JAKARTA - Mayoritas bursa Asia ditutup menguat setelah melalui periode ketidakpastian akibat sentimen data ekonomi Amerika Serikat yang lemah. Kondisi pasar yang fluktuatif ini mencerminkan kekhawatiran para investor akan prospek ekonomi global yang lebih luas, terutama terkait kebijakan ekonomi di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Penutupan bursa kali ini menunjukkan perubahan positif, yang menjadi angin segar bagi pasar Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Kospi Korea Selatan mengakhiri perdagangan dengan kenaikan sebesar 0,41%, menempatkannya pada level 2.641,09. Di Hong Kong, indeks Hang Seng mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 3,47%, ditutup pada 23.833,80. Indeks komposit Shanghai di China juga menunjukkan performa mengesankan dengan kenaikan 0,88% ke level 3.375,57. Indeks FTSE Bursa Malaysia KLCI turut menguat 0,67% mencapai 1.578,61. Meskipun demikian, tidak semua pasar menikmati rebound ini, seperti yang ditunjukkan oleh indeks Topix Jepang yang turun 0,3% ke 2.716,40 dan indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,14% ke 8.240,68.
Pergerakan bursa ini didorong oleh upaya investor mencari sudut investasi yang lebih aman setelah data kepercayaan konsumen AS yang lemah memicu kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global. Kondisi ini menjadi sorotan tajam bagi pelaku pasar yang berhati-hati dalam menilai dampak kebijakan ekonomi Presiden Donald Trump, terutama terkait strategi pemotongan pajak yang menjadi salah satu program unggulannya.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Republik AS baru-baru ini meloloskan cetak biru anggaran, yang meningkatkan harapan akan implementasi awal dari rencana pemotongan pajak. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi AS yang pada gilirannya dapat berimbas positif pada ekonomi global. Namun, stabilitas pasar masih akan diuji lebih lanjut dengan laporan pendapatan dari Nvidia Corp. yang dijadwalkan segera. "Angka-angka Nvidia bisa menjadi penentu keberhasilan pasar, setidaknya dalam jangka pendek. Hal yang benar-benar dapat mendorong sentimen dapat bermuara pada apakah prospek perusahaan tetap cerah seperti sebelumnya," kata Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade, Sydney.
Dalam pergerakan perdagangan di Asia, saham-saham Hong Kong tampil menonjol. Hal ini terjadi setelah DeepSeek, sebuah perusahaan terkemuka, kembali membuka akses ke antarmuka pemrograman intinya setelah penangguhan hampir tiga minggu. Langkah ini dinilai penting dalam mengadopsi model kecerdasan buatan (AI) yang mengalami lonjakan popularitas sejak debutnya bulan lalu.
"Pasar saham China masih menarik dari sudut pandang penilaian relatif," ungkap Linda Lam, Kepala Penasihat Ekuitas untuk Asia Utara di Union Bancaire Privee, Hong Kong. Penilaian ini datang di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan AS akibat kebijakan ekonomi yang memisahkan kedua negara, mengguncang rasa percaya investor global yang sebelumnya menaruh harapan pada pemulihan bursa saham China yang berkelanjutan.
Namun, saham-saham berpotensi cerah tersebut berhasil bangkit berkat optimisme seputar kecerdasan buatan dari DeepSeek dan pertemuan Presiden Xi Jinping dengan para pemimpin korporasi. Pertemuan ini dipandang sebagai sinyal positif untuk mengakhiri tindakan keras terhadap sektor swasta, menyuntikkan harapan baru bagi investor.
Bursa Asia yang mereguk keuntungan ini menjadi refleksi dari sentimen pasar yang dinamis. Para investor tampaknya lebih memilih mengambil langkah antisipatif dengan berfokus pada sektor-sektor yang menunjukkan prospek pertumbuhan jangka panjang, meskipun bayang-bayang kebijakan proteksionis dari pemerintah AS terus membayangi.
Prospek pasar global selanjutnya akan sangat bergantung pada bagaimana kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil oleh kekuatan-kekuatan besar dunia memengaruhi arus modal, terutama antara AS dan China. Langkah apapun yang diambil oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi stabilitas seperti inisiatif pemotongan pajak di AS atau reformasi ekonomi di China, akan terus diperhatikan oleh investor global dengan seksama.
Dalam waktu dekat, pasar akan terus mengamati perkembangan ekonomi dan perusahaan, memastikan investasi mereka dapat bertahan dan tumbuh dalam iklim ekonomi yang berubah-ubah. Angin perubahan ini bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para pelaku pasar yang cermat dalam memanfaatkan informasi dan menjadikannya keuntungan jangka panjang.