JAKARTA - Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dunia digital, sektor keuangan juga merasakan dampak signifikan berupa kemunculan pinjaman online yang kian mudah diakses. Namun, di balik kemudahan ini, terdapat ancaman serius yang mengintai: maraknya pinjaman online ilegal yang tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melihat fenomena ini, mahasiswa KKN UNDIP TIM 1 2025 mengambil inisiatif untuk mengadakan sosialisasi "Sosialisasi Pinjaman Online: Bijak Memilih, Hindari Risiko" di Kelurahan Purwodiningratan, Kota Surakarta.
Pinjaman online ilegal kerap menawarkan syarat mudah dan janji proses cepat tanpa melalui verifikasi ketat. Namun, risiko yang ditimbulkan sangatlah besar. "Bunga yang ditawarkan biasanya sangat tinggi, jauh di atas ketentuan yang diawasi OJK, dan metode penagihan mereka sering kali tidak beretika," ungkap salah satu peserta sosialisasi, Agus Santoso, yang pernah menjadi korban pinjaman online ilegal. Kerugian yang dialaminya menjadi pelajaran berharga untuk lebih selektif dalam memilih layanan keuangan.
Literasi Keuangan Sebagai Kunci
Kelurahan Purwodiningratan sendiri masih mencatatkan literasi keuangan yang tergolong rendah, sehingga masyarakatnya rentan terjerat dalam jerat-jerat pinjaman online ilegal. Melihat kondisi ini, kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan pada 22 Januari 2025 menjadi sebuah langkah proaktif yang tepat untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat.
"Kami ingin masyarakat lebih memahami perbedaan antara pinjaman online resmi dan ilegal. Kesadaran ini penting agar mereka tidak mudah terjebak dalam iming-iming yang merugikan," ujar salah satu mahasiswa KKN, Dwi Azi Prasetya, selaku kreator kegiatan ini. Sosialisasi ini banyak membahas tentang ciri-ciri pinjaman online ilegal yang harus diwaspadai.
Meningkatkan Kesadaran Lewat Edukasi
Dalam sosialisasi yang diadakan, masyarakat diperkenalkan dengan ciri khas dari pinjaman online ilegal. Salah satunya adalah penyedia layanan yang tidak terdaftar dan tidak diawasi oleh OJK. Hal ini merupakan indikator utama yang harus diperhatikan. Selain itu, pinjaman ilegal sering kali memiliki bunga dan denda yang tidak masuk akal, yang jauh melebihi ketentuan OJK.
Penyampaian materi dilakukan secara interaktif, melalui diskusi dan tanya jawab, agar masyarakat lebih mudah menyerap informasi. "Kami mencoba untuk membuat materi ini tidak hanya informatif, namun juga menarik, agar masyarakat dapat terlibat aktif dan lebih memahami," tambah Dwi.
Langkah Proaktif Menuju Keuangan Sehat
Melalui serangkaian edukasi yang diadakan, diharapkan masyarakat Purwodiningratan dapat lebih jeli dan bijak dalam memilih jasa keuangan digital yang beredar. Mahasiswa KKN juga membagikan beberapa tips praktis dalam memilih pinjaman online yang aman dan resmi, antara lain memastikan legalitas penyedia layanan di situs resmi OJK dan memahami secara rinci syarat serta ketentuan yang ditawarkan sebelum memutuskan untuk meminjam.
Di akhir acara, narasumber berpesan agar masyarakat tidak mudah tergiur oleh iming-iming pinjaman yang prosesnya terlalu mudah tanpa syarat, karena biasanya terdapat jebakan bunga tinggi yang akan membebani finansial. "Harapannya, melalui edukasi semacam ini, masyarakat Purwodiningratan menjadi lebih melek akan potensi risiko dari kehadiran pinjaman online ilegal. Kami dorong masyarakat agar selalu bijak dan cerdas dalam mengelola keuangan mereka," tutup Dwi.
Dengan rangkaian sosialisasi ini, Purwodiningratan menjadi contoh nyata upaya peningkatan literasi keuangan di era digital, dan masyarakat yang lebih terlindungi dari praktik-praktik pinjaman yang merugikan. Upaya ini diharapkan dapat diaplikasikan di wilayah lain yang mengalami permasalahan serupa, sehingga masyarakat Indonesia bisa lebih cerdas dan aman dalam bertransaksi di dunia digital.