Proses Pembelajaran di Jepang Lebih Mengutamakan Proses Dibanding Hasil: Pandangan Ilmuwan Indonesia

Senin, 24 Februari 2025 | 21:31:32 WIB
Proses Pembelajaran di Jepang Lebih Mengutamakan Proses Dibanding Hasil: Pandangan Ilmuwan Indonesia

JAKARTA - Dalam sebuah wawancara yang mendalam, Sastia Prama Putri, seorang ilmuwan Indonesia yang saat ini berkarir di Jepang, memaparkan perbedaan mendasar antara sistem pendidikan di Indonesia dan Jepang. Menurut Sastia, pendidikan di Jepang lebih menitikberatkan proses daripada sekadar hasil akhir, berbeda dengan pendekatan yang umum ditemui di Indonesia.

Sastia, yang merupakan associate professor di Universitas Osaka, universitas riset ternama di Jepang, telah berkecimpung selama lebih dari dua dekade di dunia akademisi dan penelitian negeri Sakura. Pengalaman panjangnya di Jepang memberikannya perspektif berharga tentang bagaimana kedua negara ini memandang pendidikan dan pembelajaran.

Proses vs. Hasil: Sebuah Pendekatan yang Berbeda

"Yang perbedaan paling fundamental tapi paling simpel itu apa? Di Indonesia itu mengedepankan hasilnya. Di Jepang, mengedepankan proses," ungkap Sastia saat tampil dalam podcast DipTalk yang tayang di YouTube Kumparan. Di Jepang, Sastia menjelaskan, ada penekanan kuat pada membaca buku, berlatih, melakukan repetisi, membangun disiplin, dan konsistensi sebagai bagian integral dari proses pembelajaran. "Proses belajarnya penting. Lalu pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik," tambahnya.

Sebaliknya di Indonesia, Sastia melihat ada kebiasaan untuk mendahulukan hasil daripada memperhatikan proses belajar itu sendiri. Tradisi ini terlihat mulai dari level pemerintahan, institusi kerja, bahkan hingga pendidikan dasar anak-anak. Menurut Sastia, pandangan ini sering kali mengesampingkan pemahaman mendalam dan lebih berfokus pada kemampuan menghafal untuk mencapai nilai ujian yang baik.

Pandangan Kritis Terhadap Sistem Pendidikan di Indonesia

Sastia menyoroti kelemahan mendasar dalam sistem pendidikan Indonesia yang cenderung mengabaikan proses demi hasil instan. "Dinilai kalau bisa calistung bagus gitu, kan? Bagaimana proses dia mengerti apa enggak, misalnya bisa baca tapi dia mengerti nggak apa yang dia baca? Apa hanya bisa baca aja?" tanya Sastia retoris dalam diskusinya. Dia menekankan bahwa proses pembelajaran seringkali diabaikan demi mengejar hasil cepat yang terlihat dari luar.

Menurut Sastia, tantangan utama adalah memperkuat pondasi belajar di Indonesia, yang saat ini ia pandang sebagai rapuh dan kerap menyebabkan sistem pendidikan yang 'collapse'. "Karena proses (belajar di Indonesia) tidak dilakukan dengan baik dan benar... kita akan selalu mencari jalan pintas, kita selalu pengennya instan, tapi sebenarnya pondasinya itu hampir tidak ada," ucap Sastia dengan nada prihatin.

Relevansi Pendidikan di Era Modern

Dengan menerapkan pendekatan yang berfokus pada proses, Jepang mengembangkan individu yang siap menghadapi tantangan dunia nyata, terutama di era di mana kecerdasan buatan (AI) semakin pervasif. Sastia menggarisbawahi pentingnya mengembangkan soft skill dan kemampuan berpikir logis yang saat ini menjadi lebih relevan dibandingkan sekadar kemampuan kognitif yang dapat digantikan oleh teknologi. "Yang relevan itu adalah soft skill, logika berpikir, hal-hal yang enggak bisa dilakukan sama robot. Hal-hal yang enggak bisa dilakukan sama AI," jelas Sastia.

Kesimpulan dan Implikasi bagi Indonesia

Melalui pandangannya, Sastia mengajak masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk mempertimbangkan ulang konsep pendidikan yang hendak diimplementasikan. Ketahanan masa depan pendidikan Indonesia, menurutnya, bergantung pada seberapa kuat pondasi dan proses pembelajaran yang dibangun sekarang. Pendidikan seharusnya bukan hanya soal mencapai nilai akademik yang tinggi, tetapi juga soal mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan adaptif di dunia yang berubah cepat.

Dalam dunia yang semakin mengandalkan teknologi dan inovasi, kemampuan berpikir kritis dan beradaptasi menjadi atribut yang tak ternilai. Jepang, dengan fokusnya pada proses dan pendalaman materi, menunjukkan bahwa pendekatan pendidikan yang holistik dan disiplin dapat menghasilkan individu-individu yang lebih siap menghadapi ketidakpastian dan kompleksitas dunia modern.

Masa Depan Pendidikan di Indonesia

Melihat contoh sukses Jepang, Indonesia bisa belajar untuk tidak hanya memprioritaskan nilai dan prestasi akademik semata. Memupuk budaya belajar yang menghargai proses, disiplin, dan ketekunan dapat membantu Indonesia mencetak generasi yang tidak hanya pintar secara akademik tetapi juga tangguh secara mental dan emosional.

Dalam menutup pembicaraannya, Sastia berharap agar Indonesia dapat mengadopsi cara berpikir yang lebih berorientasi proses dalam sistem pendidikannya. Perubahan ini, menurutnya, adalah kunci menuju sistem pendidikan yang lebih kokoh dan berkelanjutan, serta mampu menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks.

Transformasi pendidikan ini tidak hanya menuntut perubahan di level kebijakan, tetapi juga pemahaman dan kesadaran individual mengenai pentingnya proses dalam setiap hal yang dipelajari. Harapannya, dengan pemahaman ini, Indonesia bisa melahirkan generasi yang tidak hanya siap bertarung di arena global tetapi juga berkontribusi pada kemajuan bangsa secara keseluruhan.

Terkini

Kabar Baik Harga BBM Pertamina September 2025 Stabil

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:18 WIB

Promo Diskon Tambah Daya Listrik PLN Bikin Pelanggan Senang

Jumat, 12 September 2025 | 17:40:15 WIB

5 Pilihan Rumah Murah Nyaman di Tasikmalaya 2025

Jumat, 12 September 2025 | 17:39:11 WIB