Jumlah Investor Pasar Modal di Bali Terus Bertumbuh: Tren Positif di Sektor Keuangan

Selasa, 18 Februari 2025 | 12:56:36 WIB
Jumlah Investor Pasar Modal di Bali Terus Bertumbuh: Tren Positif di Sektor Keuangan

JAKARTA – Industri pasar modal di Provinsi Bali menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan, dengan jumlah investor yang terus meningkat sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data terakhir per Desember 2024, jumlah investor saham di Bali tercatat mencapai 143.402 Single Investor Identification (SID), yang menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 22,83 persen year-on-year (yoy). Angka ini mencerminkan tingginya minat masyarakat Bali dalam berinvestasi di pasar modal, sebagai sarana untuk mengembangkan aset pribadi.

Menurut Kristianti Puji Rahayu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bali, selain saham, sektor lainnya seperti reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga mengalami peningkatan yang signifikan. "Jumlah investor reksa dana di Bali tumbuh sebesar 25,68 persen yoy, sementara investor di SBN meningkat 23,18 persen yoy. Ini menunjukkan bahwa masyarakat Bali semakin sadar akan berbagai instrumen investasi yang dapat mendiversifikasi aset mereka," ujar Kristianti.

Kinerja Positif Pasar Modal di Bali

Pertumbuhan yang positif ini juga terlihat pada nilai kepemilikan saham yang tercatat mencapai Rp 5,3 triliun pada Desember 2024, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 18,22 persen yoy. Selain itu, nilai transaksi saham juga mengalami kenaikan signifikan. Total transaksi saham di Bali tercatat mencapai Rp 3,9 triliun, yang mencatatkan pertumbuhan luar biasa sebesar 71,16 persen yoy.

Meningkatnya nilai transaksi saham ini menunjukkan bahwa semakin banyak masyarakat Bali yang percaya pada potensi pasar modal sebagai alat investasi yang menjanjikan. "Angka ini mencerminkan tren yang positif dan semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal di Bali," jelas Kristianti.

Faktor Pendorong Kinerja Positif Pasar Modal

Ada berbagai faktor yang turut mendukung kinerja positif pasar modal di Bali. Salah satunya adalah perbaikan ekonomi yang terus berlanjut, serta kebijakan-kebijakan yang mendukung industri pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Selain itu, stabilitas sektor perbankan di Bali turut memberikan kontribusi besar dalam memperkuat ekosistem keuangan di daerah tersebut.

Penyaluran kredit pada Desember 2024 tercatat mencapai Rp 112,31 triliun, yang tumbuh sebesar 6,81 persen yoy. Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) di Bali tercatat Rp 189,75 triliun, yang juga menunjukkan kenaikan sebesar 13,85 persen yoy. Angka-angka ini menandakan bahwa sektor keuangan di Bali mengalami pertumbuhan yang stabil dan sehat.

Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Menggembirakan

Tak hanya sektor pasar modal, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Bali juga menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Pada tahun 2024, total penyaluran KUR di Bali mencapai Rp 10,81 triliun, melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp 8,91 triliun. Pencapaian ini menjadikan Bali salah satu daerah dengan penyaluran KUR terbesar.

KUR ini banyak disalurkan untuk sektor-sektor seperti perdagangan besar dan eceran, serta pertanian dan industri pengolahan. Hal ini semakin memperlihatkan betapa sektor usaha di Bali semakin mendapatkan akses yang lebih mudah terhadap pembiayaan, sehingga mendukung pemulihan ekonomi daerah.

Investasi sebagai Sarana untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Dengan meningkatnya jumlah investor dan nilai transaksi saham, masyarakat Bali semakin sadar akan pentingnya investasi untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Kristianti Puji Rahayu juga menekankan bahwa OJK senantiasa berupaya mendorong literasi keuangan di kalangan masyarakat. "Kami terus berupaya untuk meningkatkan inklusi keuangan, termasuk bagi penyandang disabilitas yang merupakan salah satu sasaran prioritas dalam Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia 2021-2025," ungkap Kristianti.

Dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, OJK bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan berbagai asosiasi pelaku usaha di industri keuangan. Sinergi antara lembaga-lembaga tersebut diyakini dapat mendorong pertumbuhan sektor jasa keuangan yang berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Bali.

Melihat tren yang terus berkembang ini, OJK Bali optimis bahwa sektor pasar modal dan sektor keuangan secara keseluruhan akan terus tumbuh secara berkelanjutan. Pemerintah bersama dengan lembaga pengatur keuangan berkomitmen untuk menjaga stabilitas sistem keuangan nasional, agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.

“Kami berharap ke depan, masyarakat Bali semakin banyak yang teredukasi mengenai pasar modal dan pentingnya berinvestasi untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan jangka panjang. Literasi keuangan yang baik adalah kunci utama dalam membangun perekonomian yang lebih kuat,” ujar Kristianti menambahkan.

Tantangan dalam Meningkatkan Literasi Keuangan

Meski ada banyak perkembangan positif, tantangan utama dalam sektor pasar modal adalah kurangnya pemahaman sebagian masyarakat terkait investasi. Oleh karena itu, edukasi yang lebih intensif perlu dilakukan, baik melalui seminar, pelatihan, maupun penggunaan teknologi digital yang dapat menjangkau lebih banyak orang.

Dengan adanya program literasi keuangan yang digalakkan oleh OJK dan berbagai lembaga terkait, diharapkan lebih banyak lagi masyarakat Bali yang terlibat dalam pasar modal, baik sebagai investor saham, reksa dana, atau SBN. Semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam pasar modal akan berdampak positif tidak hanya bagi perekonomian Bali, tetapi juga perekonomian nasional secara keseluruhan.

 Industri Pasar Modal di Bali Semakin Berkembang

Secara keseluruhan, industri pasar modal di Bali menunjukkan kinerja yang sangat positif. Peningkatan jumlah investor, nilai transaksi saham, dan kepemilikan saham menjadi indikator kuat bahwa pasar modal di Bali semakin berkembang dan menarik minat masyarakat. Kebijakan pemerintah dan lembaga pengatur keuangan yang mendukung, serta perbaikan ekonomi yang berkelanjutan, telah menciptakan iklim investasi yang kondusif.

Oleh karena itu, dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam pasar modal, Bali berpotensi menjadi salah satu daerah yang tidak hanya dikenal sebagai tujuan wisata, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keuangan yang berkembang pesat. Masyarakat Bali pun semakin siap untuk menghadapi tantangan ekonomi masa depan dengan berinvestasi dan mengelola keuangan mereka secara cerdas.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB