Jumat, 12 September 2025

Tarif AS dan Pengaruhnya terhadap Bursa Asia: IHSG Menguat 1 di Tengah Sentimen Positif

Tarif AS dan Pengaruhnya terhadap Bursa Asia: IHSG Menguat 1 di Tengah Sentimen Positif
Tarif AS dan Pengaruhnya terhadap Bursa Asia: IHSG Menguat 1 di Tengah Sentimen Positif

JAKARTAIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan yang signifikan pada penutupan perdagangan sesi II hari ini, yang menempatkannya di antara bursa saham Asia dengan performa terbaik. Penguatan IHSG sebesar 1,15% atau 73,16 poin ini diiringi oleh sentimen positif yang datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang mengisyaratkan kelonggaran tarif untuk barang elektronik konsumen. Hal ini menjadi katalis utama yang mendorong indeks saham di Indonesia untuk menguat.

Pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG tercatat berada pada level 6.441,68, memperlihatkan penguatan yang cukup besar dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya. Posisi tertinggi IHSG hari ini tercatat di 6.497,53, sedangkan posisi terendah berada di 6.395,92. Volume perdagangan hari ini tercatat melibatkan 24,02 miliar saham, dengan nilai perdagangan mencapai Rp13,66 triliun dan frekuensi transaksi mencapai 1,18 juta kali.
 

Saham-Saham Top Gainers yang Melejit
 

Dalam perdagangan hari ini, sejumlah saham mencatatkan kenaikan yang luar biasa dan menjadi top gainers. Salah satu yang mencuri perhatian adalah PT Green Power Group Tbk (LABA) yang melonjak 34,5%, disusul dengan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) yang menguat 27,3%, serta PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) yang melonjak 24,6%. Tak ketinggalan, saham dari perusahaan yang baru saja melakukan Initial Public Offering (IPO), yaitu PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE), juga mengalami penguatan yang signifikan dengan 24,6%.

Baca Juga

Bank Jateng Hadirkan KPR Subsidi untuk PPPK Grobogan

"Penguatan IHSG ini didorong oleh sentimen positif yang datang dari perkembangan di pasar global, terutama dari kebijakan tarif yang diterapkan oleh Pemerintahan AS, yang memberikan harapan bagi sektor-sektor tertentu," ungkap analis pasar saham.

Di sisi lain, sejumlah saham mengalami penurunan dan tercatat sebagai top losers hari ini. PT Inter Delta Tbk (INTD) mengalami penurunan hingga 13,6%, diikuti oleh PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI) yang tergerus 11,1%, serta PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (IKAN) yang turun 9,72%.
 

IHSG Tertinggi Keempat di Asia
 

Secara keseluruhan, IHSG menjadi salah satu bursa saham dengan penguatan tertinggi di Asia, berada di urutan keempat setelah Bursa Saham Taiwan yang mencatatkan penguatan terbesar. Di Asia, sejumlah bursa saham lainnya juga mencatatkan penguatan, termasuk Straits Times (Singapura), SENSEX (India), TW Weighted Index (Taiwan), TOPIX (Jepang), KOSPI (Korea Selatan), NIKKEI 225 (Tokyo), PSEI (Filipina), KLCI (Malaysia), Hang Seng (Hong Kong), Shanghai Composite (China), dan CSI 300 (China) yang masing-masing menguat 2,14%, 2,10%, 1,77%, 1%, 0,88%, 0,84%, 0,66%, 0,38%, 0,23%, 0,15%, dan 0,06%.

Meski demikian, beberapa bursa saham Asia masih berada di zona merah, seperti Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), SETI (Thailand), dan Shenzhen Composite (China), yang masing-masing mencatatkan penurunan 1,10%, 0,47%, dan 0,19%.

Dengan penguatan IHSG yang mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan, indeks ini berhasil mencatatkan salah satu penguatan tertinggi di Asia setelah Taiwan. Kinerja ini menjadi sorotan, mengingat berbagai faktor eksternal yang turut memengaruhi pasar saham Indonesia.
 

