jakarta - Dalam sebuah insiden tragis yang mengguncangkan warga Kota Probolinggo, seorang pria paruh baya merenggut nyawanya sendiri dengan cara yang mengerikan. Peristiwa ini terjadi pada minggu pagi, 23 Februari 2025, di perlintasan kereta api berpalang pintu di Jalan Raya Panglima Sudirman, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan. Kehadiran peristiwa ini tidak hanya menyisakan duka bagi keluarganya, tetapi juga menggugah perhatian publik terhadap fenomena kesehatan mental yang kerap kali terabaikan.
Detik-Detik Kejadian
Berdasarkan keterangan saksi mata, Yono, warga sekitar yang menyaksikan kejadian, menggambarkan adegan yang menyayat hati tersebut. Yono menyatakan bahwa korban dengan sengaja menabrakkan diri ke kereta yang tengah melintas. "Karena ketika kereta hendak lewat, dia malah berhenti tepat di tengah rel bersama dengan sepeda motornya yang berplat nomor N 5880 RY itu," ungkap Yono.
Sebelumnya, sejumlah pengendara telah berusaha memperingati korban. Dengan panik, mereka berteriak berharap korban segera meninggalkan rel. Namun, teriakan mereka tidak dihiraukan. Kereta api yang berasal dari arah stasiun Kota Probolinggo menuju Banyuwangi tersebut akhirnya tak terhindarkan menabrak korban.
Identitas Korban
Korban diidentifikasi sebagai Budi Setio Rahman, seorang pria berusia 31 tahun yang merupakan warga Jalan KH Ahmad Dahlan, Kelurahan Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Tragedi ini tentunya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat yang ditinggalkan.
Dampak dari Kejadian
Tabrakan ini menyebabkan sepeda motor korban hancur berkeping-keping, dan tubuh Budi mengalami luka parah. Tubuhnya terseret oleh kereta sejauh sekitar 10 hingga 15 meter, meninggalkan pemandangan yang memilukan di lokasi kejadian. Kondisi ini juga menyebabkan operasi kereta api terganggu sesaat, karena sepeda motor yang tersangkut pada bagian depan kereta perlu dievakuasi.
Pasca insiden, jenazah Budi segera dievakuasi ke RSUD Dr. Moh Saleh untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sebelum diserahkan kepada pihak keluarga guna proses pemulasaraan. Kejadian ini pun menambah daftar peristiwa tragis di rel kereta yang membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak.
Refleksi dari Kejadian
Kejadian ini memicu diskusi lebih luas mengenai tindakan pencegahan bunuh diri, terutama di perlintasan kereta api yang dikenal sebagai lokasi rawan untuk tindakan berbahaya ini. Menurut catatan lembaga kesehatan, angka bunuh diri di area publik seperti perlintasan kereta menjadi perhatian karena dampaknya yang luas, tidak hanya terhadap korban tetapi juga masyarakat umum.
Pakar kesehatan mental menekankan pentingnya dukungan psikologis bagi individu yang dianggap berisiko tinggi melakukan tindakan bunuh diri. "Kita harus meningkatkan kesadaran dan memastikan akses terhadap bantuan psikologis," ungkap seorang psikolog dari Probolinggo yang menolak disebutkan namanya. "Kejadian seperti ini seharusnya dapat dicegah dengan intervensi yang tepat."
Peran Pemerintah dan Masyarakat
Sebagai salah satu langkah antisipasi, pemerintah daerah bersama PT. Kereta Api Indonesia (KAI) diharapkan dapat memperketat pengawasan di perlintasan rel serta meningkatkan kampanye keselamatan. Masyarakat juga diimbau untuk selalu waspada dan tidak ragu untuk melaporkan jika menemukan individu yang bertindak mencurigakan di area rawan.
Insiden Budi Setio Rahman ini, sungguh memilukan dan memberikan pelajaran berharga akan pentingnya perhatian pada kesehatan mental. Hal ini mengingatkan kita bahwa setiap individu dapat berperan aktif dalam mencegah kejadian serupa dengan saling peduli dan mendukung satu sama lain.