Kinerja IHSG Tertekan, Bursa Efek Indonesia Soroti Faktor Global dan Domestik

Jumat, 28 Februari 2025 | 20:09:44 WIB
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

JAKARTA - Pasar modal Indonesia mengalami tekanan signifikan dalam sepekan terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat mengalami pelemahan sebesar 4,67%, yang menempatkannya dalam zona merah selama beberapa hari berturut-turut.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan bahwa terdapat tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap pergerakan negatif IHSG, yakni dinamika global, kondisi domestik, serta faktor korporasi.

Dari sisi global, ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dinilai berpengaruh terhadap pergerakan modal asing. Kebijakan tarif yang diterapkan terhadap beberapa negara mendorong investor global untuk mengalihkan dananya ke Amerika Serikat.

“Investor asing saat ini lebih banyak menanamkan modalnya di AS karena adanya kebijakan tarif yang berubah-ubah. Hal ini berdampak pada minimnya aliran investasi asing ke pasar kita,” ujar Iman di Gedung BEI, Jakarta.

Selain itu, prospek pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) yang lebih terbatas tahun ini juga menjadi faktor penekan IHSG. Ditambah lagi, keputusan Bank of Korea (BoK) untuk memangkas suku bunga serta penurunan indeks keyakinan konsumen di AS turut memberikan tekanan tambahan terhadap pasar modal Indonesia.

Dari sisi domestik, IHSG juga terdampak oleh penurunan peringkat pasar modal Indonesia oleh Morgan Stanley. Saat ini, sekitar 40% saham di Indonesia dimiliki oleh investor asing. Ketika investor asing mulai mengurangi eksposurnya, maka investor domestik, khususnya ritel, semakin terbebani dalam menjaga stabilitas pasar.

“Dulu, investor domestik dan ritel mampu menyerap penurunan yang terjadi. Namun, saat ini dengan banyaknya investor ritel yang mulai keluar, tekanan terhadap pasar domestik semakin besar,” jelas Iman.

Lebih lanjut, laporan data ekonomi nasional yang menunjukkan tren perlambatan turut berdampak pada kinerja keuangan perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa. Meskipun terdapat beberapa emiten yang masih menunjukkan performa positif, koreksi data ekonomi nasional tetap mempengaruhi konsensus pasar secara keseluruhan.

“Walaupun ada beberapa pencapaian positif, tekanan dari koreksi data ekonomi membuat sentimen pasar tetap melemah,” tutup Iman.

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, BEI terus memantau perkembangan pasar dan mengupayakan berbagai langkah guna menjaga stabilitas serta menarik kembali minat investor baik dari dalam maupun luar negeri.

(kkz/kkz)

Terkini