JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi yang diprediksi akan melanda beberapa perairan di Nusa Tenggara Timur (NTT) antara tanggal 26 hingga 27 Februari 2025. Peringatan ini secara khusus menyebutkan tinggi gelombang yang berpotensi mencapai 1,25 hingga 2,5 meter di berbagai lokasi strategis di wilayah ini.
Menurut rilis resmi BMKG, kondisi ini dipengaruhi oleh pola angin yang secara umum bergerak dari arah Barat Daya ke Barat Laut dengan kecepatan angin yang bervariasi antara 6 hingga 30 knot. Kecepatan angin yang cukup signifikan ini terpantau di beberapa lokasi dengan intensitas terbesar berada di Selat Sape bagian selatan, perairan selatan Flores, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan utara Sabu - Raijua, perairan utara Timor, dan perairan selatan Timor - Rote.
Wilayah Dengan Potensi Gelombang Tinggi
BMKG memetakan beberapa wilayah yang harus mewaspadai gelombang tinggi selama periode tersebut, antara lain:
- Selat Sape bagian selatan
- Selat Flores - Lamakera
- Selat Pantar
- Perairan Selatan Flores
- Perairan Selatan Alor - Pantar
- Selat Sumba bagian barat
- Laut Sawu
- Selat Ombai
- Perairan selatan Sumba
- Perairan selatan Sabu - Raijua
- Perairan utara Sabu - Raijua
- Perairan selatan Timor - Rote
Keamanan dan Keselamatan Maritim
BMKG secara khusus mengimbau kepada seluruh kapal nelayan, kapal tongkang, dan kapal-kapal kecil lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan. Menurut BMKG, apabila kecepatan angin mencapai 15 knot dan tinggi gelombang mencapai 1,25 meter, maka kapal nelayan harus berhati-hati. Sementara itu, kapal tongkang diberikan peringatan ketat apabila kecepatan angin mencapai 16 knot dan ketinggian gelombang mencapai 1,5 meter.
Dalam pernyataan resminya, seorang perwakilan BMKG mengingatkan, "Keselamatan pelayaran sangat tergantung pada pemahaman kondisi atmosfer dan lautan; oleh karena itu, kami sangat menganjurkan agar seluruh aktivitas pelayaran selalu memantau informasi terkini dari BMKG."
Dampak dan Tindakan Preventif
Gelombang tinggi dipastikan dapat berpengaruh signifikan terhadap aktivitas pelayaran dan kegiatan penangkapan ikan di berbagai perairan tersebut. Selain itu, penduduk pesisir juga ditekankan untuk meningkatkan kesiagaan terhadap potensi banjir rob yang bisa terjadi akibat gelombang tinggi dan angin kencang di kawasan pantai.
BMKG juga menambahkan bahwa masyarakat dan pihak terkait di area terdampak mesti selalu memperbarui informasi prakiraan cuaca dan mematuhi instruksi pihak berwenang terkait situasi ini demi menghindari dampak buruk yang lebih besar.
Panduan dan Rekomendasi BMKG
Dalam situasi seperti ini, BMKG menawarkan berbagai panduan dan langkah-langkah preventif yang dapat diambil guna meminimalisir risiko, seperti menunda perjalanan laut bagi kapal-kapal kecil jika memungkinkan, serta menghindari area-area yang sudah diprediksi akan terganggu oleh gelombang tinggi.
Para pelaku usaha di sektor perikanan dan pelayaran juga disarankan untuk berkoordinasi secara ketat dengan pos pemantau cuaca setempat dan instansi terkait demi meminimalkan risiko keselamatan di lautan.