JAKARTA - Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kembali heboh dengan fenomena alam yang tidak biasa. Pada Kamis, 13 Februari 2025, semburan gas bercampur lumpur muncul di wilayah Kedinding, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, sekitar 3-4 kilometer dari pemukiman terdekat. Insiden ini menjadi perbincangan hangat di kalangan warga setempat, terutama karena menimbulkan bau minyak yang menyengat di sekitar lokasi kejadian.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangannya, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Gembong Widodo, selaku Kasi Humas Polres Blora, peristiwa ini direkam pada pagi hari. Seorang warga yang kebetulan melewati area tersebut mencium bau minyak yang sangat kuat. "Timbullah seperti flow kayak ledakan kecil," ungkap AKP Gembong. Semburan tersebut disertai dengan suara letupan kecil yang diikuti oleh aliran air bercampur minyak serta munculnya retakan tanah di sekitar lokasi kejadian.
Langkah Pengamanan dan Proses Investigasi
Setelah semburan itu terdeteksi, pihak kepolisian bergerak cepat mengamankan lokasi kejadian. Garis polisi segera dipasang mengelilingi area semburan gas dan lumpur guna memastikan keselamatan warga setempat dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. AKP Gembong menambahkan bahwa insiden ini masih dalam kewenangan Pertamina untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. Kolaborasi antara pihak kepolisian dan Pertamina sangat diperlukan untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari fenomena alam yang jarang ini.
Karena itu masih kewenangan dari Pertamina, investigasi pendalaman dan hasil-hasilnya akan kami koordinasikan. Kita rumuskan penyebab-penyebab terjadinya seperti apa, terang AKP Gembong.
Hingga malam hari pada tanggal yang sama, semburan masih terjadi meski dalam skala yang lebih kecil dan didominasi oleh aliran air. Kondisi ini menunjukkan adanya aktivitas geologis yang membutuhkan pemantauan lebih lanjut.
Fenomena Berulang
Menariknya, semburan ini bukanlah fenomena yang pertama kali terjadi di lokasi tersebut. AKP Gembong mengungkapkan bahwa insiden serupa pernah dilaporkan pada tahun 2004. Meski berada di wilayah operasional Pertamina, AKP Gembong memastikan bahwa saat ini tidak ada aktivitas operasional yang berlangsung di lokasi tersebut.
Keadaan ini semakin memperkuat dugaan sementara bahwa peristiwa ini mungkin dipicu oleh faktor geologis yang spesifik di kawasan tersebut, meskipun investigasi lebih mendalam masih diperlukan untuk mengetahui penyebab pastinya.
Upaya Koordinasi dan Solusi
Seiring dengan investigasi yang dilakukan oleh Pertamina, pihak berwenang juga menekankan pentingnya kerjasama antar lembaga untuk mengatasi masalah ini. Koordinasi yang baik antara aparat keamanan, lembaga pemerintah, dan pihak Pertamina diharapkan dapat memberikan solusi cepat dan tepat terhadap segala potensi bahaya yang bisa ditimbulkan oleh fenomena semburan gas ini.
Sementara itu, warga di sekitar Desa Ngraho diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Masyarakat diimbau untuk menjauhi area semburan demi keamanan bersama, sambil menunggu hasil investigasi dan tindak lanjut resmi dari pihak terkait.
Dampak dan Tindakan Selanjutnya
Meski lokasi semburan cukup jauh dari area pemukiman, potensi dampaknya tidak boleh diabaikan. Semburan gas dan lumpur bisa menyebabkan polusi lingkungan serta berpotensi membahayakan kesehatan manusia jika tidak segera ditangani dengan baik. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi harus segera direncanakan, termasuk kemungkinan evakuasi jika situasi memburuk.
Mengenai langkah berikutnya, AKP Gembong menegaskan bahwa semua pihak akan terus berupaya untuk mencari solusi terbaik. Informasi terbaru akan selalu diperbarui demi menjaga keselamatan dan keamanan warga, serta menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah tersebut.
Peristiwa semburan gas dan lumpur di Desa Ngraho ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap gejala alam yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Sebagai bagian dari masyarakat yang peduli lingkungan, partisipasi aktif dan dukungan dari seluruh pihak sangat dibutuhkan untuk memastikan keamanan dan keselamatan bersama.