JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan indeks MSCI Hong Kong Listed Large Cap resmi meluncurkan produk derivatif baru, Foreign Index Futures (Kontrak Berjangka Indeks Asing/KBIA), dalam sebuah acara yang digelar di Main Hall BEI, Jakarta.
Produk ini diharapkan dapat memberikan pilihan diversifikasi portofolio bagi investor di pasar modal Indonesia. Indeks MSCI sendiri merupakan indeks yang mencerminkan performa saham-saham berkapitalisasi besar yang terdaftar di Hong Kong Stock Exchange.
“IDX berkolaborasi dengan MSCI untuk meluncurkan Foreign Index Futures yang menggunakan Indeks MSCI Hong Kong Listed Large Cap sebagai acuan, mengukur perkembangan perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar di bursa Hong Kong,” ujar Direktur Pengembangan PT BEI, Jeffrey Hendrik, dalam sambutannya.
Jeffrey menambahkan bahwa kerja sama ini bertujuan untuk mendorong diversifikasi portofolio investor, memperkuat manajemen risiko, serta memanfaatkan kapitalisasi pasar global. Produk Foreign Index Futures memiliki beberapa keunggulan utama:
Akses ke Pasar Global – Investor dapat bertransaksi efek bursa luar negeri dengan tetap berstatus sebagai investor di pasar modal Indonesia.
Fleksibilitas dalam Berbagai Kondisi Pasar – Produk ini dapat digunakan dalam kondisi pasar bullish maupun bearish, memungkinkan investor untuk mengambil posisi panjang atau pendek.
Leverage Tinggi – Foreign Index Futures menawarkan leverage hingga 33 kali lipat dengan contract size sebesar Rp 10.000 per poin indeks, dengan dana awal sekitar Rp 200.000.
Penyelesaian Cepat – Realisasi keuntungan dapat dicapai lebih cepat karena penyelesaian transaksi dilakukan secara tunai dalam satu hari Bursa.
Keamanan dan Transparansi – Semua transaksi dilakukan secara real-time melalui sistem IDX, memastikan transparansi dan keamanan bagi investor.
Direktur Standar Akuntansi dan Tata Kelola Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Agus Saptarina, menekankan bahwa peluncuran produk ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UUP2SK). Menurutnya, kehadiran Foreign Index Futures akan semakin memperkuat pasar modal Indonesia.
“Pada 19 Februari 2025, jumlah investor di pasar modal Indonesia telah mencapai 15,4 juta SID, meningkat 5,91% dibandingkan akhir tahun 2024. Selain itu, kapitalisasi pasar saham kita selalu mencapai Rp 11,7 triliun sepanjang tahun berjalan 2025,” kata Agus.
Agus juga menjelaskan bahwa ini bukan pertama kalinya pasar modal Indonesia memiliki produk derivatif yang terhubung dengan pasar global. Sebelumnya, Bursa Efek Surabaya pernah memiliki produk kontrak berjangka berbasis Dow Jones Future Index dan Dow Jones Japan Titan 100 Futures, meskipun lisensinya tidak diperpanjang sejak 2014.
“Kami berharap peluncuran Foreign Index Futures dapat meningkatkan pengalaman pasar modal Indonesia, memperkaya alternatif investasi, serta meningkatkan likuiditas perdagangan,” tutupnya.
Dengan peluncuran produk ini, PT Bursa Efek Indonesia berkomitmen untuk terus menghadirkan inovasi yang mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia serta memberikan lebih banyak peluang investasi bagi masyarakat.
(kkz/kkz)