JAKARTA - Dalam konteks finansial yang semakin kompleks, asuransi memainkan peran yang krusial dalam memberikan perlindungan dan keamanan bagi individu. Namun, di Indonesia, asuransi masih tergolong sebagai kebutuhan tersier. Banyak masyarakat yang belum memandang asuransi sebagai kebutuhan prioritas, baik karena merasa belum memerlukannya maupun karena keterbatasan finansial. Data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga akhir 2023 menunjukkan bahwa angka penetrasi asuransi di Indonesia masih berada di angka 2,59 persen.
Asuransi Central Asia (ACA), salah satu perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, menekankan bahwa premi yang dibayarkan bukanlah sekadar pengeluaran, melainkan investasi untuk perlindungan finansial di masa depan. Budi Harto, Deputi Direktur ACA, mengemukakan pandangannya dalam acara "Infobank Financial Love Story: Protect Your Heart, Grow Your Health, Secure Your Future" yang digelar pada Sabtu, 22 Februari 2025.
Budi Harto menjelaskan bahwa salah satu alasan utama pentingnya memiliki asuransi adalah untuk melindungi diri dari risiko finansial akibat penyakit berat. Seiring bertambahnya usia, peluang terkena penyakit serius semakin meningkat. Tanpa asuransi, dana yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan lain akan habis membiayai pengobatan.
Budi menjelaskan, “Dan sakit ini tidak mengenal usia, tidak mengenal agama, tidak mengenal ras. Semua bisa kena. Tapi kalau sudah kena itu bisa berbahaya,” tuturnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa penyakit serius bisa menimpa siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang latar belakang.
Selain itu, isu inflasi medis menjadi perhatian utama ACA dan masyarakat. Dari 2020 hingga 2021, inflasi medis relatif stabil seiring berlangsungnya pandemi COVID-19. Namun, perubahan terjadi pada 2022 ketika inflasi medis melonjak hingga 15 persen. Situasi ini diperparah dengan meningkatnya biaya pengobatan, membuat banyak orang kesulitan untuk membayar tagihan medis.
“Jadi kebayang, misalnya bapak ibu mungkin selama ini merasa (biaya pengobatan) nggak mahal, tapi begitu memasuki 2022 itu biaya medis naik 15 persen. Adanya asuransi kesehatan membuat semua jadi gampang,” terang Budi lebih lanjut. Dengan adanya asuransi, beban finansial yang timbul akibat kenaikan biaya medis dapat diminimalisir, sehingga masyarakat dapat lebih tenang.
Tidak hanya berbicara mengenai perlindungan terhadap biaya medis, asuransi juga membantu mengelola risiko finansial akibat kehilangan pendapatan tidak terduga. Dalam kasus-kasus tertentu seperti kecelakaan atau kondisi yang menghalangi seseorang untuk bekerja, asuransi dapat menjadi penyelamat yang menyediakan penghasilan pengganti sementara sehingga rumah tangga tetap dapat memenuhi kebutuhannya.
Kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang beragam menyebabkan pemahaman mengenai literasi keuangan dan kebutuhan asuransi belum merata. ACA dan berbagai institusi keuangan lainnya terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi melalui berbagai sosialisasi dan edukasi finansial.
Sebagai langkah nyata, ACA menyediakan beragam produk asuransi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat. Mulai dari premi yang terjangkau hingga manfaat yang luas, diharapkan dapat mengakomodasi berbagai lapisan masyarakat untuk mendapatkan perlindungan yang optimal.
Selain itu, inovasi dalam layanan dan produk asuransi juga menjadi perhatian ACA. Penggunaan teknologi digital untuk klaim asuransi dan layanan konsultasi menjadi terobosan yang diusung oleh ACA untuk memberikan kemudahan kepada nasabahnya. Dengan cara ini, akses terhadap layanan asuransi menjadi lebih mudah dan efisien.
“Seiring berkembangnya teknologi, kami di ACA berkomitmen untuk terus berinovasi memberikan solusi terbaik bagi nasabah. Kami memahami bahwa saat ini, orang ingin segala sesuatunya serba cepat dan mudah. Oleh karena itu, layanan digital menjadi perhatian utama kami,” tambah Budi dengan yakin. Ini menunjukkan bagaimana peran teknologi dalam mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan layanan asuransi yang mereka butuhkan.
Dalam menghadapi tantangan rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, upaya kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan lembaga non-profit menjadi krusial. Dengan sosialisasi yang lebih masif dan edukasi yang berkelanjutan, harapannya masyarakat Indonesia akan semakin memahami pentingnya asuransi dalam menjaga kesejahteraan mereka.
Meski tantangan dalam meningkatkan penetrasi asuransi tidak mudah, namun dengan kesadaran kolektif dan dukungan dari berbagai pihak, bukan tidak mungkin penetrasi asuransi di Indonesia dapat meningkat secara signifikan di masa depan. Jika masyarakat sudah memahami manfaat yang bisa diperoleh dari memiliki asuransi, bukan tidak mungkin asuransi akan menjadi bagian integral dari perencanaan keuangan individu dan keluarga.