Sentimen Positif dari Kebijakan Tarif AS
 

Penguatan pasar saham Indonesia juga tidak terlepas dari sentimen yang datang dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump melalui pemerintahan AS memberikan sinyal positif terkait kelonggaran tarif untuk beberapa barang, terutama elektronik konsumen. Hal ini disambut baik oleh pasar, yang melihat bahwa kebijakan tersebut berpotensi mengurangi ketegangan dalam perdagangan internasional dan memberikan angin segar bagi sektor-sektor yang terdampak oleh tarif impor.

"Memasuki awal pekan ini, para pelaku pasar kembali fokus pada lini masa media sosial dan pemberitaan untuk mengikuti kelanjutan drama tarif diberlakukan, lalu dicabut. Satu hal yang pasti dari pemerintahan saat ini adalah mereka pandai membuat pelaku pasar tetap waspada," kata Jay Woods, analis dari Freedom Capital Markets, menanggapi situasi ini.

Di sisi lain, Presiden Trump juga mempertimbangkan pemberian pengecualian sementara terhadap tarif impor untuk kendaraan dan suku cadang, yang telah mempengaruhi sektor otomotif di Amerika Serikat. Pemberian pengecualian ini berpotensi memberikan dorongan positif bagi produsen mobil yang tertekan oleh tarif tersebut.

Namun, sentimen ini juga menambah ketidakpastian dalam arah kebijakan perdagangan AS. Jay Woods menambahkan bahwa pasar masih kesulitan untuk memperkirakan dampak ekonomi dari perang dagang, yang dipengaruhi oleh tarik-ulur dalam negosiasi antara Amerika Serikat dan negara-negara mitra dagangnya.
 

Reaksi Pasar Global dan Bursa Saham New York
 

Bursa saham New York juga mencatatkan kinerja positif pada perdagangan hari sebelumnya. Indeks S&P 500 melesat 0,79%, sementara Nasdaq Composite dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) juga menguat dengan masing-masing 0,78% dan 0,79%. Sentimen positif ini tentu turut berperan dalam penguatan bursa saham di Asia, termasuk Indonesia.
 

Pandangan Federal Reserve tentang Inflasi dan Bunga Acuan
 

Selain itu, Gubernur Federal Reserve Christopher Walker memberikan pandangan mengenai dampak inflasi dari perang dagang yang cenderung sementara. Menurutnya, meskipun ada tekanan inflasi, kebijakan pemotongan bunga acuan masih mungkin terjadi pada semester II 2025. Hal ini berpotensi memberikan stimulus bagi perekonomian global, terutama di tengah ketidakpastian yang ada akibat kebijakan tarif.
 

Outlook IHSG ke Depan
 

Meskipun IHSG berhasil mencatatkan penguatan yang signifikan hari ini, para analis masih memperkirakan bahwa sentimen global akan terus menjadi faktor penentu bagi pergerakan indeks saham di Indonesia. Kebijakan tarif AS, serta dinamika hubungan dagang antara negara besar, akan terus memberikan dampak yang besar terhadap kinerja bursa saham di Asia, termasuk di Indonesia.

Investor pun diimbau untuk terus mengikuti perkembangan terkini terkait kebijakan perdagangan global dan potensi perubahan suku bunga, karena faktor-faktor ini akan memengaruhi arah pergerakan pasar saham Indonesia ke depan.

David

David

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bank Jatim Pacu Kinerja dengan Strategi Tiga Fokus Utama

Bank Jatim Pacu Kinerja dengan Strategi Tiga Fokus Utama

BTN Pastikan Operasional Bank Syariah Nasional Sebelum 2026

BTN Pastikan Operasional Bank Syariah Nasional Sebelum 2026

Harga Emas Antam Hari Ini Mencapai Level Rekor

Harga Emas Antam Hari Ini Mencapai Level Rekor

Saham Pilihan Hari Ini, Pantau Rekomendasi IHSG 2025

Saham Pilihan Hari Ini, Pantau Rekomendasi IHSG 2025

11 Peluang Bisnis Pelajar SMA Agar Uang Jajan Tambah

11 Peluang Bisnis Pelajar SMA Agar Uang Jajan Tambah