JAKARTA - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Tangerang melaksanakan sebuah penyuluhan hukum yang edukatif dan mendalam tentang bahaya pinjaman online. Acara ini adalah langkah proaktif untuk memberikan pemahaman kepada para warga binaan mengenai risiko dan tindakan preventif dalam menghadapi jeratan pinjaman online yang sering kali menjurus pada permasalahan hukum.
Kehadiran Ahli Hukum
Acara penyuluhan ini hadir dengan narasumber utama, Mahareksa Singh Dillon, seorang praktisi hukum terkemuka yang memiliki pengalaman mendalam dalam menangani kasus-kasus terkait teknologi dan keuangan digital. Mahareksa dengan jelas memaparkan kerangka hukum yang mengelilingi pinjaman online, baik dari perspektif perlindungan konsumen maupun ancaman yang kerap muncul dari penyalahgunaan layanan tidak berizin.
Dalam penyampaiannya, Mahareksa menggarisbawahi betapa krusialnya memahami legalitas dari layanan pinjaman online sebelum memutuskan untuk menggunakannya. "Kita harus waspada terhadap tawaran pinjaman yang terlalu mudah dan cepat. Sebab, itu bisa jadi merupakan jalan masuk ke dalam praktik tidak sehat yang merugikan banyak pihak," ujar Mahareksa saat menyampaikan paparannya di depan puluhan narapidana wanita yang antusias mengikuti acara.
Langkah Tindak dan Pencegahan
Selain memberikan wawasan mengenai regulasi hukum yang ada, Mahareksa juga membagikan langkah-langkah vital yang harus diambil jika seseorang sudah terlanjur terjebak dalam pinjaman online ilegal. Salah satu poin penting yang disampaikan adalah cara melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang agar dapat segera ditindaklanjuti sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Pentingnya penyuluhan ini tidak hanya terletak pada pemberian informasi semata. Kasi Binadik, Nuraini, yang mewakili Kepala Lapas pada acara tersebut menambahkan, “Kami berharap penyuluhan ini dapat membuka mata dan memberi pemahaman kepada para warga binaan tentang pentingnya berhati-hati dalam mengambil keputusan finansial, serta memberikan mereka bekal untuk kembali ke masyarakat dengan pengetahuan yang lebih baik.”
Memperkuat Kapasitas Hukum
Penyuluhan ini menargetkan untuk memperkuat kapasitas hukum para narapidana perempuan. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan mereka lebih siap dalam mengatasi tantangan di masa depan yang berkaitan dengan masalah hukum, khususnya di ranah keuangan digital. Penyuluhan ini juga sejalan dengan salah satu misi utama Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang yakni memastikan warga binaan mendapatkan pendidikan yang relevan dan bermanfaat sehingga mampu melanjutkan hidup dengan lebih bijaksana.
Menurut Nuraini, memberikan pembekalan hukum yang mendalam seperti ini adalah bagian dari komitmen Lapas untuk meminimalisir kejadian kejahatan di dunia maya dan meningkatkan kesadaran hukum di kalangan narapidana. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan para warga binaan mampu berperan secara positif saat mereka kembali ke masyarakat.
Komitmen Berkelanjutan
Keberhasilan acara penyuluhan hukum ini adalah bukti nyata dari dedikasi Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang dalam membekali narapidana dengan pengetahuan yang dapat mencegah mereka dari terjerumus dalam tindak kriminal lebih lanjut. Dengan program seperti ini, para narapidana tidak hanya dipersiapkan untuk menghindari jeratan pinjaman online, tetapi juga dibekali keberanian dan kemampuan untuk mengambil keputusan finansial yang tepat.
Upaya ini akan terus dilanjutkan dan dikembangkan dengan format yang lebih interaktif serta mengundang lebih banyak narasumber dari berbagai bidang terkait. Tujuannya adalah memastikan para narapidana tidak hanya mendapatkan informasi, tetapi juga termotivasi untuk berubah dan menggunakan pengetahuan yang mereka dapatkan secara konstruktif.