JAKARTA - Kemajuan pesat tengah dirasakan oleh Desa Gedongsari di Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora, seiring dengan pencapaian 80 persen dalam pembangunan infrastrukturnya. Proyek ambisius ini mencakup beragam jenis pembangunan, termasuk jalan desa, talut, drainase, pavingisasi lorong-lorong, serta jalan usaha tani (JUT). Pembangunan ini diprediksi akan sepenuhnya selesai dan dimanfaatkan warga pada tahun 2025. Inisiatif besar ini meraih sukses sebagian besar berkat kontribusi aktif dan sistem swakelola yang melibatkan masyarakat setempat.
Pelibatan Masyarakat dalam Proses Pembangunan
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gedongsari, Helmi Hidayat, menyatakan apresiasinya terhadap peran krusial warga dalam setiap tahap pembangunan. “Swadaya masyarakat sangat luar biasa. Dengan sistem swakelola, warga turut bekerja dalam pembangunan infrastruktur desa. Ini tidak hanya mempercepat pembangunan, tetapi juga memperkuat rasa memiliki terhadap hasil pembangunan,” jelas Helmi.
Sistem swakelola yang diterapkan bukan hanya menjadi pendekatan teknokratik dalam pembangunan atribut desa, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan dan keberpihakan dari warga terhadap hasil yang mereka bangun. Pendekatan ini telah memperlihatkan hasil yang nyata dan memuaskan, dengan keberhasilan hampir semua proyek pembangunan berada pada jalur yang tepat.
Target Penyelesaian dan Manfaat Jangka Panjang
Helmi menambahkan bahwa 20 persen sisa pembangunan dijadwalkan rampung pada tahun depan. Begitu tuntas, seluruh proyek akan dapat memberikan manfaat maksimal bagi semua lapisan masyarakat di Desa Gedongsari. “Dengan pencapaian ini, Desa Gedongsari semakin menunjukkan kemajuan dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Jika target penyelesaian 20 persen sisanya dapat direalisasikan pada 2025, desa ini akan memiliki infrastruktur yang lebih baik dan mendukung kesejahteraan warganya,” ujarnya.
Pembangunan yang dilakukan di Desa Gedongsari ini diharapkan tidak hanya menjadi pilar kemajuan fisik, tetapi juga membantu dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kualitas hidup warga.
Dukungan dan Pengawasan Berkala
Selain keterlibatan warga, faktor lain yang turut menyokong keberhasilan pembangunan ini adalah pengawasan dan dukungan aktif dari aparat setempat. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Gedongsari, bersama dengan lembaga desa lainnya, rutin melakukan evaluasi berkala guna memastikan setiap tahap pembangunan berjalan sesuai rencana. Dukungan berupa pengawasan ini penting untuk menjaga kualitas pembangunan dan menjamin infrastruktur yang awet dan tahan lama.
Helmi menyebut bahwa, "Alhamdulillah, hampir semua infrastruktur sudah tersentuh pembangunan. Lorong-lorong sudah mulai dilakukan pavingisasi, dan pengerjaan lainnya berjalan dengan baik." Tekad mereka adalah menjadikan pencapaian ini sebagai motivasi untuk lebih banyak proyek pembangunan berkelanjutan di masa depan.
Dampak Positif bagi Warga
Keberhasilan pembangunan infrastruktur di Desa Gedongsari tidak hanya membuat desanya lebih baik dalam hal fisik dan layanan umum, tetapi juga mempererat kohesi sosial di antara warga. Rasa kebersamaan dan gotong royong yang terpupuk selama proses swakelola ini diharapkan dapat terus menjadi ciri khas masyarakat Desa Gedongsari.
Desa Gedongsari kini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam menerapkan pembangunan berbasis komunitas. Keberhasilan ini memperlihatkan bahwa ketika masyarakat bersatu dan berkontribusi, perubahan positif bisa tercapai meski dengan sumber daya yang terbatas. Melihat ke depan, pembangunan 20 persen infrastruktur yang tersisa memberikan harapan bahwa Desa Gedongsari dapat menjadi daerah percontohan dalam hal pengelolaan pembangunan dan pelibatan masyarakat.
Dengan segala capaian ini, Desa Gedongsari berada pada jalur yang benar menuju pembangunan yang berkualitas dan berkelanjutan, demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh warganya.