JAKARTA - Meta, perusahaan induk dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp, baru-baru ini mengumumkan langkah drastis dalam restrukturisasi tenaga kerjanya. Di tengah persaingan yang semakin meningkat dalam bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), Meta telah memutuskan untuk memangkas sekitar 4.000 pekerja. Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini merupakan upaya perusahaan dalam mengarahkan ulang fokus bisnisnya menuju pengembangan AI yang lebih intensif.
Menurut laporan dari Business Insider, PHK ini mempengaruhi sekitar 5% dari total tenaga kerja global Meta. Meskipun banyak yang kehilangan pekerjaan, perusahaan berencana untuk segera mengisi posisi-posisi tersebut dengan merekrut insinyur AI. “Kami berkomitmen untuk beradaptasi dengan cepat dalam perubahan dinamika industri teknologi, termasuk dalam hal pengembangan kecerdasan buatan,” ungkap CEO Meta, Mark Zuckerberg.
Fokus Baru pada Kecerdasan Buatan
Langkah Meta ini dilatarbelakangi oleh urgensi untuk meningkatkan kapabilitas AI, sebuah sektor yang kini menjadi persaingan ketat di ranah teknologi global. Perusahaan sedang menyusun strategi untuk memfokuskan kembali sumber daya dan talenta menuju pengembangan kecerdasan buatan. "Kami menempatkan penekanan besar pada perekrutan insinyur pembelajaran mesin, untuk mempercepat kemajuan teknologi AI kami," imbuh Zuckerberg.
Persaingan semakin panas dengan munculnya DeepSeek, model AI yang dikenal lebih cepat dan efisien secara biaya. Keberadaan DeepSeek menambah tekanan bagi pemain besar, seperti Meta, untuk meningkatkan investasi di AI. Zuckerberg telah mengumumkan bahwa Meta akan mengalokasikan sekitar US$ 65 miliar, setara dengan Rp 1.062 triliun, untuk pengembangan kecerdasan buatan hingga tahun 2025. Ini menunjukkan komitmen penuh Meta untuk tetap kompetitif dalam persaingan teknologi masa depan.
Inisiatif AI yang Masif
Secara paralel, Meta juga sedang berupaya meningkatkan infrastruktur teknologi untuk mendukung strategi AI-nya. Salah satu langkah konkret adalah pengaktifan 1,3 juta unit GPU Nvidia H100 di pusat data AI mereka. Perangkat keras ini akan memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi dan kapasitas pengolahan data AI.
Meta juga telah mengoperasikan pusat data "Mesa" di Arizona, yang dirancang untuk memperkuat kemampuan AI perusahaan. Selain itu, ada rencana pembangunan pusat data baru dengan kapasitas 2GW, memungkinkan Meta untuk memperluas daya jangkau dan kapasitas pemrosesan AI mereka. Langkah ini menunjukkan tekad Meta untuk tidak hanya mengandalkan solusi berbasis perangkat lunak tetapi juga meningkatkan infrastruktur fisik yang mendukung operasi AI mereka.
Strategi Pemutusan Hubungan Kerja
Pengurangan tenaga kerja ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk meningkatkan standar manajemen kinerja. Meta kini menyeleksi lebih ketat dalam hal penilaian kinerja, dan karyawan yang dinilai berkinerja rendah akan dipindahkan lebih cepat. Meski demikian, Meta memastikan bahwa posisi yang telah dikosongkan akan segera terisi kembali, menunjukkan bahwa pengurangan tersebut bukanlah bentuk penghematan melainkan penyelarasan strategis.
"Transformasi ini memungkinkan kami fokus lebih besar pada pengembangan inti dan strategis di bidang AI," ujar salah satu eksekutif Meta yang tidak ingin disebutkan namanya. Hal ini memberi sinyal bahwa Meta sedang serius dalam menyelaraskan semua lini operasional demi menunjang pengembangan dan inovasi AI.
Dampak dan Prospek
Tindakan ini tidak hanya mengindikasikan perubahan arah industri teknologi, tetapi juga memberi pelajaran penting bagi perusahaan-perusahaan lain terkait pentingnya inovasi dan adaptasi. Di era di mana kecerdasan buatan menjadi pilar kemajuan teknologi, perusahaan harus mampu menata ulang prioritas dan menyesuaikan strategi untuk tetap relevan dan bersaing di pasar global.
Sementara itu, Meta terus melakukan investasi besar-besaran di sektor AI, yang diyakini sebagai langkah strategis jangka panjang. Dengan kapasitas dan infrastruktur baru, Meta berharap dapat menciptakan produk dan layanan berbasis AI yang lebiih unggul, memberikan pengalaman pengguna yang lebih personal, dan pada akhirnya menarik lebih banyak pengguna dan pendapatan.
Dalam beberapa bulan mendatang, dunia teknologi akan melihat bagaimana transformasi ini berdampak pada kinerja Meta dan apakah langkah ini akan menjadi penentu keberhasilan perusahaan dalam memimpin industri AI masa depan. Semua mata akan tertuju pada Meta untuk melihat sejauh mana pergeseran strategis ini mampu mengatasi tantangan sekaligus menciptakan peluang baru.