, kembali mencatatkan kinerja keuangan yang tertekan. Berdasarkan laporan keuangan unaudited, Waskita membukukan rugi bersih sebesar Rp3 triliun sepanjang tahun 2024. Meski masih mencatatkan kerugian, angka ini lebih rendah dibandingkan kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp4 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, mengungkapkan bahwa perseroan masih dalam proses pemulihan keuangan pasca restrukturisasi dan tekanan makroekonomi yang berlanjut.
“Berdasarkan laporan unaudited untuk tahun 2024, kami masih mengalami kerugian sekitar Rp3 triliun,” ujar Hanugroho yang akrab disapa Oho.
Baca Juga
Penurunan Pendapatan dan Aset
Dari sisi pendapatan, Waskita hanya mengantongi Rp10,6 triliun pada 2024, menurun dari Rp11 triliun pada tahun sebelumnya. Kinerja ini menunjukkan adanya kontraksi dalam aktivitas konstruksi, terutama akibat pengurangan pagu anggaran oleh pemerintah serta terbatasnya peluang tender proyek baru.
Di sisi neraca keuangan, total aset WSKT tercatat Rp79,1 triliun, turun 17,26% secara tahunan (year-on-year/YoY). Penurunan juga terjadi pada sisi liabilitas yang mencapai Rp70,5 triliun, atau merosot 19,15% YoY. Sementara itu, ekuitas perusahaan turun signifikan sebesar 33,33% menjadi Rp8,7 triliun.
Penurunan kinerja keuangan ini menjadi sinyal bahwa perusahaan masih berada dalam fase penyehatan setelah beberapa tahun terakhir menghadapi tekanan likuiditas dan beban utang yang tinggi.
Tantangan Industri Konstruksi dan Efisiensi Anggaran Pemerintah
Hanugroho menyampaikan bahwa tantangan di sektor konstruksi nasional turut memperburuk kondisi perusahaan, terutama karena adanya efisiensi anggaran pemerintah yang berdampak langsung pada pagu proyek di sektor pekerjaan umum.
Untuk diketahui, pagu indikatif Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun Anggaran 2025 ditetapkan sebesar Rp50,48 triliun, atau menyusut lebih dari Rp60 triliun dibandingkan pagu sebelumnya sebesar Rp110,95 triliun.
“Di tengah kondisi bahwa adanya program efisiensi industri konstruksi, kami harus pandai-pandai bagaimana kami bisa mencari market baru,” tegas Hanugroho.
Menghadapi kondisi tersebut, Waskita akan melakukan diversifikasi fokus proyek ke kementerian dan lembaga lain di luar PUPR guna membuka peluang baru. Strategi ini diharapkan dapat membantu perusahaan memperoleh proyek-proyek baru, khususnya di sektor-sektor yang tidak terkena dampak efisiensi besar-besaran.
Nilai Kontrak Baru Turun Signifikan
Selama tahun 2024, Waskita Karya mencatat perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp9,6 triliun, menurun tajam dibandingkan capaian pada 2023 yang mencapai Rp16,9 triliun. Penurunan ini sejalan dengan upaya perusahaan dalam menyehatkan keuangan dan berfokus pada penyelesaian proyek eksisting.
Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa kontrak baru tersebut tetap memberikan kontribusi penting meskipun berada di tengah keterbatasan aktivitas tender selama tahun lalu.
“Nilai kontrak baru tersebut diperoleh di tengah penyehatan keuangan perusahaan dan terbatasnya aktivitas tender sepanjang tahun lalu,” ujar Ermy.
Rincian sumber kontrak baru tersebut menunjukkan bahwa 43,3% berasal dari proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), 34,95% dari proyek pemerintah, dan 21,8% dari pengembangan usaha lainnya.
Fokus Penyelesaian Proyek dan Optimisme ke Depan
Saat ini, Waskita tengah memfokuskan upaya pada penyelesaian proyek-proyek yang masih berjalan, terutama untuk menjaga arus kas dan meningkatkan pendapatan operasional. Strategi ini dianggap lebih realistis dalam situasi keuangan yang masih terbatas.
“Saat ini, Waskita fokus pada penyelesaian beberapa proyek yang dikelola sehingga dapat menyokong pendapatan usaha perusahaan dan berkomitmen menyelesaikan proyek-proyek dengan tepat waktu,” jelas Ermy.
Selain fokus pada proyek yang sedang berjalan, Waskita juga mulai menyesuaikan diri dengan perubahan lanskap industri konstruksi nasional. Perusahaan berkomitmen untuk lebih adaptif dan selektif dalam memilih proyek, sekaligus menjaga efisiensi dan manajemen risiko.
Ermy menegaskan bahwa dengan rekam jejak panjang dan kapabilitas teknis yang dimiliki, Waskita tetap optimistis dapat berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur nasional di masa mendatang.
“Waskita optimistis bahwa pertumbuhan nilai kontrak baru dapat terjadi dengan tetap berkontribusi pada program-program strategis pemerintah,” imbuhnya.

David
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Sinergi BRIN dan UBSI Dorong Riset Inovasi Indonesia
- 11 September 2025
2.
Yamaha Uji Pasar Kendaraan Listrik Swap Battery
- 11 September 2025
3.
Jepang Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit Global
- 11 September 2025
4.
Jadwal Pelni KM Nggapulu September Oktober 2025
- 11 September 2025
5.
HUT KAI 2025 Hadirkan Promo Diskon Tiket Spesial
- 11 September 2025