JAKARTA – Puluhan warga Desa Cisangu, Kabupaten Lebak, mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lebak untuk menuntut solusi atas masalah banjir yang kerap melanda lahan sawah mereka. Banjir yang terjadi diduga merupakan akibat dari proyek pembangunan jalan tol oleh PT Wijaya Karya (WIKA).
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Senin (tanggal terkenal), warga Cisangu yang diwakili oleh kepala desa dan beberapa tokoh masyarakat, menyuarakan keluh kesah mereka di hadapan anggota DPRD. Mereka menuduh bahwa proyek tol yang dikerjakan PT WIKA telah merusak ekosistem pengairan dan membuat saluran irigasi tidak berfungsi optimal.
"Kami tidak anti pembangunan, tetapi kami minta keadilan," ucap salah satu warga, Ahmad, dengan penuh harapan. "Sawah-sawah kami terendam banjir setiap kali hujan datang, dan ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit."
Ahmad melanjutkan bahwa kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir, dan hingga kini belum ada solusi konkret dari pihak terkait maupun pemerintah daerah. Akibatnya, produktivitas pertanian menurun drastis dan mengancam ketahanan pangan lokal. Hal ini tentunya menambah kekhawatiran di kalangan petani yang mengandalkan hasil sawah sebagai sumber penghidupan utama.
Ketua DPRD Lebak, Asep Supriatna, menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengadakan audiensi dengan perusahaan terkait untuk mencari solusi yang terbaik. "Kami mengerti betapa pentingnya keberadaan proyek tol bagi pengembangan infrastruktur daerah, tetapi hak-hak warga juga harus diutamakan. Kami akan memanggil pihak PT WIKA untuk berdialog dan mencari solusi adil bagi semua pihak," tegas Asep Supriatna dalam konferensi pers setelah pertemuan.
Sementara itu, perwakilan PT WIKA belum memberikan tanggapan resmi mengenai keluhan warga ini. Namun, dalam kesempatan sebelumnya, juru bicara perusahaan menyatakan, "PT WIKA berkomitmen untuk memenuhi semua persyaratan lingkungan dan berupaya meminimalisasi dampak negatif dari proyek-proyek kami."
Pemerintah Kabupaten Lebak juga didesak warga untuk turun tangan menyelesaikan masalah ini. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Ibu Nurhayati, berjanji akan segera melakukan pengecekan di lapangan. "Kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan bahwa saluran irigasi berfungsi dan mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah banjir," katanya.
Sejumlah langkah darurat telah diajukan warga, termasuk perbaikan sementara saluran irigasi dan penyediaan pompa air untuk mengurangi genangan. Namun, warga menekankan perlunya tindakan jangka panjang agar masalah ini tidak terus berulang setiap musim penghujan datang.
Kejadian ini menyoroti kesenjangan antara pembangunan infrastruktur berskala besar dan kebutuhan masyarakat lokal. Diharapkan, dengan kolaborasi semua pihak, jalan keluar yang menguntungkan berbagai pihak dapat segera tercapai, sehingga aktivitas pertanian dan proyek infrastruktur dapat berjalan berdampingan tanpa saling merugikan.