JAKARTA - Sejarah tercipta bagi komunitas Indonesia di Jepang dengan pencapaian luar biasa dari Iyus, seorang Warga Negara Indonesia berusia 40 tahun. Iyus baru saja mengukir prestasi sebagai orang asing pertama yang diakui sebagai sopir bus wisata profesional di bawah program pekerja terampil khusus di Jepang. Ini terjadi setelah pemerintahan Jepang mengintegrasikan sektor transportasi jalan raya ke dalam kategori kualifikasi pekerja terampil khusus.
Iyus akan memulai perannya sebagai pengemudi bus wisata di Tokyo pada tahun fiskal mendatang, yang dimulai pada April. Iyus, yang sebelumnya telah mengalami tahapan seleksi ketat, termasuk uji kelayakan yang digelar Desember 2024, berhasil menjadi satu-satunya peserta yang lulus dalam kategori bus.
Pengakuan Pekerja Terampil di Jepang
Langkah Jepang untuk memperluas kategori Specified Skilled Worker No.1 yang kini meliputi sektor transportasi adalah bagian dari strategi negara itu dalam menangani tantangan demografis dan meningkatnya kebutuhan tenaga kerja. Undang-undang imigrasi dan kontrol baru yang disahkan tahun 2024 merupakan upaya pemerintah Jepang untuk mengakomodasi berbagai sektor industri yang kekurangan pekerja, dengan tujuan mendatangkan lebih banyak tenaga kerja asing untuk posisi yang memerlukan keterampilan khusus.
Dalam sebuah konferensi pers di kantor pusat grup perusahaan di Okayama pada Rabu (6/2), Iyus mengungkapkan rasa syukurnya, "Ini seperti mimpi yang menjadi kenyataan bahwa saya bisa menjadi pengemudi profesional. Saya ingin mengemudi dengan aman untuk memberikan layanan yang nyaman bagi pelanggan kami."
Sementara itu, Ogami Shinji, kepala unit bus dan kereta api Ryobi Group, mengatakan, "Iyus akan menyediakan layanan yang memenuhi kebutuhan wisatawan internasional karena Jepang melihat lonjakan jumlah pengunjung luar negeri." Kehadiran Iyus diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan, dengan menekankan standar keamanan dan kenyamanan transportasi di Jepang.
Dampak Peningkatan Jumlah Wisatawan di Jepang
Jepang telah mengalami lonjakan jumlah wisatawan asing dalam beberapa tahun terakhir. Penambahan tenaga sopir asing seperti Iyus tidak hanya menjawab tantangan akan kebutuhan tenaga profesional di sektor transportasi tetapi juga menunjukkan kemampuan Jepang untuk beradaptasi dengan dinamika global. Wisatawan menginginkan layanan transportasi yang tidak hanya efisien tapi juga ramah terhadap pengguna internasional.
Selain itu, kemajemukan dalam dunia kerja ini menunjukkan keberhasilan Jepang dalam merangkul keanekaragaman budaya di lingkungan kerja, yang semakin diperlukan di era globalisasi ini. Langkah penting ini menciptakan sinergi positif antara kebutuhan lokal Jepang dan keterampilan dari sumber daya manusia internasional.
Kepahlawanan Lima WNI di Jepang
Semangat kontribusi positif warga Indonesia di Jepang juga tercermin dalam tindakan heroik dari lima WNI yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan dari pemerintah Jepang. Kelimanya berhasil menyelamatkan seorang perempuan yang terjatuh ke sungai di Kota Yasu, Prefektur Shiga. Kejadian yang berlangsung pada 14 Oktober ini melibatkan Ahmad Jaelani (25), Anan Dwi Bintoro (26), Ariyo Santali (22), Ferdi JayaKusuma (25), dan Nur Fajri Agustian (25), yang bekerja di Pabrik Daihatsu Shiga.
Pada hari kejadian, lima pemuda ini sedang bersiap untuk memancing di dekat sungai ketika mereka mendengar teriakan dan suara jatuh ke air. Tanpa ragu, Ferdi, Ariyo, dan Ahmad terjun ke sungai untuk menyelamatkan wanita yang terjatuh, sementara Nur dan Anan memanggil bantuan dengan menggunakan aplikasi terjemahan untuk menghubungi layanan darurat.
Mengomentari peristiwa itu, salah satu dari mereka mengatakan, "Kami memanggilnya dalam bahasa Jepang, 'Apakah kamu merasakan sakit?', tetapi dia tidak dapat berbicara." Usaha cepat dan tanggap mereka menuai pujian dan apresiasi dari banyak pihak, termasuk pihak kepolisian Jepang. Penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Kantor Polisi Moriyama, Masaru Osuka.
Simbol Persatuan dan Kemajemukan
Apa yang dilakukan Iyus dan kelima WNI tersebut adalah contoh nyata bagaimana warga negara asing dapat memberikan kontribusi positif dan signifikan di negara lain. Sementara upaya Iyus membuka jalan bagi pengakuan tenaga kerja asing di sektor transportasi Jepang, tindakan para pemuda tersebut mencerminkan semangat kemanusiaan dan gotong-royong—nilai-nilai yang sangat dihormati oleh masyarakat Jepang.
"Ini adalah pengalaman yang ingin saya bagikan kepada keluarga saya di Indonesia," ujar Anan penuh haru setelah menerima penghargaan. Dalam pernyataan lainnya, Nur menambahkan, "Saya ingin terus saling membantu meskipun kami berasal dari negara yang berbeda."
Keberhasilan Iyus dalam menjadi sopir bus wisata dan tindakan heroik dari lima WNI lainnya menandai babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia dan Jepang, menunjukkan bahwa kolaborasi internasional tidak hanya memungkinkan namun juga bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. Dengan komitmen dan kerja sama lintas budaya, potensi kebaikan dan kesuksesan bersama dapat lebih ditingkatkan di masa depan.