JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengadakan pertemuan dengan para pelaku pasar modal pada Senin, 3 Maret 2025. Langkah ini bertujuan untuk membahas penurunan signifikan yang dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa waktu terakhir.
Direktur Utama PT BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa pihaknya akan mengumpulkan pelaku pasar modal untuk berdiskusi mengenai berbagai langkah strategis yang dapat dilakukan guna meningkatkan kembali kinerja indeks. Sebagai Self Regulatory Organization (SRO), BEI memiliki tanggung jawab dalam menerapkan kebijakan yang dapat menjaga stabilitas pasar modal.
“Kami akan berdiskusi dengan pelaku pasar mengenai langkah-langkah yang bisa diambil. Saat membuat kebijakan, kami harus melibatkan mereka. Namun yang pasti, kami tidak tinggal diam menghadapi kondisi ini,” ujar Iman dalam konferensi pers di Gedung BEI, Jakarta.
Menurut Iman, IHSG mengalami tekanan sepanjang pekan terakhir dengan koreksi sebesar 4,67%. Ia mengidentifikasi tiga faktor utama yang berkontribusi terhadap pelemahan ini, yaitu faktor global, domestik, dan kondisi korporasi.
Dari sisi global, ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh terpilihnya kembali Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat menjadi salah satu faktor utama. Kebijakan perang tarif yang diterapkan pemerintah AS mendorong investor asing untuk mengalihkan modalnya ke negara tersebut.
“Saat ini, investor asing lebih memilih masuk ke pasar AS. Kebijakan tarif yang diterapkan sebelumnya, seperti terhadap Meksiko dan Kanada, masih menjadi ancaman bagi pasar global. Hal ini berdampak pada aliran modal ke Indonesia,” jelas Iman.
Dampak dari kondisi tersebut terlihat pada aksi jual bersih investor asing yang mencapai Rp 19 triliun sepanjang 2025 secara year-to-date (ytd).
Dengan pertemuan yang akan digelar awal pekan depan, BEI dan OJK berharap dapat menyusun strategi bersama para pelaku pasar guna memitigasi dampak pelemahan IHSG serta menjaga stabilitas pasar modal Indonesia.
(kkz/kkz)